Paranoia

42 8 4
                                    

Kurang dari 30 menit, mobil hitam yang membawa Jin dan Eunji sudah tiba di sebuah hotel- atau lebih tepatnya disebut penginapan, yang terletak di perbatasan. Dilihat dari arsitektur luar, bangunan berlantai dua itu sudah tidak baru, namun masih cukup terawat dan layak untuk dihuni.

Jin sudah memesan two bedrooms untuk mereka, berjaga-jaga jika sang wanita menolak untuk berada sekamar dengannya.

Dugaan Jin tampaknya tepat, karena begitu bellboy mengantar koper mereka hingga di depan kamar, ia mendapat penolakan segera dari sang  wanita.

"Akan sangat mencurigakan kalau kita bermalam di kamar yang sama," alasannya.

"Bukankah memesan kamar two bedrooms saja sudah cukup mencurigakan?" Jin bertanya balik dengan nada setenang mungkin, walau hatinya dilanda keresahan.

Eunji mungkin benar. Ia tidak ingin orang lain mencurigai hubungan mereka demi menjaga profesionalisme. Namun, Jin sudah tidak peduli lagi dengan penilaian orang lain dan merasa tak keberatan kalau mereka mengetahui hubungan spesialnya dengan sang bodyguard.

Eunji yang masih berdiri di depan pintu kamar connecting room tersebut, mengangkat bahu. "Ya tapi setidaknya mereka tahu kalau kita tidak tidur sekamar."

"Kalaupun sekamar, mereka tidak akan mengetahuinya," Jin berbicara sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar berukuran kurang dari setengah kamar tidurnya. "Di kamar ini tidak dipasangi cctv."

Tahu tidak ada gunanya berdebat, karena waktu sudah nyaris larut dan mereka harus segera istirahat untuk menyimpan energi untuk keesokan hari, Eunji pun akhirnya menghembuskan nafas panjang. "Baiklah, baiklah. Aku akan turuti permintaan anda, Tuan Kim," ditutupnya kembali pintu kamar connecting room yang sempat dibuka, lalu Eunji menarik kopernya ke dekat lemari pakaian.

Setelah menyunggingkan senyum kemenangan, Jin duduk di satu-satunya kasur yang ada di kamar itu sebelum membuka koper miliknya. "Kau mandi saja duluan, aku masih ingin beristirahat."

"Kenapa harus bergantian? Kau lupa kalau di sebelah ada kamar mandi juga? Ingat, kita memesan dua kamar, walau akhirnya hanya satu yang kita pakai tidur," ucap Eunji sambil menatap sinis ke arah sang bos. Tanpa menunggu respons Jin, ia menenteng handuk dan pakaian ganti ke kamar sebelah.

Jin masih terpekur di atas tempat tidur hingga suara pintu yang tertutup menyadarkannya. Ia menggeleng menyadari kebodohannya, namun tak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum kemudian.

 Ia menggeleng menyadari kebodohannya, namun tak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rupanya, Jin jadi orang yang lebih dulu selesai membersihkan diri. Segera setelah memakai T-shirt putih dan celana navy longgar, ia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Walaupun sudah merasa lebih segar setelah mandi, rasa lelah masih dirasakan Jin sehingga ia sudah begitu ingin memejamkan mata.

Namun, derap langkah kaki yang tertangkap di telinga, membuatnya membatalkan keinginan untuk segera tertidur. Kedua maniknya dipaksa terbuka lebar karena pemandangan yang tersaji di hadapan begitu memanjakan mata.

JIN's BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang