Sepasang kekasih tengah bersantai di sofa apartemen keduanya.
Hanya keheningan tanpa ada suara percakapan satu sama lain di antara mereka, si perempuan menatap bosan telivisi yang tengah menyala menampilkan film yang sangat ingin dia tonton tapi entah kenapa sudah tidak berselera lagi untuk menikmati film itu, sedang si pria sedari tadi hanya terus berfokus ke arah ponsel tanpa memandang ke arah televisi yang menampilkan sebuah tontonan.
"Oppa bisa taruh ponsel mu sebentar saja?, bukankah aku tadi mengajak mu untuk menonton film bersama? tapi kau terus menerus fokus ke arah ponsel dan tidak melihat ke arah televisi sama sekali".
"Aku sibuk Lisa, mengerti lah".
ucapan datar itu membuat Lisa menggigit bibirnya, selalu saja begini.
Lagi-lagi ia yang selalu disuruh untuk mengerti, tidak sebaliknya.
Bagaimanapun caranya ia terbiasa dengan sikap Wonwo padanya, tetap saja terasa begitu menjengkelkan dan menyesakkan secara bersamaan.
"Kau selalu begini, sangat sibuk untuk ku yang selalu mencoba meluangkan waktu untuk mu".
Hening,
Tidak ada jawaban yang Lisa dengar dari perkataannya, hanya suara benturan keras pada meja karena Wonwo yang melempar ponsel ke arah meja di depannya.
"Kau puas?"
Lisa tidak lagi menjawab saat melihat Wonwo yang memandang datar ke arah televisi menyala di depan mereka.
Menipiskan bibirnya seraya menghembuskan nafas pelan, Lisa berusaha menghalau air matanya yang ingin sekali keluar tanpa keinginannya. Hatinya sakit melihat raut wajah datar dari Wonwo seolah-olah tengah sangat terpaksa telah menghabiskan waktu dengannya.
Lisa selalu merasa bahwa hanya dirinya yang selalu bersemangat dengan hubungan yang tengah mereka berdua jalani.
Sedangkan Wonwo hanya berekspresi datar seakan-akan bosan dengan hubungan mereka, selalu menunjukkan raut bosan, selalu mengacuhkannya, tidak pernah sedikitpun merasa cemburu, dan selalu sibuk dengan urusannya sendiri tanpa memperdulikannya yang selalu meluangkan waktu untuk Wonwo.
Hanya dirinya yang berjuang di hubungan mereka.
Lisa berdiri dari duduknya dan berlalu begitu saja menuju ke arah kamar, air matanya benar-benar turun begitu saja saat ia berbalik pergi.
Dadanya begitu sesak karena selalu diabaikan.
Lisa menutup pintu kamar tanpa berniat mengunci pintu, karena ia masih berharap bahwa Wonwo akan kemari untuk meminta maaf dan membujuknya.
Tetapi satu jam berlalu dan hanya kekosongan yang ia temukan di seluruh penjuru apartemen yang ia tinggali, Wonwo meninggalkannya begitu saja tanpa memikirkan keadaannya sama sekali.
Lisa tertawa pelan dengan pemikiran bahwa Wonwo akan membujuknya seraya meminta maaf, siapapun mendengarnya pasti akan merasa mustahil. Bukankah sudah ia bilang bahwa hanya dirinya yang berjuang dengan hubungan membosankan ini.
Air matanya menetes saat lagi-lagi dadanya terasa begitu sesak saat baru menyadari bahwa tidak pernah sekalipun kekasihnya itu mengungkapkan rasa cinta dan sayang padanya, dengan hubungan yang tengah dijalaninya saat ini pun membuat Lisa tidak ingat bagaimana bisa ia menjalin kasih dengan Wonwo.
KAMU SEDANG MEMBACA
LALISA
Fanfictiononeshoot Lisa dengan para idol pria. update sesuai isi kehaluan ku dan saat saya tidak maless😣🙂 semoga suka