"Kalau orang jahat sama kita,
Kita harus baik sama mereka. Gak semua kejahatan, harus dibalas kejahatan"_RafaelMahardika_
***
Jam sudah menunjukkan pukul 04.30, berarti sudah memasuki waktu subuh. Aldef kini sedang duduk disofa ruang tamu. Lelaki itu masih terjaga sedari tadi, ia sengaja tidak tidur, karena khawatir akan keadaan Ashel.
"Allahuakbar, Allahuakbar"
"Adzan" Aldef mematikan handphonenya dan meletakkannya diatas meja. Ia beranjak menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Walau lelaki itu adalah ketua dari Geng motor, tetapi ia tidak seperti berandalan yang tidak punya aturan hidup. Ia tidak lupa akan kewajibannya sebagai umat muslim. Lagi pula organisasi yang lelaki itu pimpin bukan perkumpulan orang-orang tidak berpendidikan, berandalan. Melainkan orang baik yang pernah diremehkan, seperti kata Rafael Mahardika.
"Kalau orang jahat sama kita, berarti kita harus baik sama mereka. Gak semua kejahatan, harus dibalas kejahatan" Rafael Mahardika~lelaki sebatang kara dengan segala dukanya.
Setelah selesai mengambil wudhu, Aldef langsung melaksanakan sholat subuh dikamar milik Aksara. Di tengah-tengah do'anya, ia menyelipkan satu permintaan.
"Ya Allah, semoga kali ini gak salah. Semoga takdir berpihak kepada kami" do'anya. Setelah selesai berdo'a, ia mengusap wajahnya menggunakan tangannya yang sudah mengadah.
Aldef bangkit dari duduknya, ia melipat sajadah dan mengembalikannya ketempat semula.
"Bangun gak ya?" gumamnya.
"Apa gue bangunin aja ya.. " pikirnya lagi.
Setelah berpikir cukup lama akhirnya Aldef memutuskan untuk membangunkan gadis itu. Aldef melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Ia menuruni anak tangga satu-persatu. Saat sampai didepan kamar Ashel, ia mengecek apakah pintu kamar gadis itu terkunci atau tidak. Aldef mencoba membuka knop pintu, ternyata pintu tidak dikunci olehnya. Aldef mengerutkan dahinya heran setelah melihat tidak ada siapa-siapa dikamar itu. Kemana gadis itu pergi?.
Saat kakinya melangkah untuk masuk, ia melihat sesuatu yang membuat hatinya terasa tenang. Ternyata seseorang yang ia cari sedang melaksanakan sholat subuh, tetapi badannya tertutupi oleh kasur kingsize nya.
Sadar bahwa Ashel sudah selesai. Ia melangkah mundur, ia sedikit bersembunyi disebalik pintu.
"Ya Allah" lirihnya. Ia mengadahkan tangannya meminta kepada Allah.
"Semoga keluarga El selalu diberi kesehatan Ya Allah" tanpa ia sadari, bukan cuma dia yang mengAminkan do'anya, tetapi Aldef yang mendengarnya pun ikut mengAminkan do'anya.
Setelah mengamati Ashel cukup lama. Ia berniat untuk memberi sedikit kejutan untuk gadisnya. Dengan langkah pelan ia berjalan mundur dan menutup pelan pintu kamar Ashel.
"Ya Allah" tanpa sadar satu tetes air mata jatuh membasahi pipinya.
"Tolong jauhin dia dari hidup El, El takut.."
"Semoga El gak salah orang lagi Ya Allah. El yakin dia beda, El yakin dia tulus. Bukan karna nafsu" pintanya. Ia mengusap tangannya kewajah.
Setelah ia selesai berdo'a, ia berdiri dari duduknya, ia melipatnya dengan tapi dan meletakkannya ketempat semula. Ia beranjak mengambil handphonenya yang terletak diatas nakas. Seingatnya handphone itu terjatuh dilantai, mungkin Aldef yang meletakkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulih?
Teen FictionAldef Alzeanda, lelaki yang memiliki berbagai luka. Mulai dari keluarga, percintaan, dan luka lainnya. Saat ia dihancurkan oleh kekasihnya, ia malah dibuat semakin terpuruk dengan kabar perselingkuhan ayahnya. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan...