The Game

35 8 0
                                    

Beberapa hari terakhir menjadi hari yang berat bagi AIK Corporation. Segera setelah CEO mereka membuat rencana baru, para pekerja harus bekerja siang dan malam mencapai target yang dibebankan pada mereka. Hal ini seakan menjadi hukuman dari rentetan kegagalan yang terjadi, sekaligus menjadi ajang pembuktian kinerja mereka pada perusahaan. Keadaan memang menjadi semakin menegangkan dan semua orang penasaran tentang hasil akhirnya.

Kondisi itu turut mempengaruhi Jung Minji. Biasanya saat ia mengunjungi lokasi dengan suhu lebih panas, perempuan berambut pirang itu akan memanfaatkan kesempatan untuk berjemur di pantai sambil menikmati minuman cocktail favoritenya. Namun, kali ini ia mendapati dirinya sedang berada di tempat penampungan yang sangat gersang bersama para bawahannya.

Cuaca yang begitu terik ditambah sinar matahari yang memanggang kulit, seharusnya tidak mengherankan karena saat ini mereka berada di sebuah padang gurun yang gersang. Ia dan timnya rupanya diberi tugas untuk membangun lokasi pertahanan disana tanpa alasan yang tidak diketahui.

Minji mendengkus karena gerah sambil berdiri di tenda tim keamanan sekalian berteduh. Tak lama kemudian, ia mencari tempat untuk duduk sambil mengipasi wajahnya dengan selembar peta di tangannya. Ia sebenarnya sedang diberi tugas untuk me-review lokasi-lokasi yang sudah ditandai, namun karena tidak mengetahui tujuan jelas dari pekerjaan tersebut, Minji memutuskan untuk menundanya.

Park In Ha memang suka membuat rencana misterius dan Minji berharap bisa melacak motif tersembunyinya, walau bungkam adalah jalan terbaik.

Tidak jauh dari tenda tempatnya berteduh, Minji mendengar suara raungan mobil yang mendekat. Ketika mengintip keluar dan mendapati sosok yang datang, ia segera mendecakkan lidah dengan kesal. Minji sesungguhnya sedang malas bertemu dengan orang tersebut karena mereka pasti akan berkonfrontasi.

"Sial, hari ini panas sekali!" Suara serak keluar dari mulut pria yang baru saja turun dari dalam mobil. Setelah menurunkan tas berisi persenjataan api yang segera diamankan oleh anggota tim lain, pria itu mengusap keringat di pelipisnya lalu memasuki tenda.

Selagi ia mencari dispenser untuk menghilangkan dahaga, manik pria itu menangkap sosok familiar yang tampak memasang ekspresi tak bersahabat. Begitu menghabiskan dua gelas air, lelaki itu pun dengan percaya diri mendekati Minji dan duduk di seberangnya.

"Ada masalah, tuan puteri?" Tanya Namjoon. "Tampaknya kau tidak suka berada di tempat sepanas ini."

Namjoon bisa melihat gaya busana Minji yang biasanya selalu terbuka, kini mendadak sangat drastis berubah. Minji mengenakan seragam biru tua tim keamanan AIK Corp yang menutupi sebagian besar tubuhnya. Ia tentu saja tidak mau sinar matahari membakar kulitnya yang putih.

"Jangan mengurus hal yang bukan urusanmu dan katakan saja apa yang kau temukan!" Jawab Minji sambil mendengkus. "Lebih cepat kita tahu tujuan kita dikirim kemari, lebih cepat juga kita bisa meninggalkan tempat terkutuk ini."

Namjoon tertawa sesaat karena merasa senang bisa memancing emosi lawan bicaranya. "Bersabarlah sedikit lagi. Berikan bos sedikit waktu, dan aku yakin dia akan segera memberitahu rencananya."

Minji berhenti mengipasi dirinya untuk memelototi Namjoon. "Bersabar katamu? Dia meminta kita melakukan operasi ini tanpa memberitahu rencana dan tujuannya sama sekali. Bukankah ini aneh?"

"Jangan menyalahkanku. Aku hanya menuruti perintah," Namjoon mengangkat bahu. "Saranku, lebih baik kau tanyakan langsung pada Park In Ha saat dia kembali dari gedung tua itu."

"Kau meninggalkannya sendirian disana?" Minji menganga tak percaya. "Apa yang dilakukannya disana?"

"Mana kutahu?!" Jawab Namjoon ikut ketus. "Dia hanya memerintahkanku untuk menghentikan mobil, kemudian dia keluar dan memintaku kembali kemari. Kau kan tahu kalau dia keturunan keluarga Park Ha,jadi tak usah heran kalau dia tiba-tiba berubah aneh."

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang