An Assasin or an Escort?

51 12 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Author meminjam nama dan foto idol bersangkutan untuk hiburan semata
✨️✨️✨️

Kehilangan beberapa pasukan dari tim elit khusus dan cedera parahnya sang ketua tim membuat AIK Corporation cukup terpukul, termasuk Jung Minji. Sebagai tangan kanan Park In Ha, ia jadi orang pertama yang mendapat kabar dari Kim Nam Joon.

'Patah tulang selangka, tempurung kaki retak dan perdarahan ringan di kepala. Malang sekali nasibmu, Joon,' Minji menggeleng ketika membaca laporan kesehatan yang masuk melalui surel di ponselnya. Beruntung dengan cedera cukup parah tersebut, Namjoon masih sanggup melarikan diri sebelum pihak musuh bisa menangkapnya.

Walaupun turut berduka atas musibah yang diterima rekan kerjanya, tawa menggelitik tak sanggup ia tahan ketika mengetahui Jung Eunji mampu menaklukkan orang sekuat Namjoon seorang diri.

'Kau memang hebat saudariku,' Minji mengulum senyum sebelum membubuhkan lipstick merah di bibir.

Saat ini ia sedang duduk di lobi perusahaan dan memperhatikan kalau di pintu masuk sudah berkumpul belasan wartawan yang menunggu sang bos untuk diwawancara.

Ketegangan yang kemarin terjadi di markas HD Corporation di Praha memang cukup menggemparkan dunia. Terlebih aksi yang dicap terorisme itu membuat pabrik mereka disana harus ditutup sementara untuk kepentingan investigasi. Walaupun harus kehilangan beberapa orang, Park In Ha menganggap itu harga yang harus dibayar agar pihak berwajib tidak mencurigai mereka dan menutup kasus tersebut.

Tak lama kemudian, Minji bisa mendengar derap langkah kaki berat mendekat ke arahnya. Begitu menoleh, ia mendapati sosok pria yang terlihat masih cukup muda di usianya yang ke-50 tahun, kini sudah berdiri di sampingnya.

"Cepat selesaikan ini dan kita harus segera berangkat ke gedung LW Convention," dengan nada tegas dan ekspresi kaku seperti biasa, Minji bisa menebak kalau suasana hati sang bos kurang begitu baik hari ini.

Park In Ha sebenarnya sangat tidak menyukai berada di layar utama dan menjadi pusat perhatian. Namun karena ini salah satu jalan terbaik untuk memenangkan pertarungan mental melawan putranya, ia terpaksa melakukannya.

"Baiklah, ayo kita mulai," Minji yang hari itu mengenakan blouse terusan formal warna merah marun, berbelahan dada rendah dan memamerkan lekukan tubuhnya, dengan percaya diri berjalan di atas heels setinggi sepuluh centimeter ke arah pintu utama. Di belakangnya, Park In Ha terlihat mengikutinya.

Begitu pintu transparan dibuka, belasan wartawan yang sudah menunggu sumber informan untuk oplah mereka dengan segera berkumpul mengitari keduanya.

"Bagaimana komentar anda tentang penyerangan yang terjadi di pabrik HD Corp di Praha kemarin?"

"Menurut AIK Corp, siapa dalang dari penyerangan ini? Benarkah terorisme?"

"Siang ini ada rapat dengan para petinggi beberapa produsen kendaraan lain di seluruh Asia. Apa rencana AIK Corporation?"

Beberapa microphone, alat perekam suara dan camcorder sudah ditodong tepat di depan wajah Park In Ha, membuatnya semakin tak bisa menutupi ketidaksenangannya dengan situasi seperti sekarang.

"Tolong tanyakan satu per satu dan jangan berdesakan ya," Ia baru bisa bernafas lega saat Jung Minji yang berada di sampingnya, membuka mulut. Dilihatnya wanita yang menjadi orang kepercayaannya itu dengan sabar dan sedikit flirty, memberikan penjelasan dari tiap pertanyaan yang disodorkan.

Tak lama, sebuah mobil sedan hitam parkir tepat di depan lobi sehingga membuat Park In Ha terdistraksi. Ia segera menghentikan Minji yang sedang meladeni para wartawan dengan menyentuh pundaknya.

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang