2.Pengajian

80 35 1
                                    

Jarum jam masih menunjukkan pukul 06.15,tetapi lelaki itu sudah rapi dengan kaos putih yang dibaluti dengan jaket Kebanggaannya. Ia mengambil kunci mobil yang berada diatas meja.

Lelaki itu menuruni anak tangga, ia mendengar suara berisik dari arah dapur, tidak mungkin pagi-pagi buta seperti ini sudah banyak orang dirumahnya. Aldef berniat untuk mengintip.

"Loh, kamu udah bangun?" wanita paruh baya yang sedang mengaduk adonan itu bertanya kepada putra sulungnya yang sedang mengintip.

"Iya bun, kok rame?"

"Oh iya, bunda lupa bilang sama kamu" Luna menjeda ucapannya.

"Kamu mau kemana? Kok udah rapi gini" Luna menatap putra sulungnya itu dari atas sampai bawah, ia heran mengapa lelaki itu sudah rapi?.

"Keluar bentar bun" jawabnya bohong, padahal ia ingin menyelesaikan masalah yang sedang panas ditelinganya.

Luna yang tau jika putranya itu berbohong pun hanya mengangguk.

"Oh iya, bunda lupa hari ini bunda ngundang ustadz untuk ceramah, jadi kamu harus ikut" pinta Luna.

"Gak bisa bun aku sibuk" Tolak Aldef.

"Tapi ini sebagai syukuran bisnis baru bunda"

"Tap-"

"Kali ini aja nurut sama bunda ya?" pinta Luna sekali lagi.

Aldef tidak bisa menolak, walau ia tidak suka diperintah, tetapi ini adalah permintaan ibundanya. Ia tidak ingin hati wanita itu terluka.

"Hmm, tapi Al mau keluar sebentar" finishnya.

"Tap-"

"Sebelum jam 10.00 Al udah dirumah" potong lelaki itu.

"Al pergi dulu bun, Assalamu'alaikum" Aldef menyalami tangan ibundanya.

Luna menghembuskan nafasnya kasar. Setidaknya anak itu mau mendengarkannya walau harus melawan keras kepalanya terlebih dahulu.

***

Selama diperjalanan Aldef terus memikirkan kejadian kemarin, ia heran mengapa bisa ia bertemu lagi dengan gadis yang tadi malam tidak sengaja menumpahkan kopi di bajunya, dan lebih parahnya lagi gadis itu adalah adik temannya sendiri. Arghhh, ia membuang jauh-jauh pikirannya itu karena takut menghalangi konsentrasinya membawa motor.

Sesampainya dimarkas sudah tersusun lima motor besar. Sudah pasti itu anak-anak inti ALETRA.

Aldef turun dari motornya lalu mendatangi kelima temannya.

"Hai bos" sapa Antoni.

"Hm"

"Habis diskusi, lo semua ikut gue" ucap Aldef tanpa basa-basi.

"Ke markas Elgazans? Gue maju paling depan!" ucap Antoni heboh.

"Rumah gue"

"Why?" Sky mengerutkan keningnya.

"Pengajian" ucapnya santai sembari mendudukkan badannya disebelah Sky.

"Ha?" kelima temannya sontak kaget.

"Lo sakit?" Rafael memegang kening Aldef.

"Jauhin tangan lo dari muka gue" sentak Aldef. Ia tidak suka jika ada seseorang yang menyetuh kulitnya, termasuk temannya.

"Buang waktu, mending langsung keinti awal" Wayman angkat suara.

Setelah mendengar perkataan Wayman, Aldef langsung membuka pembicaraan tentang rencana melawan Elgazans Gang yang akhir-akhir ini kembali berulah.

Pulih? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang