Your Tears

45 6 4
                                    

Setelah menelan dalam-dalam rasa malu, Jin pada akhirnya menyambut tantangan sang bodyguard. Sesuai tebakan, ia dengan mudah bisa melacak keberadaan sang wanita dan membiarkan aplikasi GPS di ponselnya membawanya ke lokasi yang ditunjukkan.

Sayangnya, ketika sampai di tujuan, tempat tersebut tidak sesuai harapan Jin. Ia menemukan dirinya berada di sebuah lounge kecil yang terletak di kota Seoul, dan dilihat dengan mata telanjang pun ia langsung tahu kalau tempat itu kurang bersahabat untuknya. Walaupun begitu, demi menemukan sang bodyguard, Jin melawan rasa tak nyamannya dengan masuk ke dalam dan langsung berjalan memasuki bar.

Kedua kakinya kini resmi menapak di lantai dasar, tempat dimana lantunan suara musik jazz terdengar dan cahaya ruangan yang temaram. Syukurnya, tempat itu tidak seramai dugaannya. Sepenglihatan Jin, kurang dari sepuluh orang yang ada disana dan semuanya tampak sibuk dengan urusan masing-masing dan tidak memperdulikan kehadirannya, alih-alih mengenalinya.

Maniknya kemudian dengan mudah menemukan sosok yang dicari. Jung Eunji sedang bermain bilyard seorang diri, mengenakan sepasang celana kulit hitam ketat, yang dipadukan dengan atasan berwarna sama. Dengan penampilannya malam itu, ia menjadi target empuk dari para pemilik mata lapar.

Tidak langsung mendekati, Jin memilih memperhatikan gerak-gerik sang wanita dari kejauhan. Ia menyadari bahwa ada beberapa tamu laki-laki yang diam-diam mencuri pandang ke arah wanita yang asyik menyodok bola sendirian dengan stik di tangannya tersebut. Tatapan penuh rasa kagum makin terlihat tatkala sang bodyguard mencondongkan badan ke depan meja untuk mengeker tembakannya.

Entah disengaja atau tidak, Eunji seakan mampu menghipnotis setiap lelaki di ruangan tersebut, persis seperti saat Jin melihatnya menari di pub saat itu. Untungnya kali ini para lelaki itu tahu aturan dan tak ada yang dengan kurang ajar menganggu dan membiarkan sang wanita melakukan pertunjukannya.

Jin tetap di tempatnya, hingga pada saat Eunji memutar ke arah berbeda dan hendak melakukan tembakan lain, sang bodyguard menyadari kehadiran bosnya. Tidak ada ekspresi terkejut ataupun kesal yang terpancar, dan Eunji kembali sibuk dengan permainannya.

Suara dua bola yang beradu dengan keras menyadarkan Jin dari lamunan. Tahu bahwa sang wanita sudah menangkap kehadirannya, ia pun memutuskan untuk menghampiri.

Masih menggenggam erat stik biliardnya, Eunji berjalan sedikit ke samping untuk menyesap bir dari gelas miliknya sebelum menatap Jin, yang -seperti biasa- memasang wajah masam dan kaku. Eunji tahu bahwa sang bos pasti merasa tak nyaman datang ke tempat seperti sekarang, dan sejujurnya, Eunji tidak menyangka kalau ia akan datang.

Tampaknya Jin tidak senang dengan ide kalau sang bodyguard akan pulang besok pagi dan menghabiskan waktu di tempat itu. Padahal sejujurnya, Eunji hanya mencoba menggertak dan sudah berniat pulang segera setelah menyelesaikan set permainan bilyardnya. Selain itu, perutnya yang lapar dan tidak adanya persediaan makanan di apartemen lamanya yang akhirnya memaksa Eunji pergi mencari makan di luaran.

Seakan tak menggubris keberadaan sang bos yang berdiri di dekatnya sambil menyilangkan tangan, Eunji tetap asyik dan fokus bermain. "Minggir," ia bahkan tak segan menyuruh Jin menggeser posisinya dan melewatinya begitu saja.

Jin sempat terkejut dengan sikap tak sopan tersebut, namun mencoba berpikir bahwa sang bodyguard sedang bercanda. "Ayo pulang,"  perintahnya. Jin sedang tidak dalam mode ingin berlama-lama disana, apalagi ia sudah cukup mengeluarkan effort untuk mencari sang wanita.

Sayangnya Eunji nampak acuh dan tetap bermain bilyard. Namun, konsentrasinya buyar ketika Jin dengan kasar mengambil bola putih dari atas meja dan menggenggamnya kuat. Eunji pun berkacak pinggang sambil melotot kesal, sebelum meraih gelas birnya dan menghabiskan hampir setengah gelas.

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang