part 04

155 23 2
                                    

Felix memandang Hyunjin yang bersandar pada headboar ranjang tepat di sebelahnya dan Felix masih berbaring, mereka masih belum mengenakan pakaian karena baru saja bercinta.

Felix tahu Hyunjin sedang mengirim pesan dengan seseorang namun dia tak tahu siapa orang itu, jika ditanya kenapa tidak dia tanyakan maka jawabannya ada dia tidak berani, sedih sebenarnya apalagi melihat sang kekasih yang baru selesai bercinta denganmu sedang menghubungi orang lain dengan senyuman di bibirnya.

Karena hatinya sedikit terusik Felix memanggil Hyunjin pelan namun tak didengar sang dominan. Dia masih sibuk dengan ponselnya, sedangkan Felix hanya menatap sendu sang kekasih.

Beberapa hari ini Felix memikirkan sesuatu yaitu kekasihnya sudah bosan dengannya, mau marah pun Felix tidak bisa, apa yang bisa dia katakan.

"apakah sudah ada yang menggantikan aku di hatimu, kau terlihat bahagia dengan senyuman itu" batin Felix.

Felix bangun dari baringnya dia sengaja bergerak sedikit keras dan akhirnya Hyunjin sadar jika Felix masih di sisinya.

"Kau mau pulang?" Tanya Hyunjin.

"Kau? Ternyata panggilannya juga berubah" batin Felix

"Iya aku ingin pulang ada beberapa tugas yang harus aku kerjakan" ucap Felix menahan sakit di hatinya.

"Baiklah, ayo gunakan pakaianmu" ujar Hyunjin memberikan pakaian Felix dan dia juga menggunakan pakaiannya.

Diperjalanan pulang Hyunjin hanya diam itu sudah terjadi beberapa waktu ini, padahal dulu dia akan sangat cerewet bercerita pada sang kekasih, namun sekarang dia seperti menemukan tempatnya bercerita sehingga tidak dengan Felix lagi.

Felix merasa begitu asing dengan mereka semua akhir-akhir ini, saat ini dia tahu Hyunjin hanya bertanggungjawab mengantarnya pulang, lagipula bukankah sangat jahat setelah menggunakan Felix dan membiarkan Felix pulang sendiri.
 
Felix kembali menoleh ke arah Hyunjin yang mengendarai mobilnya.
"apakah kau Hyunjinku yang cerewet? Kau sangat berbeda dari kekasihku" batin Felix.


Waktu berjalan begitu cepat dan sekarang kekasi-kekasih Felix semakin menjauh, dulu mereka akan berebut mengantarnya ke kampus atau menjemputnya namun sekarang mereka bahkan sudah tak melakukan itu karena alasan yang Felix tak tahu itu benar atau tidak.

Bahkan menghubungi pun jarang dulu Changbin akan selalu menerornya tiap saat dengan pesan-pesan cintanya atau Minho yang kadang sampai lima kali menelponnya dalam sehari namun sekarang ponselnya tidak pernah lagi berdering, dua hari yang lalu Jisung mengirimkan dia pesan kalau tidak bisa menjemputnya karena sibuk, dan itu jadi pesan terakhir dari semuanya.

Di kampus pun Felix jarang melihat mereka, apalagi dengan Chan dan Minho yang tidak berada di lingkungan yang sama dengannya, Felix merindukan mereka, kasih sayang mereka, perhatian yang mereka berikan dulu, apakah salah jika Felix merindukan kekasihnya?

Hari ini harusnya dia kencan berdua dengan Minho, dulu mereka yang mengaturnya, namun sekarang tidak ada kabar dari Minho sekarang Felix duduk di tepi danau tempat dimana mereka sering berkencan, dia berharap Minho akan datang meskipun tidak terlalu berharap juga, dulu mereka bahkan saling iri saat salah satu dari mereka berkencan dengan Felix.

Felix masih duduk di sana dia sesekali memandang ponselnya yang dia tempatkan di sampingnya, Felix tersenyum melihat beberapa kucing yang ada di sana, mereka adalah kucing jalanan namun terlihat terawat karena banyak orang memberikan mereka makan.

Felix ingat kalau Minho sangat menyukai kucing, bahkan dia memiliki kucing dirumahnya, Felix mengelus seekor kucing yang mendekat ke arahannya.

Felix masih menunggu dalam ketidakpastian dan Minho belum juga datang, dengan memberanikan diri Felix mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Minho namun hanya suara operator yang menandakan sang penerima tak mengangkat teleponnya.

Sedangkan Minho yang sudah melakukan rapat bersama dengan Junkyu sekretaris keduanya yang baru karena satu sekretaris tidak bisa memegang jika hanya sendiri, Minho menyukai sekretaris barunya itu karena banyak berekspresi bahkan sekarang Minho mengajaknya makan malam sebelum dia mengantarnya pulang.

"Saya dengar makanan disini enak-enak, apa Hyung pernah kesini sebelumnya?" Tanya Junkyu, dan ia memanggil Minho Hyung atas perintah dari Minho sendiri.

"Pernah" balas Minho tersenyum.

"Pasti dengan kekasih Hyung" tebak Junkyu.

"Aku tidak punya kekasih" jawab Minho enteng, sedangkan Junkyu hanya mengangguk.

"Aku akan makan banyak" ujar Junkyu girang yang membuat Minho menyukai itu.

Sedangkan Felix kini masih menunggu seperti orang bodoh, berapa jam dia menunggu dari empat sore hingga sekarang sebentar lagi jam delapan malam, Felix masih duduk menunggu dan berharap sang kekasih datang.

Namun itu hanya pemikiran bodohnya, ia masih tetap berharap padahal dia jelas tahu sekarang dan dulu sudah tak sama lagi, mereka telah berubah, kekasihnya telah berubah.

Pada akhirnya hanya air matanya yang menemaninya dengan angin malam yang dingin, harusnya ia sadar dan pergi dari tadi tapi dia yang menolaknya itu.

Sedangkan Minho pulang ke rumah tersenyum bahagia mengingat ekspresi Junkyu saat mencoba berbagai makanan yang dipesannya tadi.

Dia mengecek ponselnya dan melihat satu panggilan tak terjawab dari felix membuatnya sedikit panik.

"Aku melupakannya" tadi dia memang sengaja membuat ponselnya dalam mode diam, dan sekarang dia panik melihat panggilan dari Felix. Dengan cepat Minho menghubungi nomor Felix kembali.

Felix yang hendak pulang melihat ponselnya berdering tersenyum dengan raut kecewa melihat nama yang tertera di layar ponselnya, dengan segera dia mengangkatnya.

"Felix"

"Iya Minho" Felix mencoba menjaga suaranya tetap tenang walau air mata sudah membasahi pipinya namun dengan cepat jari-jari mungilnya yang mulai pucat karena kedinginan menghapus lelehan air mata itu.

"Aku minta maaf karena kencan kita hari ini batal, aku ada beberapa pertemuan dengan klien sampai malam dan aku tidak mengecek ponselku"  Felix tahu itu bohong karena sangat mengenal sang kekasih tapi dia menyuruh hatinya untuk percaya, ternyata rasanya begitu sakit, Felix baru tahu ternyata begini rasanya terluka saat orang-orang yang kau cintai mulai berbohong namun kau tahu jika mereka berbohong. Pada akhirnya dia akan menghadapi ketakutannya yaitu ditinggalkan.

"Tidak apa-apa, aku juga tidak ke danau karena harus mengerjakan beberapa tugas" bohong Felix, kenyataannya sekarang dia menahan isakannya, apalagi yang bisa dia lakukan selain menagis, dari kecil tanpa orang tua hanya dibesarkan seorang nenek namun sang nenek juga meninggalkan dia untuk selamanya sekarang juga sangat menyakitkan untuknya karena dia tahu sekali lagi dia akan ditinggalkan.

Selain menangis itu dia juga menangis kebodohannya menunggu begitu lama dengan harapan sang kekasih akan datang walau terlambat asalkan datang tapi dia tak datang, dia telah dilupakan.

"Sayang?" Panggil Minho, yang membuat Felix semakin sakit mendengar panggilan itu, Felix berusaha menahan kesedihannya karena siapa yang akan peduli.

"Tidak apa Hyung, lagipula aku juga tidak kesana" bohong Felix, dia mengatakan itu sambil membungkam mulutnya yang terisak.

"Aku minta maaf sayang" Felix mematikan panggilan itu karena dia tidak lagi bisa menahan tangisannya, dulu dia berpikir kenapa orang bersedih berlebihan karena masalah cinta dan sekarang dia tahu jawabannya dia merasakan langsung bagaimana rasa sakit itu.

Felix memandang foto di wallpaper ponselnya, foto mereka berdelapan dengan Felix berada di tengah-tengah.

"Berbahagialah kalian, karena sekarang bukan lagi aku sumber bahagia kalian, semoga kalian bisa menjaga diri karena aku sudah tidak bisa menjaga kalian, sekarang kalian sudah terlalu besar sampai aku tak mampu memeluk kalian, tapi tidak apa-apa karena manusia selalu berubah" ucap Felix mengusap layar ponselnya.

"Temukanlah seseorang yang bisa memberikan apa yang bisa kuberikan dan juga memberikan apa yang tidak bisa kuberikan"

Tbc

Changed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang