Bab 14

72 9 6
                                    

Nafas Jaehan tetiba menjadi begitu berat, terlihat genangan darah di tanah yang terlapisi jerami. Sebuah pedang mengkilat juga tergeletak di antara dua jasad manusia dengan han bok putih cantik dan satunya memakai hanbok hitam yang terlihat gagah, dua jasad yang masih berpegangan tangan meski sudah meregang nyawa.

Keringat dingin bercucuran dari wajah nya, melihat kejadian tersebut. Ada sesuatu yang dia kenali, seperti tidak asing. Sebuah benda berkilau yang berada di antara dua Jasad tersebut.

Tentu menarik perhatiannya dan menjadi sangat penasaran, di dekati perlahan kedua jasad tersebut untuk melihat benda apa yang sangat berkilau itu.

Begitu terkejut nya, ketika dia melihat benda berkilau itu adalah serpihan Supernova yang berada di lehernya. Meraba lehernya sendiri guna mencari kalung liontin Supernova yang di pakainya setiap hari.

Tidak ada... kalung nya hilang entah kemana. Di tatapnya lagi serpihan Supernova yang tergeletak di tanah itu, membuatnya penasaran, siapakah kedua Jasad yang tergeletak ini.

Takut-takut membalikkan salah satu tubuh jasad yang mengenakan hanbok putih. Terperanjat hingga jatuh terpental, bukan hanya kaget tapi seperti tak ingin mempercayainya. Mata Jaehan terbelalak lebar saat melihat Jasad orang dengan Hanbok putih itu adalah diri nya sendiri.
.
.
.
Mata Jaehan langsung terbuka dan bangun duduk dari ranjangnya.
Ternyata mimpi, mimpi yang lumayan menakutkan karna harus melihat diri nya sendiri mati mengenaskan.

"Mimpi apa itu...?" Tanya Jaehan pada dirinya sendiri, sambil mengusap wajahnya yang di penuhi keringat.

Yang membuatnya penasaran, siapa kah satu jasad di sebelah jasadnya. Kenapa juga dia langsung terbangun sebelum melihat semuanya.

Dan kenapa dirinya terlihat seperti dari jaman dinasti masa lampau.

Teringat kembali...Jaehan langsung meraba lehernya ketika dia ingat, serpihan Supernova itu ada dimimpi nya juga.

Ternyata kalung nya masih ada melingkar di lehernya.

Jaehan meraih handphone nya yang berada di atas nakas untuk melihat waktu.

Ternyata sudah pagi, pukul 6.30 am KST. Bergegas bangkit dari ranjangnya, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya dan bersiap bekerja.
.
.
.
* * *
Mengunci pintu unit nya, namun Jaehan tidak bisa memalingkan sedikit pun pandangan nya ke arah unit di sebelahnya.

Tentu dia penasaran, kemana penghuni unit itu. Biasanya dia pasti tiba-tiba datang dan menggangu Jaehan. Gangguan yang sangat di sukai oleh Jaehan, entah kenapa. Hanya pada Yechan saja hatinya bisa terbuka.

Tidak mungkin menunggu atau mencoba mengetuk pintu. Karna Jaehan bisa saja terlambat untuk menggantikan teman lain yang sudah menjalani shift nya semalam suntuk

Pagi ini gilirannya, jadi dia harus bergegas. Di pandanginnya lagi untuk yang terakhir kali, tapi Jaehan tidak bisa berbuat apa-apa meski dia sangat ingin melihat kedalam unit sebelahnya itu.

Menempuh waktu yang tidak terlalu lama, akhirnya Jaehan sampai di toserba atau disebut mini market di era modern ini. Temannya sudah berkemas dan bergegas pulang ketika Jaehan sampai.

Baru saja menyimpan tas di lemari yang berada di bawah meja kasir, Jaehan sudah kedatangan tamu yang membuat moodnya tambah memburuk saja.

Sebin dan Hyuk yang berdiri satu langkah di belakang sebin terlihat di depan meja kasir.

Sebin dan Hyuk yang berdiri satu langkah di belakang sebin terlihat di depan meja kasir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
After SunsetWhere stories live. Discover now