11.She is mine {2}

25 14 0
                                    

Aldef memberhentikan motornya.

'Kok berhenti? ' batinnya.

"Kak?" panggilnya.

Karena tau Ashel memanggilnya, ia menoleh kearah gadis itu.

"Kenapa? Pusing?" tanya Aldef spontan.

"E-enggak, kok berhenti disini?"

Aldef tidak menjawab pertanyaan Ashel, ia turun dari motornya.

"Ayok" ajaknya.

"Kemana?" tanya heran.

"Ikut aja" Aldef membukakkan helm gadis itu.

"Tapi kaki gue masih ngilu"

"Gue gendong atau-"

"Gak usah, bisa kok" potongnya.

Senyuman terbit dari bibir lelaki itu, ia gemas melihat wajah panik milik Ashel.

"Udah?" tanyanya setelah Ashel turun dari motor.

"Udah"

"Yaudah ayok" ajaknya yang langsung menggenggam tangan Ashel tanpa persetujuan dari pemilik tangan.

Ashel tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya diam karena jantungnya tengah berdetak melampaui batas akibat perlakuan Aldef kepadanya.

Aldef membawa Ashel memasuki salah satu tempat makan pinggir jalan, tempat ini adalah salah satu tempat biasa ia makan bersama Abangnya, sate padang kesukaannya.

"Bang satenya dua"

"Makan disini?"

"iya bang"

Setelah memesan Aldef membawa Ashel untuk duduk.

"Lo suka sate ini kan?" tanya Aldef.

"Iya, kok lo tau?" jawabnya bingung.

'Kok kak Al tau kalau gue suka ini' batinnya bertanya-tanya.

"Nebak aja"

Itu jawab Aldef, padahal ia bertanya kepada Aksara apa makanan kesukaan gadis itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulih? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang