Bab 19

77 9 0
                                    

Kedua pasang mata itu saling menatap kesal, memicing dan semakin menajam seiring sengit nya perdebatan.

"Aku sudah bilang itu mendesak !" Kesal Jaehan sambil melipat silang tangan nya di dada

"Sekarang hyung rela mati demi, Hyuk ? "

Yechan bertanya mengapa Jaehan bisa senekat itu melindungi Hyuk sedang diri nya sendiri butuh perlindungan.

"Aku tidak akan mati, Yechan."

"Bagaimana kalau sampai hyung mati ?"

"Nyatanya aku masih disini, lagi pula aku ingat ada kalung ku. Dan juga salah sendiri kalian lama datang nya."

"Kalung apa nya ? Hyung malah jadi dilema karna takut Hyuk terbakar. "

" Kamu ini kenapa sih Yechan ? Harus nya kamu senang, aku bisa akur dengan Hyuk. "

Yechan langsung salah tingkah dan mendesis

"Ssshhhh...harus senang bagaimana ? lagi pula sejak kapan kalian menjadi dekat ?"

Akhirnya ada yang disadari Jaehan, begitu mendengar kata-kata terakhir nya. Membuat Jaehan tidak bisa menyembunyikan tawa nya.

"Wae ? Kenapa hyung tertawa ?"

"Kamu cemburu ?"

Tak bisa bicara, Jelas Yechan tertangkap basah. Sikapnya begitu jelas terbaca oleh Jaehan, kenapa dia begitu bodoh bersikap.

"Hyung, hentikan itu tidak lucu bukan."

Kali ini Jaehan yang cemburut, memonyongkan sedikit bibir nya dan terlihat makin menggemaskan. Melihat itu tentu Yechan tak tahan ingin rasa nya mendekat dan menciumnya. Kalau saja tidak ingat, dia sedang kesal.

"Lalu bagaimana dengan kamu ?"

Dahi Yechan berkerut, hingga menyatukan kedua alisnya. Mendadak mendapat serangan balik, bukan kah dia tidak salah apa-apa. Satu-satunya kesalahan hanyalah datang terlambat.

"Aku ? Kenapa dengan aku ?"

"Kamu menggendong Hyuk, kelihatan begitu khawatir."

Seketika perasaan bersalah itu datang lagi, susah payah mengubur nya bertahun-tahun. Mengapa satu kejadian bisa membawa luka yang hampir sama, jika saja dia datang terlambat. Besar kemungkinan dia akan kehilangan Hyuk dan Jaehan kembali.

Bahkan di kehidupan nya yang sekarang, saat ingatan nya tentang kehidupan nya yang lalu menjadi kutukan. Dia tidak bisa menjalani hidup nya dengan tenang.

Menatap Jaehan sayu, Yechan mengehampiri nya. Memeluknya erat, meski terasa sedikit sesak Jaehan membiarkan nya dan membalas pelukkan Yechan.

"Aku begitu takut, bagaimana jika Hyung mati. Aku tidak akan sudi menjalani kehidupan ku yang sekarang."

"Sudah lah Yechan, aku akan baik-baik saja. " Mengalah untuk tidak membicarakan soal mengapa Yechan begitu khawatir pada Hyuk, Jaehan hanya menikmati pelukkan erat kekasih nya itu.

"Mana kalung Hyung ?"

Yechan menyodorkan telapak tanganya yang terbuka, meminta Jaehan memberikan kalung nya. Dengan tersenyum, Jaehan merogoh saku celana nya dan memberikan kalung pelindungnya itu.

"Ini..."

Dengan lembut Yechan memasangkan kalungnya. Lalu mengecup bibir Jaehan lembut.

"Jangan di lepas, apapun alasannya. Setidaknya sampai Evil jelek itu pergi dan berhenti menggangu hyung dan Hyuk."

Mengangguk pelan menuruti ucapan Yechan. Kali ini mungkin dia benar-benar tidak akan pernah melepaskan kalungnya meski Sebin memaksa nya membuka kalung itu.

After SunsetWhere stories live. Discover now