Bab 10

82 12 0
                                    

* * *
Mata Jaehan terbuka perlahan, terusik oleh sebuah belaian lembut yang terasa di pipinya. Mengerjap-ngerjap, Jaehan masih melakukan penyesuaian ketika cahaya rembulan yang masuk dari jendelanya cukup menusuk mata.

Rasanya aku sudah menutup Jendela pikirnya, hingga Jaehan terkejut mendapati sosok kekasihnya sedang duduk disisi dipan dan memperhatikan nya selama dia tidur.

"Yechan...bagaimana kamu bisa masuk ?"

"Sstttt...nanti seluruh penghuni kastil  mu terbangun."

"Bagaimana kamu bisa disini, Yechan?"

Kali ini Jaehan sedikit berbisik, agar apa yang di katakan Yechan tidak terjadi.

"Apalagi, Sepupu mu membantu ku. Memberi tau jalan rahasia untuk bisa kesini."

"Haaahhhh kalian ini, jika kamu tertangkap tamatlah riwayat kita berdua."

"Makanya jangan sampai tertangkap, aku merindukan mu Jaehan." Sebuah kecupa ringan mendarat di kening Jaehan. Hingga membuat Jaehan tersenyum tak tahan menahan kebahagiaan nya bisa bertemu sang kekasih setelah gagal di pertemua sebelumnya.

"Aku juga, bagaimana kamu bisa rindu sendirian Yechan. Aku ingin sekali mengahbiskan waktu bersama mu, tapi tidak sekarang."

"Lalu kapan ?"

" Besok malam, kita bertemu di tempat biasa. Sekarang pergilah, pastikan diri mu selamat."

"Sampai bertemu besok malam, Jhagi ya."

Kembali sebuah kecupan hangat mendarat namun sekarang di pipi Jaehan. Yang membuatnya tetap merasakan mimpi indah meski sudah terbangun dari tidurnya.

                            * * *Malam belum terlalu sunyi untuk memaksa Sebin melangkahkan kaki nya menuju Jalan utama yang lebih ramai, entah kenapa tiba-tiba persediaan makanan dan kebutuhan rumah nya habis di saat dia sedang bersantai dan meni...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
                            * * *
Malam belum terlalu sunyi untuk memaksa Sebin melangkahkan kaki nya menuju Jalan utama yang lebih ramai, entah kenapa tiba-tiba persediaan makanan dan kebutuhan rumah nya habis di saat dia sedang bersantai dan menikmati libur nya.

Beranjak juga, mengambil mantel tebal dan keluar dari rumah peninggalan orang tuanya yang kini hidup bahagia di kota dengan penghasilan lumayan. Sebin terus bertanya dalam benaknya , kenapa harus ada peraturan yang melegalkan seseorang untuk mandiri setelah masuk usia 20 tahun di korea ini.

Menyusuri jalan untuk mencapai tujuannya ke sebuah rumah makan yang tidak terlalu jauh dari mini market tempat nya bekerja. Sedang perutnya terus menerus mengeluarkan bunyi yang menjadi pertanda minta di isi.

"Jika tidak karna lemari pendingin ku sudah kosong, aku akan lebih memilih delivery order untuk memesan makanan ku. " Gumam Sebin pada diri nya sendiri

Namun langkah kaki nya terhenti ketika hampir mencapai pertengahan jalan. Matanya terbelalak kaget, melihat sesuatu adegan mengerikan yang ada di film-film atau drama-drama horor thriller.

After SunsetWhere stories live. Discover now