Hari yang ditunggu-tunggu para penghuni SMA Altar sudah tiba. Acara pertandingan basket antar kelas 12 itu akan segera dimulai. Sudah hampir seminggu Aldef mendiami Ashel setelah kejadian diacara minggu lalu. Kini Aldef sedang berada di tempat biasa, kantin belakang sekolah bersama anggota Aletra lainnya.
"Buk, mie rebusnya satu lagi" sorak Antoni.
"Habisin dulu yang dimulut lo" ujar Rafael menyenggol bahu Antoni.
"Apaan sih lo. Aldef aja gak marah" Antoni memutar bola matanya malas.
Wayman hanya tersenyum tipis melihat tingkah aneh teman-temannya. Sky yang sibuk bersama kekasihnya, Antoni yang sibuk menghabiskan makanannya, Rafael yang sedang sibuk menatap layar handphone nya, dan Aldef yang melihat kesana-kemari seperti menunggu seseorang.
"Nungguin siapa lo?" tanya Wayman membuyarkan lamunan Aldef.
"E-enggak nunggu sia-"
'Tin, tin"
Suara klakson motor yang baru saja datang menjadi pusat perhatian semua anggota Aletra yang berada disana. Aksara menghentikan mesin motornya. Ia membuka helmnya dan turun dari motornya diikuti oleh Ashel yang berada dibelakangnya.
"Ashel!" panggil Azalea yang berada disebelah Sky.
"Tumben lo lama Sa?" tanya Rafael.
"Biasa, bocah ribet" jawabnya seraya menyindir Ashel. Ashel yang sadar jika Abangnya menyindirnya pun memutar bola matanya malas.
"Lo jadi tanding pagi ini Al?" tanya Aksara yang tidak direspon oleh Aldef. Wayman yang sadar jika Aldef sedang melamun pun kembali membuyarkan lamunannya.
"Woi!"
"Lo lagi mikirin apa sih? Ashel? Tu Ashel di depan lo Al" goda Wayman.
Sadar jika namanya disebut. Ashel pun menoleh kearah sumber suara. Matanya bertemu dengan tatapan lelaki yang sangat ia rindukan. Sudah hampir seminggu lelaki itu mendiaminya. Ia juga tau maksud lelaki itu mendiaminya, ia sadar itu kesalahannya juga. Tapi mau bagaimana lagi? Ingin meminta maaf tapi takut maafnya tidak diterima. Jadi dia memilih untuk diam.
"Ck, apasih lo" elak Aldef. Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Aldef membuat Ashel berhenti menatap mata lelaki itu. Rasa nyeri didadanya kembali timbul. Apakah ia semarah itu?.
"Gue duluan, 5 menit lagi pertandingan dimulai"
"Cabut Man, El-eh maksudnya Rafael"
Ashel mengerutkan alisnya, ia merasa tingkah lelaki itu semakin aneh setiap harinya. Ia terus saja mengelak darinya.
Gadis itu menarik napasnya panjang lalu mengehembuskannya.Azalea menatap iba temannya. Ia yang paham pun langsung mengelus lembut pundak Ashel. Aksara juga menatap Adiknya iba, ia yakin Aldef tidak mungkin tahan dengan kondisi yang sekarang.
"Oh iya, Audrey mana?" tanya Ashel mengalihkan topik.
"Gak tau tuh, tadi habis kelahi sama kak An-"
"Lea, Ashel!!!" ucapan Azalea terpotong karena Audrey yang berteriak.
Audrey berlari melewati pintu kecil belakang sekolah. Saat berlari ia tidak melihat kedepan, ia malah melihat kebawah. Saat ia melewati pintu itu, badannya malah terbentur dengan seseorang.
"Aw" ringisnya. Audrey mendonggakkan kepalanya keatas untuk melihat siapa orang yang ia tabrak.
"K-kak A-al?" ucapnya gugup.
"M-maaf kak" Aldef membuang napasnya kasar. Ia tidak menjawab kata maaf gadis itu. Ia malah melanjutkan jalannya.
"Besok-besok diliat jalannya, jangan lari-lari gak jelas" bisik Wayman ditelinga Audrey. Wayman tau bagaimana suasana hati Aldef saat ini. Ia takut emosinya meluap kepada Audrey, makannya ia memutuskan untuk langsung pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulih?
Teen FictionAldef Alzeanda, lelaki yang memiliki berbagai luka. Mulai dari keluarga, percintaan, dan luka lainnya. Saat ia dihancurkan oleh kekasihnya, ia malah dibuat semakin terpuruk dengan kabar perselingkuhan ayahnya. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan...