12.Tragedi

19 14 0
                                    

Aldef kini sudah berada dirumah sakit bersama Wayman dan Sky yang sedang duduk didepan ruang IGD. Mereka sedang menunggu bagaimana keadaan temannya yang baru saja terkena musibah.

Dokter keluar dari ruangan IGD, sontak membuat mereka serentak berdiri mendekat kearah dokter itu.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Sky panik.

"Keadaan pasien baik-baik saja. Cuman ada satu pasien yang mendapat penanganan serius, karena luka tusukan ditangan pasien sangat dalam" jelas dokter itu.

"Permisi"

"Tangan siapa yang ditusuk?" tanya Aldef syok setelah mendengar penjelasan dokter.

"Antoni" jawab Wayman lemas.

"Arghh" Aldef mengacak rambutnya frustasi.

"Yaudah ayok kita samperin aja kedalam" ajak Sky.

Aldef dan Wayman mengikuti langkah Sky dari belakang, mereka masuk kedalam ruangan dimana Rafael dan Antoni sedang ditangani.

"Permisi sus"

"Oh ya, saya tinggal dulu ya, kalau ada apa-apa panggil aja"

"Siap sus"

"Gimana keadaan lo? Ada yang sakit gak? " tanya Sky dengan pertanyaannya yang bertubi-tubi.

"Lo gak nampak tu memar" Wayman menunjuk bagian samping bibir Rafael yang membiru.

"Lo gak papa Ton?" tanya Aldef kepada Antoni yang sudah terbaring lemas.

"T-tangan gue harus dijahit, argh" Antoni mengerang karena lukanya berdenyut.

"Lo bisa jelasin kejadian awalnya gimana?"

"Jadi gini" Sky dan Wayman mendekat kearah Antoni, ingin mendengar cerita awalnya.

***

"Lo ngapain ngajakin gue ke markas malam-malam" tanya Rafael heran.

"Charger handphone gue ketinggalan"

"Yaelah, besok juga bisa"

"Hehe" Antoni tersenyum memelas.

"Buruan ambil"

"Temenin gue"

"Dih penakut lo"

"Ntar gue ketemu hantu gimana"

"Ngaco lo Nton, yang ada hantu lari liat muka jelek lo" ejek Rafael diiringi dengan tawa.

"Anjing lo" umpat Antoni lalu berjalan memasuki markas.

"Loh, kok kamarnya kebuka??" Antoni heran, karena pintu kamar yang berada dimarkas terbuka lebar.

"Perasaan tadi sore kekunci" gumamnya.

Antoni memberanikan diri untuk menutup pintu kamar itu. Langkahnya terhenti karena mendengar suara grasak-grusuk dari dalam kamar.

"Apa jangan -jangan ada hantu?" gumamnya.

Tiba-tiba terdengar suara bunyi handphone dari dalam kamar.

"Bangsat" umpat lelaki yang sedang bersembunyi didalam kamar itu.

"Mau gak mau gue harus keluar"

"Gue kayak denger suara handphone deh, apa handphone gue kali ya?" ucapnya dengan nada pelan.

Antoni mengeluarkan handphonenya yang berada di dalam saku celana, ia merasa seperti ada bayangan yang berjalan kearahnya. Perlahan ia melirik kebelakangnya, ternyata.

Pulih? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang