Setelah menghabiskan lebih dari 14 jam penerbangan yang melelahkan, Eunji merasa bahwa membuat laporan ke Hoseok yang sedang berada di markas militer tentang kedatangan mereka adalah jalan terbaik untuk saat ini. Ia dan Jin memang sangat lelah terlebih hari sudah malam lagi, namun menutup hari dengan mendengar laporan terbaru tentang misi mereka bukanlah hal buruk. Sayangnya, hasilnya tidak sebaik harapan.
Biasanya, Eunji yang bertugas menyampaikan laporan ke Jin, akan mensortirnya sebelum sampai ke tangan sang bos. Namun kali ini tak dapat ia lakukan karena Jin sudah mendengar dengan telinganya langsung tentang jumlah korban dari hasil penyerangan musuh mereka kemarin.
Jin yang sesungguhnya tidak menginginkan terjadinya perang terbuka ini, tentu saja merasa syok sekaligus terpukul. Namun, di dalam hatinya, ia mencoba meyakinkan diri kalau semua ini ia lakukan nantinya untuk kebaikan bersama.
Sialnya lagi, pertemuan mereka dengan Hoseok terjadi di tenda pengobatan, tempat yang sebenarnya paling tidak ingin Jin kunjungi. Ia biasanya selalu menjaga jarak dengan tim keamanan dan tim elit khusus perusahaannya, karena sebagai seorang atasan, Jin harus menjaga wibawa. Jadi saat melewati lorong yang dipenuhi para prajurit yang sedang merawat luka mereka -dari yang ringan hingga yang berat, Jin tidak dapat menghindari tatapan mengintimidasi mereka. Keadaan semakin tidak kondusif karena kurangnya tenaga medis akibat jumlah prajurit dan karyawan yang turut terkena imbas penyerangan AIK Corp kemarin. Aroma darah begitu kentara tercium, namun selain sudah cukup familiar dengan aroma tersebut, Jin harus tetap terlihat tenang dan memakai topeng terbaiknya.
"Dia disana," Eunji yang berjalan di depan Jin, menunjuk ke arah yang tak jauh dari mereka.
Keduanya pun mempercepat langkah mereka untuk menghampiri tempat Hoseok sedang duduk. Pimpinan tim keamanan itu terlihat sedang menerima pengobatan dari luka-luka yang didapatnya, dan Eunji diam-diam bersyukur karena terlihat tidak berat.
"Kau terkena tembakan?" tebak Eunji karena darah segar nampak membasahi perban yang membebat lengan kanan kawannya. "Syukurlah tembakannya tidak dalam dan tidak mengenai tulangmu."
Hoseok mengangguk sebagai respons dan mendengar Eunji meminta pada paramedis untuk mengganti lagi perbannya dengan yang baru. Karena kehadiran sang bos besar, Hoseok berusaha menjaga ekspresinya walaupun sebenarnya sedang menahan sakit. Di sisi lain, ia juga sebenarnya merasa malu karena Jin dan Eunji mendapatinya dalam kondisi menyedihkan seperti sekarang. Hoseok sempat menyalahkan diri sebagai penyebab terjadinya serangan tersebut, walau ia sudah berusaha keras untuk mencegah semuanya terjadi.
"Aku terkejut karena kalian berdua jauh-jauh terbang kemari," ujar Hoseok dengan suara kecil.
Eunji dapat merasakan ada penyesalan dalam nada suara Hoseok, namun ia merasa sangat bersyukur karena kawannya itu bisa selamat dan masih hidup seperti sekarang. Ia kemudian menoleh ke belakang untuk mengecek keadaan Jin yang sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Wajah Jin terlihat sedikit pucat, dan Eunji merasa bahwa sang bos pasti tidak nyaman karena mendengar jeritan kesakitan dan melihat darah dimana-mana.
"Jika kau masih merasa sakit untuk memberikan kami laporan-"
"Tidak, aku baik-baik saja. Aku lebih khawatir pada kondisi teman-teman lain," potong Hoseok cepat. "Semuanya terjadi begitu cepat. Mereka menyerang pada tengah malam, di saat kami lengah."
Eunji mendengarkan dengan sesekali mencuri pandang ke arah Jin, diam-diam mengamati ekspresi sang lelaki. Ekspresinya masih kosong, tapi ia tetap menyimak ucapan yang terlontar dari mulut Hoseok. 'Apa ada yang salah dengannya...? Aku benar-benar tidak bisa menebak isi pikirannya,' gumam Eunji sembari kembali terfokus pada Hoseok.
"Kami semua padahal sudah berjaga sepanjang hari... dan tidak ada tanda-tanda apapun. Tapi rupanya mereka menunggu sampai kami benar-benar lengah," Hoseok menggelengkan kepala. "Sebelum kami siap, mereka melancarkan serangan dari berbagai penjuru. Serangan udara paling parah menghancurkan markas, peluru dan bazooka dikirim menggunakan helikopter dan berjatuhan dimana-mana. Mereka nampaknya sengaja ingin membunuh prajurit kita sebanyak-banyaknya, supaya bisa melemahkan pertahanan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
JIN's Bodyguard
FantasiHubungan profesional bercampur romansa pelik antara Kim Seok-jin, seorang CEO ambisius yang meyakini dirinya memiliki kepribadian ganda dan sang bodyguard yang berhati dingin. Ranking: #1 in Seokjin