Confusion

70 13 0
                                    

Jung Minji tidak mengingat dengan pasti sudah berapa lama ia berdiri disana, di ruang direktur utama dan menatap keluar jendela besar yang menawarkan pemandangan kota Seoul yang sudah dipadati lalu lalang kendaraan di pagi yang cerah.

Pukul sepuluh pagi, ia mendapati matahari mulai memantulkan sinar di wajahnya, namun tak kunjung membuatnya beranjak dari posisinya semula.

Park In Ha yang semula sibuk dengan tumpukan pekerjaan di meja kantornya, terdistraksi sesaat untuk melirik ke arah perempuan yang resmi menjadi tangan kanannya itu.

"Kau terlihat sangat terpukul dengan kepergian saudari kembarmu, huh?" Rupanya sang CEO AIK Corp menyadari bahwa tatapan Minji sedari tadi kosong.

"Hah, apa?" Tersentak, Minji pun buru-buru memasang senyum sumringah di wajah. "Terpukul? Tentu saja tidak. Aku malah merasa lega karena bisa membalaskan rasa sakit hati yang selama ini kupendam."

Park In Ha tertawa samar. Tubuhnya yang semula tegak, ia longgarkan dengan membiarkan punggungnya beristirahat di bantalan kursi kerjanya yang empuk. "Syukurlah kalau begitu. Aku tidak menyangka kalau segalanya akan begitu mudah."

Minji menghela nafas panjang sebelum kedua kakinya yang dibungkus heels melangkah menjauhi jendela. Ia kemudian mencoba menyamankan diri di kursi yang berseberangan dengan sang bos. "Lalu bagaimana denganmu? Kau pasti merasa sedih karena kehilangan putra tersayangmu, huh?"

Sebelah alis Park In Ha terangkat dan sedetik kemudian, tawa pecah dari mulutnya. "Kau bercanda? Aku adalah orang pertama yang merayakan kematian anak haram itu."

'Anak haram?'

Minji dengan seksama membaca raut wajah lelaki yang masih terlihat awet muda di usianya yang setahun lagi mencapai angka lima puluh tersebut.

Ingatannya kembali ke masa lalu saat dirinya sempat bekerja dengan Park In Ha sepuluh tahun silam sebagai bagian dari tim mata-mata, saat sang bos masih menjadi bagian dari HD Corporation.

Waktu itu, Tuan Park Ha, ayah kandung Park In Ha masih menjabat sebagai CEO utama. Hampir setiap hari, keduanya selalu bertengkar karena berseberangan pendapat. Tidak hanya beradu argumen, Tuan Park yang memiliki sabuk hitam karate dan memenangkan berbagai kompetisi beladiri- tidak segan beradu fisik dengan putra kandungnya.

Hingga saat Park In Ha memutuskan untuk keluar dari HD Corporation, Minji juga ikut mengundurkan diri dan sejak saat itu ia mulai bekerja sebagai freelancer.

Mantan bosnya itu sempat memberinya tawaran untuk bergabung dengan perusahaan mandiri yang ia baru bangun yaitu AIK Corp. Namun, waktu itu Minji menolak karena merasa jenuh bekerja di bawah kepemimpinan orang lain.

Padahal sebenarnya, ia juga tengah disibukkan merawat dan membantu pemulihan sang kakak, Jung Eunji, yang terpaksa kehilangan ingatan pasca kecelakaan yang dialami.

Sampai pada tiga bulan lalu saat Minji mendengar berita Tuan Park telah berpulang, ia mengira kalau Park In Ha akan menerima warisan dari sang ayah untuk melanjutkan kepemimpinan di HD Corporation.

Namun, rupanya ia salah besar. Park Ha secara mengejutkan telah mempersiapkan seorang bocah untuk mengisi kekosongan yang ia tinggalkan. Yang lebih mengejutkan, penggantinya adalah Kim Seok Jin, anak dari hasil pernikahan singkat Park In Ha dengan wanita bernama Kim Yu Wol.

Tapi ada yang menggelitik pikiran Minji pagi itu setelah mendengar pernyataan sang bos. Wajar kalau Park In Ha benci pada Jin karena warisan jatuh ke tangan sang bocah.

'Tapi, kenapa barusan dia mengatakan kalau Jin adalah anak haramnya? Bukankah ia dan Kim Yu Wol berpisah saat sang istri hamil besar? Tidak mungkin kalau bayi yang saat itu dikandung bukanlah Kim Seok Jin...'

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang