Aldef tengah sibuk mengotak-ngatik handphone miliknya, ia sedang sibuk mencari informasi tentang biang kerok dari kejadian semalam.
Baru saja ia mengklik tanda telepon, tetapi handphonenya sudah berdering duluan.
Sambungan telepon terhubung.
"Gue kesana sekarang juga" tanpa aba-aba Aldef langsung mematikan telepon.
°°°
Jam menunjukkan pukul 11.30, Aldef kini sudah berada dikediaman keluarga Geonatta."Lo dapat informasi dari siapa?" Aldef yang masih tidak percaya akhirnya mengajukan pertanyaan.
"Ashel" singkatnya.
"Adek lo?" Aldef dibuat semakin bingung.
Aksara mengangguk, pertanda jika semua informasi itu ia dapat dari adiknya.
"Bisa jelasin ke gue?"
"Jadi gini... " Aksara menceritakan semuanya kepada Aldef.
Setelah mendengar semua yang dikatakan oleh Aksara, Aldef akhirnya mengerti.
"Jadi, adek lo pindahan dari Amerika?"
"Iya"
"Lo disini dulu ya, gue mau kekamar bentar" ucap Aksara lalu berlenggang pergi meninggalkan Aldef sendiri diruang tamu.
Tak lama setelah Aksara pergi, terdengar suara teriakan dari dalam kamar yang berada tepat disamping ruang tamu. Aldef yang penasaran pun akhirnya memberanikan diri untuk mengecek ada apa yang sedang terjadi didalam kamar itu.
Aldef berdiri dari duduknya, ia melangkahkan kaki kearah suara, baru saja ia ingin membuka pintu kamar, tetapi pintu sudah dibuka lebih dulu oleh seseorang yang berada didalam. Ia dikagetkan dengan sepasang tangan yang melingkar dipinggangnya.
"AKSAAAAA!!"
"ADA KEMBARAN LO DIKAMAR GUE"
"Gu-"
"BUNUHIN" gadis itu memotong ucapan Aldef, ia masih setia melingkarkan kedua tangannya dipinggang Aldef.
'Loh kok kayak bukan Aksa ya, perasaan Aksa gak setinggi ini deh, tapi siapa lagi kalau bukan Aksa?'
Ashel memberanikan diri untuk membuka matanya, betapa terkejut ia setelah melihat ternyata orang yang sedari tadi ia peluk bukan Aksara.
"L-lo kok ada disini?" Ashel gugup, ia langsung mendorong tubuh Aldef agar sedikit menjauh dari tubuhnya. Padahal ialah yang memeluk Aldef dulu.
Tanpa mereka sadari, ternyata Aksara sudah berada dibelakang mereka sedari tadi. Lelaki itu hanya tersenyum melihat tingkah adik dan temannya.
Ashel melihat kearah Aksara. "Bang Aksa??" gadis itu semakin terkejut, ia takut jika Aksara marah kepadanya.
"Eh, gue ganggu ya? Gue pergi dulu, bayy" Aksara menyunggingkan senyumnya kearah dua yang sedang salah tingkah, setelah itu ia berlenggang pergi.
Baru beberapa detik mereka terdiam, tetapi gadis itu kembali berteriak karena ia merasakan ada benda berbulu melintas dikakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulih?
Teen FictionAldef Alzeanda, lelaki yang memiliki berbagai luka. Mulai dari keluarga, percintaan, dan luka lainnya. Saat ia dihancurkan oleh kekasihnya, ia malah dibuat semakin terpuruk dengan kabar perselingkuhan ayahnya. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan...