Concern

59 12 0
                                    

Setelah dua malam dirawat di rumah sakit, Jin dan Eunji akhirnya dinyatakan pulih. Keduanya langsung kembali ke negara mereka dan langsung bertolak menuju HD Corporation untuk membereskan masalah yang ada.

Jin begitu murka karena niat mereka untuk menuntut Park In Ha atas pembajakan tempo hari berbuah nihil. AIK Corporation berhasil melenyapkan segala barang bukti, bahkan menukar kotak hitam asli dengan yang palsu, sehingga pihak berwajib menganggapnya murni sebagai kecelakaan.

Jin semakin marah ketika ia mendapat laporan bahwa para pekerja baru yang digunakan untuk mem-back-up para pegawai mereka yang masuk rumah sakit akibat serangan beberapa hari lalu, bekerja lebih lambat karena kurang pengalaman sehingga tanggal deadline harus mundur dari yang semula ditentukan.

Jin pun memutuskan memperpanjang waktu lembur para pekerja tanpa memberi mereka libur hingga target mereka terpenuhi. Ia bahkan tegas akan memecat siapa saja yang tidak mematuhinya.

Untuk membalas perbuatan AIK Corp, ia juga memerintahkan serangan balasan ke markas musuh, agar mereka tahu kekuatan HD Corp tidak dapat dipandang sebelah mata.

Tidak ingin hanya berdiam diri, Eunji yang melihat ketegangan ini meminta ijin pada sang atasan untuk ikut terjun ke medan perang. Jin mengabulkan dan membiarkan sang bodyguard membantu mengawasi tim produksi agar pekerjaan mereka lebih terorganisir. Eunji bahkan turut berjaga bersama Hoseok dan pasukannya bergantian setiap hari.

Dan saat persiapan matang, di hari keempat, dengan dipimpin langsung olehnya, Eunji melakukan serangan ke markas keamanan AIK Corp dimana dirinya harus menghadapi pasukan keamanan Park In Ha yang dikomandoi Kim Nam Joon.

Eunji benar-benar menggunakan waktunya selama berjauhan dari Jin. Sebenarnya ia memang membutuhkan waktu untuk menelaah semua yang telah sang bos ceritakan padanya saat mereka dirawat di rumah sakit. Segala sesuatu mulai dari penculikan ibu Jin oleh sindikat mafia misterius, didikan tangan besi yang diterima dari sang kakek setelah kepergian ibundanya, hingga kepribadian ganda yang diidap Jin.

Untuk hal terakhir, Eunji tidak berpikir kalau itu adalah hal yang serius. Ia pernah bertemu orang yang mengaku berkepribadian serupa dan sepengalamannya, tidak ada yang harus terlalu dikhawatirkan.

Eunji yang selama itu hanya memberi laporan via telepon atau chat dan tidak pernah mendatangi ruangan CEO-nya secara langsung karena kesibukannya di luar yang mengharuskannya bahkan menginap di mess karyawan.

Eunji akhirnya tiba di depan pintu kokoh yang akan segera menghubungkannya dengan ruangan tempat Jin berada begitu itu terbuka. Setelah menempelkan ibu jarinya di tempat sidik jari, Eunji melakukan stretching ringan di leher dan pundaknya yang terasa pegal, sekaligus mempersiapkan diri kalau-kalau dirinya akan menerima omelan dari sang bos.

Begitu suara 'klik' terdengar, Eunji menghela nafas panjang sebelum mendorong pintu itu ke dalam. Didapatinya ruangan itu minim pencahayaan, terlebih langit di luar disana telah gelap.

Walau dengan cahaya temaram, manik Eunji bisa melihat sosok berpundak lebar sedang duduk bertopang dagu di kursi kebesarannya. Ia pun memasang wajah datar yang menjadi andalannya, sebelum sepasang kakinya yang dibungkus heels, melangkah dengan percaya diri mendekati meja sang bos.

"Kau terlambat," suara nasal familiar menyambutnya begitu langkahnya mencapai tujuan.

"Aku tahu," jawab Eunji setenang mungkin, tidak berniat untuk melawan. "Aku kemari untuk memberikan laporan pekerjaanku selama seminggu terakhir. Kau ingin mengeceknya sekarang atau kita bahas saat meeting besok pagi?"

Eunji menyadari kalau waktu sekarang sudah melewati pukul tujuh malam dan ia sudah sangat merindukan tempat tidur nyamannya setelah ditinggalkan berhari-hari.

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang