Indomaret.

1.5K 99 42
                                    

Yeca menghembuskan nafasnya kesal, diam-diam sembari memilih minuman di rak pendingin ia melirik ke arah dimana salah satu laki-laki jangkung yang sibuk menyusun barang. Baju khas Indomaret berwarna biru membalut tubuh tegapnya, wajahnya tidak terlalu tampan sejujurnya. Bagi Yeca ya, tapi yang Yeca selalu kesalkan setiap datang ke minimarket ini kenapa harus bertemu laki-laki itu?

Yeca tidak mengenalnya memang, tapi lucu saja setiap Yeca masuk kedalam dan membeli sesuatu mata elang laki-laki itu seakan menatapnya sinis. Tapi pernah Yeca lihat jika dengan pelanggan yang lain laki-laki itu akan bersikap ramah dengan senyuman tipis di wajahnya. Menyebalkan sekali, Yeca selalu memperhatikan penampilannya kok walau berbalut hoodie dan celana pendek di atas lutut, setidaknya Yeca gak pakai baju haram buat jajan di Indomaret!

Pernah ada sekali Yeca pagi-pagi ke Indomaret dan ternyata laki-laki itu kedapatan shift pagi yang mengharuskan Yeca bertemu dengannya, kebetulan juga di hari minggu Yeca selalu sarapan susu dan roti untuk mengganjal perutnya sebelum Ibadah. Jujur saja Yeca risih, tatapan yang diberikan laki-laki itu seakan menghunusnya layaknya pedang tajam. Namun Yeca pura-pura untuk tidak peduli, ia lebih memilih beberapa roti untuk ia bawa dan membeli beberapa permen sachet yang ukuran kecil. Saat di kasir pun, laki-laki itu yang melayaninya. Suaranya begitu berat, saat Yeca mendengarnya sempat tersentak.

"Ada yang lain kak?" Namun nadanya lembut, Yeca merasakan itu di dalam intonasi suaranya. Yang kebetulan juga Yeca suaranya mengalun lembut membalas pertanyaannya. "Gak ada lagi.."

Dan laki-laki itu langsung menatapnya, keadaan Indomaret masih sepi pelanggan dan 2 laki-laki lain yang menjadi petugas Indomaret pun pada sibuk di gudang. Kenapa Yeca tahu? karena tadi ia sempat melihat gudang terbuka dan bunyi berisik barang yang di turunkan ke lantai. Yeca gugup, tapi tak dipungkiri tatapan itu membuat Yeca kembali berpikir. Apakah pakaiannya terlalu berlebihan? sampai-sampai Yeca mengecek pakaiannya lagi dan menoleh pada laki-laki pucat itu yang sudah fokus pada monitor kasir.

Sampai sekarang pun Yeca masih dibuat bingung kok, walau Yeca berusaha cuek tetapi Yeca benar-benar jadi ogah-ogahan untuk ke Indomaret di samping komplek rumahnya itu.

"Permisi kak.."

Yeca menoleh kearah laki-laki itu, lalu ada seorang perempuan menggunakan kerudung senada dengan warna baju Indomaret menghampiri mereka dan Yeca akui cantik sekali. Wajahnya yang kecil, senyumnya yang ramah dan juga tatapan matanya tidak seperti Ibu tiri. Adem sekali Yeca lihatnya.

"Farhan, jaga kasir ya sebentar."

Laki-laki yang membuat Yeca jengkel itu menoleh, Yeca menggumam dalam hati.

Oh, namanya Farhan.

Dia penasaran sekali dengan laki-laki itu, sedangkan Farhan melengos dan menyingkirkan keranjang biru berisikan barang-barang yang mau di rapihkan ke rak. Yeca menghembuskan nafasnya pelan, seraya mengambil beberapa susu Cimory dengan beberapa varian dan menuju kasir.

"Sekalian tarik tunai kak?"

"Iya, 200 ribu bisa?" Jawab Yeca sembari memilih donat yang berada dirak kecil depannya. Yeca mengulum bibirnya seraya melirik Farhan seakan ingin bertanya sesuatu dan Farhan menangkap sinyal itu.

"Mau rasa apa kak?"

Memakai sarung tangannya seraya mengambil capitan yang tersedia beserta kertas bag kecil sebagai pengganti kantong plastik. Kedua mata Yeca memandanginya lekat, terfokus pada satu objek disana. Tahi lalat yang berada di hidung Farhan dan juga tulang rahangnya terlihat. Tidak terlalu tampan, tapi attractive.

Soalnya lebih tampan Yeca!

"Matchaaa~ ada nggaa?"

Tanpa sadar Yeca merubah tone suaranya, sejujurnya memang itu kebiasaannya terhadap orang asing pun. Namun tak disangka Farhan tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya.

Sungjake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang