Faster, Better?

109 10 2
                                    

Cerita hanya fiktif belaka
Author meminjam nama dan foto idol bersangkutan untuk hiburan semata
✨️✨️

Eunji berlari dengan mata fokus tertuju ke depan, tak mengindahkan bahwa kedua kakinya tidak terbungkus apapun, dan tak memperdulikan kalau dirinya masih mengenakan tank top dan celana pendek -pakaian yang terakhir digunakan sebelum pergi tidur, padahal cuaca sedang sangat dingin dan turun salju.

Yang ia tahu, ia sedang dikejar 'sesuatu'. Sesuatu bersayap hitam dan menakutkan, hingga ia harus melarikan diri.

Eunji terus berlari hingga ia yakin sudah berada di tempat yang cukup aman, yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka.

"Eunji!! Tunggu aku!!"

Di tengah deru nafas yang memburu dan keringat yang mulai bercucuran dari pelipis, ia masih bisa mendengar seseorang memanggil namanya. Dengan kedua kaki masih berlari, ia menoleh sedikit ke belakang dan mendapati seorang perempuan berambut blonde -juga dengan hanya mengenakan piyama tidur- berlari di belakangnya.

Sadar kalau ia mengenali sosok itu, Eunji segera menghentikan langkah secara tiba-tiba dan mengakibatkan tubuh mereka berbenturan. Keduanya pun terjatuh di atas tumpukan salju, dengan Eunji berada dibawah.

"K-Kau menyelamatkanku..." pinta Eunji sambil mencoba mengontrol nafasnya yang terengah-engah.

"Kau sudah gila, huh?! Apa yang kau lakukan dengan tiba-tiba berlari keluar dari rumah di waktu dan keadaan seperti ini?!" Perempuan berambut blonde itu mencengkram pundaknya sambil melotot.

Eunji menoleh ke belakang punggung perempuan berambut blonde sesaat sebelum kembali menatapnya dengan ketakutan. "Kau melihat makhluk 'itu' kan?"

"Kau bicara apa sih? Makhluk apa? Tidak ada siapa-siapa selain kita!" Dengan kesal, perempuan berambut pirang itu membantu Eunji berdiri. "Aku mulai tidak tahan dengan semua ini. Aku benar-benar bisa ikut gila."

Eunji terhenyak mendengar ucapan tersebut. Air mata tak terasa menetes dan mulai membanjiri pipi. Ia merasa benar-benar tak diinginkan dan tidak ada yang mempercayainya. Yang ia tahu, ia hanya membiarkan dirinya diseret kembali ke apartemen mereka.

***
Eunji ingat bahwa ia memiliki sebuah motto hidup yang dipegangnya saat muda, terutama di saat dirinya merasa ada di titik terendah dalam kehidupan. Itu adalah kalimat yang sang ayah pernah ucapkan padanya.

"Buatlah dirimu sibuk sehingga kau jadi tidak punya waktu untuk bersedih,"

Seiring berjalannya usia, Eunji merasa dirinya semakin bijaksana dan merasa motto itu agak menyedihkan, walau ia harus mengakui kalau dulu sangat membantunya memiliki mental yang lebih kuat, bahkan sekarang.

Eunji memang selalu berusaha sibuk untuk menghindari hal-hal yang sekiranya mengganggu pikiran dan hatinya. Termasuk ketika ia mendapat perintah untuk berlibur dari sang bos.

Mengingat kembali di malam dimana ia tidur dengan pulas di kantor sang bos dengan pengaruh obat-obatan, dan terbangun di tempat yang berbeda. Setelah tak sengaja tertidur, Jin rupanya menggendongnya ke klinik dan meminta dokter untuk memberikan perawaratan intensif pada luka dan cedera yang dialaminya, dimana artinya Eunji pada akhirnya harus menjalani rawat inap selama dua malam.

Keluar dari klinik, ia tak serta merta diijinkan kembali bekerja. Jin malah memberinya 'perintah' untuk cuti berlibur.

Kalau karyawan lain akan dengan senang hati menerimanya, beda halnya dengan Eunji. Ia tak mengindahkan perintah dan malah pergi ke kantor.

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang