Hari ini Felix ke rumah keluarga Bang setibanya di sana dia membantu Changbin menggantikan perbannya.
"Untuk apa kau membuka baju, yang luka itu kepalamu bukan badanmu" heran Felix.
"Setelah ini aku mau mandi jadi aku membuka baju supaya perbannya tidak rusak saat aku membuka baju nanti" jawab Changbin yang hanya diangguki Felix.
Setelah itu Felix membuka perban di kepala Changbin namun dia sudah tidak memasang perban yang melilit kepala Changbin karena lukanya sudah mulai kering.
Changbin sendiri sudah tersenyum bahagia saat Felix mengganti perbannya apalagi saat Felix sesekali meniup kepalanya mungkin tanpa dia sadari melakukan itu.
Felix sibuk mengganti perban Changbin sedangkan yang digantikan perbannya tersenyum melihat Felix di depan pintu Seungmin tersenyum melihat itu namun jika diperhatikan ada penyesalan di wajahnya.
"Dulu kami selalu ingin kau berubah sesuai keinginan kami tanpa bertanya dan juga peduli apakah kau mau apakah kau tersiksa selalu dituntut menjadi sesuatu oleh orang-orang yang seharusnya menjagamu, kau terlalu baik dan memiliki hati yang lemah sayang, itulah kenapa kami takut orang akan memanfaatkan sifatmu itu, jika saja itu aku tidak mungkin aku masih mau merawat salah satu orang yang telah menaruh luka padaku tapi tidak denganmu kau masih merawat Changbin Hyung meskipun kau terlihat ketus saat mengurusnya tapi aku melihat keikhlasan dalam tindakanmu" batin Seungmin masih tetap melihat Felix mengganti perban Changbin.
Saat Felix akan menempelkan perbannya Changbin pura-pura kesakitan membuat Felix reflek meniup lukanya namun ia berhenti saat melihat Changbin tertawa.
"Sialan apa kau berbohong?" Ujar Felix lalu dengan sedikit kasar menyelesaikan kegiatannya.
"Lix, kenapa kau sangat kasar sekarang, dulu kau tak pernah memperlihatkan dirimu yang seperti ini"
"Bagaimana aku bisa bebas berekspresi sedangkan kalian hanya menyuruh jadi ini dan itu, tapi sekarang itu tidak penting dan sifatku sekarang ada diriku yang sesungguhnya namun itu sudah tidak penting lagi untuk kalian, lagipula kalian dan aku tidak punya hubungan apapun lagi selain teman mungkin"
"Tapi aku jatuh cinta dengan temanku ini" ujar Seungmin melangkah mendekati Felix.
"Dan jangan melarangku karena mencintaimu, aku mungkin akan menunggu sampai kau bisa memberi balasan tapi aku tak akan menuntutmu untuk itu" ujar Seungmin sambil menatap Felix yang juga menatapnya.
Felix tak menjawabnya dan keluar dari kamar Changbin dia berencana untuk pergi sekarang.
"Sudah selesai?" Tanya Hyunjin saat Felix sampai di ruang tengah namun bukannya suara Felix yang terdengar namun justru Changbin yang ada di tangga bersama dengan Seungmin.
"Lix, kami tahu perbuatan kami dulu mungkin tak akan mendapat maaf darimu sehingga membutmu tidak percaya lagi pada siapapun, aku mohon katakan apa yang harus kami lakukan agar kau bisa percaya bahwa kami sungguh-sungguh kali ini, kami tak akan menuntutmu lagi untuk berubah kamu sadar kalau kami menyukai dirimu sekarang" ujar Changbin yang diiyakan dalam hati oleh saudaranya yang lain yang kebetulan mereka semua berkumpul di ruangan tengah.
Beberapa saat Felix berbalik dan tersenyum remeh "cih, tidak menuntut lagi? Dulu juga bukankah kalian mengatakan akan menerimaku apa adanya namun buktinya tidak demikian, kau tadi mengatakan bersungguh-sungguh, apakah itu benar? Dulu pun sama kalian mengatakan mencintaiku, bersumpah padaku, berjanji ini dan itu tapi pada akhirnya semuanya hanya kebohongan dan bodohnya aku mempercayai kebohongan itu sampai memberikan semuanya pada kalian termasuk tubuhku yang begitu aku jaga, bahkan saat-saat terakhir pun aku masih berusaha mempertahankan hubungan diantara kita namun kalian yang lebih dulu mengakhirinya, apa kalian tahu saat kalian tak ada kabar dulu aku memakluminya aku memaafkan kalian, tapi ternyata kalian berselingkuh namun aku masih berusaha pura-pura tidak tahu kalau kalian punya seseorang karena begitu bodohnya aku, dulu pun aku sangat bahagia karena seseorang menjadikan aku inspirasi dalam menciptakan karyanya namun akhirnya aku sadar aku tidak akan bisa selamanya jadi inspirasi dan suatu saat akan jadi penghambat, dan tentu saja penghambat harus dijauhi dan disingkirkan. Cinta hanya membutku bodoh dan merasakan sakit, aku begitu takut merasakannya lagi" terlihat jelas di wajah dan mata Felix trauma dan kekecewaan yang sangat besar.