Another Kiss

79 13 1
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Author meminjam nama dan foto idol bersangkutan untuk hiburan semata
✨️✨️✨️

Masih satu setengah jam sebelum undangan musikal berlangsung, namun Jung Eunji sudah menjejakkan kakinya di lobi perusahaan tempatnya bekerja.

Di waktu seperti sekarang, kantor yang besarnya seperti hotel bintang lima itu sudah nyaris sepi, hanya menyisakan beberapa orang petugas keamanan maupun staf produksi yang masih harus menyelesaikan proyek ambisius sang CEO.

Tinggal beberapa langkah lagi mencapai pintu masuk yang bisa terbuka dan tertutup otomatis, langkah Eunji terhenti karena ada sebuah mobil sedan mewah terparkir di depan lobi. Tak berapa lama kemudian, pintu utama terbuka menampakkan perempuan familiar yang memasang ekspresi sumringah di wajah.

Eunji mengenalinya sebagai sekretaris Jin, dan wanita itu pun turut menghentikan langkah sesaat untuk memberi salam pada bodyguard sang bos.

"Selamat sore, nona Jung. Saya permisi pulang," ucapnya sembari membungkukkan badan.

Eunji mencuri pandang ke arah mobil mewah yang masih terparkir tak jauh dari mereka mengobrol, dan dilihatnya seorang laki-laki muda keluar dari sana sambil membawa sebuket mawar merah muda yang begitu cantik dan segar. Tak luput, Eunji bisa menangkap senyum sumringah yang sama dari wajah pria itu, persis seperti yang sedang dikenakan sekretaris Jin.

"Kalian akan pergi kencan?" Tanya Eunji. Ia memang tak seharusnya menanyakan itu, karena hal tersebut bagian dari privasi. Tapi, sisi hatinya sedikit tergelitik melihat pemandangan hangat itu.

"Ah, i-iya begitulah," sang sekretaris tertawa canggung sebelum sekali lagi ia membungkuk dan berlalu untuk menghampiri lelaki pujaan yang telah menjemputnya.

Sekali lagi Eunji menggunakan kesempatan untuk memperhatikan pasangan yang sedang di mabuk asmara itu. Ujung bibirnya tak bisa menahan untuk tersenyum getir, karena semampu yang otaknya bisa mengingat kembali, ia sudah sangat lama tak merasakan perasaan canggung namun sangat menyenangkan ketika mendapatkan hadiah sebuket bunga saat berkencan.

"Sudah lama sekali, huh?" Ia menghela nafas kasar seraya menertawakan dirinya sendiri, sebelum masuk ke dalam gedung perkantoran mewah itu.

***

"Sial, kenapa susah sekali," sebuah gerutuan keluar dari mulut seorang pria tinggi berbahu lebar yang sedang berdiri tepat di depan cermin besar. Ia nampak kesulitan merangkai dasi kupu-kupu di leher.

Jin kemudian mendengkus dan memikirkan apa dirinya masih sempat membatalkan undangan untuk hadir di drama musikal yang diberikan oleh salah satu klien terbesar perusahaannya itu. Namun tentu saja ia tak bisa melakukannya demi profesionalisme.

"Kalau saja dia bukan pemegang saham terbesar disini, aku tidak akan berpikir dua kali untuk menolak menghadiri acara bodoh ini," ia kembali menggerutu sambil melepas simpul di lehernya yang gagal.

Jin segera berangkat ke kantor dari mansionnya ketika ia selesai memakai tuxedo. Jin memang mengatur janji berangkat bersama dengan sang bodyguard dari kantor, karena ia sudah memesan sebuah limousine yang nantinya akan mengantar mereka ke lokasi.

Sambil melihat penampilannya di cermin, Jin turut membayangkan akan selama apa dirinya harus berada di tengah-tengah keramaian. Acara berkumpul dengan para petinggi seperti ini tidak pernah masuk ke dalam agenda favorite bagi introvert seperti dirinya.

'Cuma semalam saja Jin... Walaupun pertemuan ini nantinya tidak mendatangkan benefit apapun, setidaknya gunakan kesempatan ini untuk sejenak melupakan segala kekacauan yang tengah terjadi,' bisiknya pada diri sendiri.

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang