Bab 16

60 7 0
                                    

Mata Sebin terus menatap bingung Jaehan yang nampak kesal dan bertingkah gelisah. Membuat Sebin yang dari tadi tidak tahan melihatnya, akhirnya bertanya Juga.

"Ada apa ?"

Baru saja bertanya ada apa, Sebin sudah mendapat sambutan 'hangat' dari Jaehan. Berupa tatapan mata yang tajam seolah sinar laser yang keluar dari mata seorang superhero dan siap membuat sekujur tubuh nya hangus.

"Yaaa...tatapan seperti apa itu. Kamu lebih menakutkan dari pada Hyuk."

Mendengar celetukkan Sebin, memaksa Jaehan memutar tubuh nya untuk bisa melihat Sebin dan mengintimidasinya.

"Aku lebih menakutkan dari Hyuk, kamu bilang ? Kamu harus menjadi aku agar tau betapa jahat nya Hyuk padaku."

"Jahat ? Memangnya apa yang dia lakukan ?"

"Dia hampir membunuh ku pagi ini, dia mencekik ku seperti ini !"

Jaehan menirukan bagaimana Hyuk mencekik nya tadi pagi. Dengan memperagakan nya pada Sebin.

"Benarkah, pantas pagi-pagi dia sudah menghilang. Lagian, ada apa dia ke rumah mu ?"

"Bukan kerumah ku, tapi ke unit apartemen Yechan. Saat aku keluar dari sana, tiba-tiba saja Hyuk sudah berdiri di depan pintu dan langsung mencekik ku. Sialnya, kalung ku hilang. "

Mata sebin langsung menyipit, memicing dan menatap Jaehan curiga.

"Whoaaaah kamu tertangkap, apa yang kamu lakukan di apartment Yechan dan keluar pagi-pagi sekali. Kamu menginap semalam, kalian...."

Spontan Jaehan menepuk lembut kening Sebin karna pikiran nya sudah di penuhi dengan hak-hal mesum yang tidak jauh berbeda dengan isi pikiran Hyuk.

"Pantas kamu dan Hyuk cocok, pikiran kalian tidak jauh berbeda. Aku semalam menginap di unit Yechan karna aku menemukan nya demam semalam. Aku tidak tega meninggalkan nya sendirian."

"Demam ? Sekarang Hyuk kemana ?"

"Mungkin mereka sedang berbicara, mungkin sudah selesai. Atau...ahhhh sudahlah...tanyakan nanti jika bertemu dengan nya."

Sebin tersenyum iseng sambil menatap Jaehan dan menggodanya.

"Kamu cemburu kan, Kim Jaehan."

"Memang kamu tidak ? Memang nya kamu tidak punya perasaan apa-apa dengan Evil menyebalkan itu ?"

Sejenak Sebin seperti berpikir, kedua bola matanya terus berputar. Memastikan apakah ada perasaan romantis yang diam-diam tumbuh untuk teman serumah nya itu.
Sebin tidak tau, tidak yakin...tidak sama seperti Jaehan-Yechan, Hyuk begitu rumit untuk sekedar di mengerti. Terkadang dia seperti anak kecil yang tidak tau apa-apa, tapi terkadang dia bisa menjadi Evil galau yang menyebalkan.

"Tidak tau, apa aku harus memastikan ?"

"Jangan macam-macam, memastikan apa maksud mu. Sudahlah, tidak perlu kamu jawab."

"Aisshhh...kamu plin plan, Jaehan."
Terlambat untuk tidak penasaran, Mungkin Sebin terpikir untuk mencari tau nya. Tapi tidak tau kapan.
.
.
.
* * *
Terlihat begitu tampan, Yechan tersenyum saat menyambut Jaehan yang berjalan kearah nya saat keluar dari Mini market. Senyum tak lepas dari kedua nya, khususnya Jaehan yang sudah tidak sabar menunggu seharian ini untuk bertemu dengan Yechan.

"Wasseo ?" Tanya Jaehan begitu menghampiri Yechan.

Yechan mengangguk, tak tahan rasanya ingin mencium pipi yang terlihat kemerahan di depan matanya saat ini. Kapan saat itu tiba ?

"Eo...aku tidak terlambat kan ?"

Jaehan tengok kanan-kiri seperti mencari-cari sesuatu. Membuat Yechan tidak sadar ikut tengok kanan-kiri.

After SunsetWhere stories live. Discover now