Bab 15

92 9 0
                                    

Berjalan perlahan hingga derap langkahnya tidak terdengar. Yechan menghampiri Jaehan yang tertidur di sofa nya, mengendap berusaha Untuk tidak membangunkan tidur Jaehan yang kelihatan sangat nyenyak.

Yechan berjongkok untuk bisa melihat wajah Jaehan dengan jelas. Terlihat begitu tenang dan indah bila dia sedang setenang ini. Tangan Yechan tergelitik untuk mengusap lembut wajah Jaehan dan menyinkirkan beberapa helai rambut yang terurai di wajah cantik itu.

"Yeppeoda.." bisik Yechan

Bukan karna bisikkan nya, tapi Jaehan terbangun. Mengerjap-ngerjap kan matanya hingga dia bisa melihat wajah Yechan begitu dekat, hembusan nafas hangat nya yang sedari tadi menyembul di antara kulit wajahnya

Yechan sedikit terkejut ketika mata Jaehan terbuka perlahan dan tiba-tiba, namun kemudian dia tersenyum. Senyum yang membuat Jaehan tanpa sadar ikut tersenyum juga, tidak tahan menahan rindu yang tanpa sadar membuatnya gelisah tidak melihat Yechan seharian.

"Aku membangunkan hyung ?"

Jaehan menggeleng, lalu bangkit dan duduk. Tanpa di minta, Yechan langsung duduk di sebelah Jaehan yang nampak masih belum begitu tersadar dari lelapnya.

"Kamu sudah baikkan, Yechan ?

Yechan mengangguk lalu menggenggam tangan Jaehan lembut.

"Hyung sudah menemani ku semalaman, itu lebih efektif dari pada paracetamol. Bagaimana aku tidak sehat ??"

Merasa hatinya begitu tergelitik, Jaehan tersenyum namun menyembunyikan wajahnya sembari menunduk malu. Kata-kata Yechan begitu terdengar sangat menyenagkan, kalau begini terus Jaehan benar-benar bisa melayang.

"Berhentilah, Yechan !"

"Wae ??"

"Kamu terus membicarakan omong kosong, sepertinya kamu masih demam." Sebisa mungkin berpura-pura tidak merasa gugup, namun Jaehan benar-benar hampir kehilangan akal sehatnya.

"Hyung terlihat senang mendengar nya."

"Kata siapa ?" Sedikit menaikkan nada suara, Jaehan langsung menoleh ke arah Yechan saat mendengar Yechan bicara seperti itu. Namun kemudian kembali menunduk sambil tersenyum

"Itu benar, aku suka mendengar nya. Sekaligus takut, takut ini hanya sekedar mimpi."

Kali ini Yechan yang tersenyum, iseng mengapit dagu Jaehan dan dengan lembut memutar wajah Jaehan hingga menghadapnya.

"Kalau begitu, bangun lah. Hyung bisa terlambat bekerja !"

Mata Jaehan langsung melotot, setelah ingat dia harus kembali bekerja. Sibuk mencari-cari handphone untuk melihat jam berapa sekarang.

Namun bukan Handphone yang dia dapatkan, Yechan malah iseng menarik tangan nya hingga dia merapat di pelukkan Yechan.

"Izin lah bekerja, temani aku ! Jangan keluar dari sini..."

Suara Yechan lembut menggoda, terasa menggelitik telinga Jaehan. Membuatnya merinding, terasa sekujur tubuhnya seperti tersetrum, bukan tidak tau kalau Yechan sedang mencoba menggoda nya, dan bukan tidak mungkin dia tidak tergoda.

Sedingin apapun Jaehan, dia tau seberapa kuat dirinya mampu bertahan dari pesona orang yamg berhasil mengetuk pintu hatinya.

Meski jantungnya serasa mau copot, Jaehan beranikan diri membalas tatapan Yechan yang begitu dekat. Lalu balas berbisik.

"Jika aku tidak bekerja, dan tidak keluar dari sini. Kita akan melakukan apa ?"

Mengalah juga, Yechan melepaskan pelukkan nya dari Jaehan. Bukan merasa kalah, hanya Yechan takut dia akan kehilangan kendali nya.

After SunsetWhere stories live. Discover now