7.Birthday boy

33 20 1
                                    

"Ara sini" panggil Luna dari jauh.

Amira yang mendengar namanya dipanggil pun berlari kearah ibundanya.

"Ara dapat ini bun" dengan girang ia menunjukkan bunga yang ia dapat.

"Wow, cantik"

"Abang mana?"

"Abang masih bobo" jawab Luna.

"Sini bunda bisikin" titah Luna yang langsung dituruti oleh putri bungsunya.

"Yeyy!!"

                                    °°°
Jam menunjukkan pukul 09.30, tetapi lelaki itu masih setia menutup matanya, sedangkan Luna dan Amira tengah sibuk membuat kue.

"Ara bantu bunda masukin" pinta Amira.

"Sini"

Amira kini sedang membantu Luna memasukkan adonan kue kedalam oven.

"Yey udah" ucapnya gembira.

"Ara bangunin abang sana" ucap Luna menyuruh gadis kecil itu.

Setelah mendapat perintah dari ibundanya, Amira langsung berlari menuju kamar abangnya.

"Hati-hati sayang, nanti jatuh" ucap Luna.

Amira hanya menoleh lalu melanjutkan larinya, ia tidak menghiraukan ucapan bundanya sama sekali.

Amira mengetuk-ngetuk pintu kamar Aldef yang tidak dikunci.

"Abang buk-" Amira tidak melanjutkan ucapannya karena pintu yang ia ketuk sudah terbuka.

Gadis itu masuk kedalam dan melompat-lompat diatas kasur Aldef.

Aldef tersadar bahwa kini adiknya sedang mengusik tidurnya, tetapi ia tidak memperdulikannya sama sekali, ia tetap melanjutkan tidurnya.

"Abang.. " Aldef tidak menanggapi ucapan adiknya.

Merasa tidak ditanggapi oleh abangnya, gadis itu beralih menggoyang-goyangkan tubuh abangnya.

"Hm"

"Ayo turun" ajak Amira yang masih setia menggoyang-goyangkan tubuh Aldef.

"Hm"

Karena abangnya tak kunjung membuka mata akhirnya ia menarik tangan abangnga agar berdiri.

"Ihh ayoo" Amira menarik tangan abangnya dengan sekuat tenaga, namun hasilnya nihil, ia malah terjatuh.

"Sini tidur sama abang, abang masih ngantuk" Aldef menarik adiknya kedalam pelukannya.

"Ihh abang, lepas" rengek Amira yang kini berada dipelukan Aldef.

"Ush, diam" ucap Aldef lalu kembali melanjutkan tidurnya.

Hampir setengah jam Amira berada dipelukan Aldef karena ia tidak bisa keluar, akhirnya terlintas dipikiran gadis kecil itu untuk menggigit abangnya.

"Ara.. Jangan" ucap lelaki itu lalu membuka matanya.

"Abang lepas" Amira memukul-mukul dada bidang lelaki itu.

Setelah merasa puas menjahili adiknya, akhirnya ia melepaskan Amira dari pelukannya.

"Ihh abang nakal" kesal gadis kecil itu.

"Ayok turun" ajaknya.

"Ngapain" tanya Aldef.

"Ayokk" rengeknya seraya menarik tangan abangnya agar bangkit dari tidurnya.

"Hm" Akhirnya lelaki itu bangkit dari tidurnya.

Ia mengikuti ucapan adiknya. Ia berjalan mengikuti langkah Amira.

Pulih? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang