Cerita ini fiksi belaka. Author hanya meminjam nama dan foto idol bersangkutan untuk hiburan semata
✨️✨️✨️Perasaan yang tidak dapat ditafsirkan membebani pikiran Jin. Dadanya terasa sesak dan ia kesulitan menelan ludahnya sendiri.
Walaupun belum sepenuhnya sadar, sesuatu masih terngiang dalam benak Jin yang membuatnya dirinya ketakutan dan putus asa. Jin tidak ingin terbangun, ia masih merasa kelelahan teramat sangat, sama seperti saat ia menenggak obat penenang hanya untuk membantu membuatnya tertidur tiga jam saja setiap harinya.
Sayangnya, keinginan untuk menutup mata lebih lama tidak dapat berlanjut, karena ada sesuatu yang memaksanya untuk tersadar.
Lantunan senandung merdu tiba-tiba saja menyapa indera pendengarannya, dan membawa Jin kembali ke dunia nyata. Dengan canggung, ia membuka mata perlahan untuk disambut cahaya terang yang menelusup dari tirai yang sedikit tersibak, sehingga membuat maniknya kembali menyipit.
Setelah merasa lebih siap, Jin kembali mencoba membukanya dan segera menyadari bahwa ia tidak sedang berada di kamarnya. Ia berada di suatu tempat- lebih tepatnya sebuah kamar, yang masih sangat asing baginya.
Hampir panik, lantunan senandung terdengar lagi dan entah mengapa bisa membuat Jin merasa tenang kembali. Iris hitam kecokelatannya bergerak ke kiri dan kanan, memperhatikan ukuran kamar beserta perabotannya. Dibanding kamarnya, kamar tempatnya terbangun berukuran lebih kecil. Perabotannya pun memang tak terkesan feminim, namun Jin tahu kalau itu adalah kamar wanita. Dan aroma yang tercium membangkitkan ingatan Jin tentang seseorang yang sudah sangat familiar dengannya.
Jin mencoba mengingat kenapa ia bisa berakhir di tempat itu. Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang enggan memikirkan alasan tersebut dan memilih untuk menikmati momen saat ini.
Suara pintu yang terbuka dengan hati-hati seketika membuat Jin memejamkan matanya kembali. Ia sendiri tak paham kenapa ia harus berpura-pura masih tidur, sementara telinganya kini lebih jelas menangkap suara senandung tadi, karena sang pemilik suara sekaligus pemilik ruangan, sudah masuk ke dalam kamar.
Jin yang penasaran, membuka sedikit matanya agar bisa mengintip. 'Eunji...' gumamnya bersamaan dengan degup jantungnya yang mendadak lebih kencang. 'Jadi, ini kamarnya...?'
Perempuan berambut cokelat itu dilihatnya menanggalkan handuk piyamanya ke lantai, sementara sosoknya yang kini hanya mengenakan pakaian dalam berwarna nude, berjalan dengan santai ke arah lemari pakaian dan dengan cepat mengambil sepasang celana jeans biru tua dari dalam.
Jin yang diam-diam disuguhkan pemandangan itu, sebenarnya ingin membuang muka untuk memberi sang wanita privasi, tapi ada sebuah urgensi yang membuatnya ingin menikmati kegiatan simpel yang dilakukan sang wanita seperti saat ini.
Eunji menarik celana jeans hingga setinggi pinggulnya, sama seperti wanita normal lain lakukan. Ia juga mulai mengancing blouse merah muda dengan motif garis vertikal, kegiatan normal yang biasa dilakukan orang lain. Namun entah mengapa, kegiatan simpel itu sanggup membuat Jin bahagia.
Selesai berpakaian, Eunji berjalan perlahan menuju meja rias dan mulai menyisir rambut cokelatnya yang sudah semakin panjang, sebelum ia mengikatnya seperti ekor kuda. Tak lupa, ia juga membubuhkan lipstick berwarna merah ke bibirnya. Di saat itulah, Jin melihat ada perban membungkus jari telunjuknya.
Hati Jin seketika terasa ngilu karena di saat bersamaan, ingatan tentang kejadian kemarin menghantuinya. Perasaan ketika taring tajamnya menembus jemari sang wanita dan suara jeritan kesakitan dari mulutnya, seketika membuat Jin bergidik ngeri.
'Eunji... apa yang telah kuperbuat padamu...?' Gumamnya tanpa menyadari ia mengeluarkan desahan berat dari mulutnya.
"Kau akhirnya bangun..." suara Eunji memenuhi ruangan. Terdengar tenang seperti tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIN's Bodyguard
FantasiHubungan profesional bercampur romansa pelik antara Kim Seok-jin, seorang CEO ambisius yang meyakini dirinya memiliki kepribadian ganda dan sang bodyguard yang berhati dingin. Ranking: #1 in Seokjin