Bab 24

41 7 0
                                    

Yechan langsung berlari menghampiri Jaehan dan memeluknya erat. Tak ada yang ingin di lewatkannya. Matanya terus memeriksa dengan teliti setiap bagian tubuh Jaehan. Tak salah jika Yechan terus ketakutan selama perjalanan kerumah Sebin hinga dia kembali lagi ke toserba.

Meskipun itu tidak membutuhkan waktu yang lama, mengingat dia hanya melesat tanpa bersusah payah berjalan kaki.

"Aku baik-baik saja ,Yechan."

Jaehan tau, Yechan sangat mengkhawatirkan keadaan nya, apalagi setelah semua yang terjadi. Namun siapa yang lebih ingin membunuh nya dari pada Hyuk kala itu.

Benar, karna Hyuk kini sudah bersama Sebin. Tak ada lagi yang berhasrat membunuh nya, atau belum ada lagi.

Satu kecupan di kening di berikan Yechan sebelum kembali memeluk Jaehan.

"Aku hanya memastikan. Apa Hyung baik-baik saja."

"Tidak, kamu ketakutan. Tenang lah Yechan, aku akan baik-baik saja selama kamu berada di sisiku."

Melepas pelukkan nya. Kedua Tangan Yechan menangkup wajah Jaehan dan menatapnya dalam. Tidak ada yang lebih di takutkan nya selain kehilangan Jaehan untuk kedua kali.

Yechan mencium bibir Jaehan sejenak lalu memeluk nya lagi.

"Aku hanya tidak ingin kehilangan hyung."

Hehe..

Jaehan terkekeh pelan, sangat pelan namun tetap terdengar di telinga Yechan dan sedikit membuatnya lebih tenang .

"Kali ini aku tidak akan hilang lagi"

Sebuah bisikan lembut yang membuat Yechan malah ingin membawa Jaehan pulang, jika tidak ingat dia bekerja.

"Aku akan menemani Hyung bekerja. Jangan protes ! aku tidak ingin kejadian Sebin terulang pada Hyung."

Senyum manis terutas setelah mendengar betapa Yechan menjadi begitu protektif padanya.

"Ne...bagaimana aku bisa menolak. Aku senang kamu ada disini. Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Sebin ?"

"Hanya ada sedikit luka lecet di telapak tangan nya. Mungkin juga beberapa luka lebam. Haaaahhh Sebin terlihat sangat shock."

"Siapa yang tidak shock, jika tiba-tiba mendapat serangan seperti itu. Syukurlah jika luka nya tidak terlalu parah."

Yechan mengambil tempat di sebuah kursi yang tersedia di meja kasir. Lalu menarik Jaehan agar duduk di pangkuannya. Sejenak Yechan menghirup harum tubuh alami Jaehan tanpa sentuhan parfum, sebelum akhirnya mengecup tengkuk lehernya.

"Yechan...hajima. lepaskan ! Ada cctv, nanti bos ku bisa marah jika melihat nya."

Hanya tersenyum. Yechan tidak memperdulikan bagaimana kerasnya Jaehan protes dan mencoba bangun dari pangkuan Yechan. Karna tangan Yechan yang melingkar di pinggang Jaehan begitu kuat menahan gerak nya. Namun siapa yang tau, Jaehan sebenarnya suka menerima itu semua.

"Biarkan saja. Apa aku harus membeli toserba ini agar bisa terus bersama Hyung ?"

Jaehan menatap Yechan dari sudut matanya. Pertanyaan aneh yang mungkin saja terjadi, tapi Jaehan memilih untuk menganggapnya sebuah candaan saja.

"Coba lah, mungkin senang jika punya suami pemilik toserba."

Tawa Yechan pecah mendengar godaan genit kekasih nya sendiri. Tak di pungkiri, dia merasa merinding ketika Jaehan yang lebih dulu menggoda nya. Akan tidak lucu, jika Yechan kehilangan kendali dan mengajak Jaehan bercinta di sini.

"Hyung pintar menggoda ku sekarang. Simpan itu untuk di rumah, akan ku buat Hyung menyerah."

Jaehan mendekatkan wajahnya ke telinga Yechan. Tak ada salah nya menggoda sekali lagi sebelum dia fokus bekerja.

After SunsetWhere stories live. Discover now