Tipsy

52 10 1
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama dan foto idol bersangkutan untuk hiburan semata
✨️✨️✨️

Botol keempat.

Jin sudah menghabiskan tiga perempat isinya di malam yang terasa sangat dingin dan panjang itu. Di dalam ruang kantor yang luasnya nyaris setengah ukuran lobi utama, dirinya duduk seorang diri di kursi kebesarannya yang nyaman.

Sepanjang meneguk isi cairan dari gelas kaca, manik Jin tetap terpaku pada benda elektronik berlayar datar yang terpasang tak jauh dari tempatnya duduk. Ia menonton berbagai acara berita yang kesemuanya nyaris menjadikannya sebagai headline. Walau berbeda stasiun televisi, isinya kompak mencapnya sebagai seorang penjahat.

Jin bukan tipe orang yang suka menonton acara televisi atau sejenisnya, ia biasanya tidak terlalu memperdulikan itu. Namun, ia tergelitik untuk mencari tahu karena efek pemberitaan akhir-akhir ini semakin kencang. Ia yang awalnya tak terganggu, mulai merasakan impact yang cukup membuat kestabilan mentalnya dipertanyakan.

Belum lagi kejadian yang baru saja terjadi subuh tadi di salah satu pabriknya di Eropa Timur. Selain membuat pabriknya terbakar, pihak musuh turut menyerang tim keamanan mereka sehingga timbul belasan korban, mulai dari yang luka-luka hingga meregang nyawa. Sayang, pihak musuh yang masih selamat, bisa melarikan diri sehingga HD Corp tidak punya bukti kuat untuk menangkap pelaku utama dan polisi resmi menyebutnya sebagai serangan teroris.

Walaupun disini pihak HD Corp yang telah dirugikan, toh masyarakat tetap tidak berpihak pada mereka. Publik masih menyalahkan Jin dan menganggap serangan itu adalah akibat dari ketamakannya. Mereka sudah menganggapnya sebagai pemeran antagonis, sementara Park In Ha berhasil membuat publik percaya bahwa dirinya adalah seorang penyelamat, yang bisa menghentikan Jin.

Gelas sudah kosong dan Jin sudah akan menuangkan sisa bir dari botol terakhirnya, saat telinganya mendengar suara 'beep' yang sedari tadi dinantinya.

Seraya meneguk minumannya untuk membasahi kerongkongan, Jin melihat pintu besar di hadapannya terbuka lebar menampakkan sesosok wanita ramping mengenakan jumpsuit putih yang memamerkan sepasang pahanya yang mulus, berjalan penuh percaya diri ke arahnya.

Wanita itu langsung menempati kursi kosong di hadapan sang bos. Sebelum mengucap sepatah kata, ia menyadari bahwa Jin tengah menonton pemberitaan tentang dirinya di televisi. Ia pun segera meraih remote control dan berniat mematikan, namun suara berat di seberang menginterupsi.

"Tidak ada bedanya. Walau kau matikan pun pemberitaan di luar sana sudah sangat massive," ucap Jin sembari menaruh gelas kosongnya kembali ke atas meja.

Manik Eunji bergeser ke arah suara sebelum senyum sinis terbingkai di wajah. "Karena tidak ada bedanya lah kita sebaiknya tidak membiarkan gangguan ini mendistraksi waktu berharga kita," segera setelah mengatakannya, Eunji menekan tombol power di remote control.

Jin menghela nafas sebelum merebahkan punggungnya di sandaran kursi. "Bagaimana perjalananmu? Aku jadi harus menunggumu sampai selarut ini karena kau tidak kembali tepat waktu."

Eunji sudah kembali membiarkan tatapannya terfokus pada satu-satunya lawan bicara. "Ada sedikit adu mulut dengan Jeon Jungkook dan pertempuran dengan pimpinan penyerang dari AIK Corp," jelasnya dengan nada datar. "Coba saja kau mau menungguku lebih lama. Aku bisa bawa Kim Namjoon ke kantor polisi sehingga kelicikan mereka yang coba memanipulasi keadaan akan terbongkar."

"Jadi, sekarang kau juga menyalahkanku?" Sebelah alis tebal Jin naik.

Eunji hanya mengedikkan bahu. Dalam kondisinya yang lelah sehabis menempuh perjalanan jauh, ditambah ia bisa membaca mood tak cukup baik dari sang bos, ia tidak ingin memperkeruh suasana. "Atas peristiwa kebakaran dan penyerangan tadi, pabrik di Praha harus ditutup sementara. Semoga investigasi berjalan lancar."

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang