19.Cemburu?

14 5 0
                                    

Haii semuaa👋👋
Gimana harinya?? Semoga baik-baik aja ya.

Jangan lupa bantu vote, dan share yaa!!

Happy reading's💐💐

***

"Konsisten mencintai satu orang itu
adalah seni yang indah dan
mahal"

***

Semenjak kejadian kemarin, kondisi Aldef dan Ashel sudah mulai membaik. Tetapi belum membaik sempurna. Ashel tetap tutup mulut tentang siapa yang menyuruhnya memberi minum kepada Wiliam. Ashel tau, Aldef pasti akan meamuk orang itu.

"Siapa orangnya?" tanya Aldef yang kelihatannya sudah lelah mengucapkan kata itu saja.

"Manusia kak"

Aldef menghembuskan napasnya kasar. Jika orang yang berada di depannya ini bukan Ashel, pasti sudah ia mutilasi.

'El jujur aja kali ya? Kasian kak Al, udah capek kayaknya' batinnya.

"Kak Antoni sama Kak Sky" ucapnya jujur. Jujur saja Ashel juga lelah mendengar pertanyaan yang terus berulang-ulang lelaki itu ucapankan.

"Kabur Sky" ujar Antoni.

"Kabur!!" soraknya.

Gelak tawa memenuhi markas akibat ulah Antoni dan Sky. Hanya itu lah jalan satu-satunya agar mereka selamat dari Aldef.

"Bangsat!" umpat Aldef.

"Liat aja, mereka balik gue gantung" ucapnya tanpa raut wajah bercanda.

"Jangan kak.."

"Enak aja, untuk gak gue bunuh si Wiliam"

"Kakak jahat" Ashel membuang pandangannya. Aldef yang sadar langsung memeluk tubuh Ashel, ia menenggelamkan wajahnya didada gadis itu.

"Aku gak suka El, aku cemburu" rengeknya seperti anak kecil.

Ashel mengerutkan alisnya heran. Aku? Kamu? Apa ia tidak salah dengar?.

"Panas ya Man? Keluar yok, cari angin" cibir Aksara yang tidak direspon oleh Aldef. Ia masih menenggelamkan wajahnya didada Ashel. Ashel menatap mata Abangnya penuh pertanyaan, mengapa Aldef tiba-tiba seperti anak kecil? Aksara hanya tersenyum melihat wajah bingung adiknya.

"Gerah woy, mata gue burem nih" balas Wayman.

"Dadah cegil" Aksara melambaikan tangannya lalu berlenggang pergi bersama Wayman.

Kini hanya tinggal mereka berdua di dalam markas. Hanya ada Aldef dan Ashel. Ashel bingung harus melakukan apa, ia tidak pernah melihat Aldef seperti ini. Lelaki yang dikenal badboy ternyata memiliki hati selembut bayi. Ashel tersenyum jahil, sepertinya ada sesuatu yang terlintas dipikirannya.

"Kerjaiin ah" batinnya.

"Lepas Al" ucapnya enteng. Aldef sedikit merenggangkan pelukannya, ia mendongakkan kepalanya agar dapat melihat wajah Ashel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pulih? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang