Sungjake.

Perkara malam pertama. (1)

Bagi Jake, hal yang ia hindari setelah acara pernikahannya selesai dengan Sunghoon adalah malam pertama. Mau bagaimanapun Jake merasakan ketakutan luar biasa, walau dia pintar merawat diri dengan baik. Tetapi dia dan Sunghoon menikahpun berdasarkan perjodohan bisnis antar dua keluarga. Belum mengenal baik bagaimana sikap Sunghoon lebih dalam, karena setahu Jake sikap Sunghoon yang selalu ditampilkan ke publik benar-benar pribadi yang lembut dan tutur katanya begitu sopan.

Jake sama sekali belum pernah merasakan bagaimana punya pacar, bahkan berpelukan intim layaknya sepasang kekasih saja Jake tidak pernah merasakannya. Selama ia menempuh pendidikan sampai akhir SMA kegiatannya terfokus dengan belajar untuk ikut olimpiade dan membawa nama baik keluarganya. Setiap kali ia mendengarkan bagaimana Jay menceritakan kegiatan pacaran dengan Heeseung -yang sebenarnya Jake benar-benar tidak iri, karena Jake memang tidak memikirkan hal itu selama ini- sepupunya selalu excited dan Jake memakluminya dengan rasa penasaran sedikit.

Tidak dapat di pungkiri ketika dua belah pihak keluarga di pertemukan, tatapan mata yang lembut dan senyuman yang begitu teduh menyapa Jake hingga mampu menggetarkan hatinya. Tidak ada yang tahu juga bagaimana Sunghoon, lelaki yang lebih muda darinya terus menatap dirinya seakan tidak ingin melepaskan mangsa.

Ruang besar milik keluarga Jake pun kala itu disoraki riuh banyak orang, karena keduanya ketahuan bertatapan lama dengan senyum yang terpantri di wajah tampan Sunghoon. Dihiasi kemerahan pekat pada pipi chubby Jake yang benar-benar menggemaskan.

"Aduh jeng, berasa muda lagi liatnya. Kaya aku sama suami duh~"

Ledekan itu masih Jake ingat dikepalanya, apalagi Bunda Sunghoon sengaja menatapnya sembari mengerling dan bergelayut manja sama suaminya, Ayah Sunghoon. Sedangkan dieinya berusaha untuk tidak teriak, karena jantungnya berpacu dengan cepat mendengar tawa renyah calon suaminya.

"Jake?"

Panggilan itu membuyarkan pikirannya, ia mencoba untuk mengurangi rasa gugupnya dengan tersenyum kecil dan mengambil handuk di atas ranjang hotel yang tersedia. "Umm- Mas Sunghoon...Adek mandi dulu ya..." Jake merutuki suaranya yang menjadi lirih, entah Sunghoon mendengarnya atau tidak. Tetapi telinganya benar-benar memerah hingga menjalar ke pipi. Sunghoon hanya tersenyum dan mengangguk, tetapi lambaian tangannya menyuruh Jake untuk mendekat padanya. Jake sendiri menurut, ia melangkah mendekati Sunghoon yang langsung merengkuh pinggangnya sembari mengecup keningnya dengan lembut.

Penuh perasaan dan kedua matanya begitu terpaku menatap Jake dibawah remangnya cahaya lampu yang temaram. "Sejujurnya Mas bingung, sayang. Mas lebih muda dari kamu, tapi kamu manggil pakai kata 'Mas' ?" Ujaran Sunghoon membuat Jake terkekeh lucu, ia mencoba menetralkan detak jantungnya yang berpacu hebat. Pernikahan adalah hal yang sama sekali gak terlintas dipikiran Jake, seingatnya ketika Mami membicarakan soal butiknya yang akan diturunkan ke Jake setelah lulus SMA masih lekat di otaknya.

Bermodalkan keberanian, Jake mengulurkan tangannya untuk mengelus surai Sunghoon yang lumayan basah berbalut handuk kecil. Sedangkan tubuh nya berbalur bathrobe yang begitu rendah dibagian dadanya hingga Jake salah fokus menatap mata Sunghoon dan dada bidangnya secara bergantian. "Tapi bagiku, aura Mas itu bukan berondong~ jadi ya...aku nyaman manggil kamu pakai embel² Mas..."

Tidak tahan dengan tatapan Sunghoon yang begitu teduh, Jake inisiatif melepaskan diri dari pelukan Sunghoon dan menampilkan senyumnya yang indah. "Lagipula lebih sopan manggil Mas ke suami sendiri hehe, dan juga tubuh Mas kan tinggi....jadi gitu deh..." Setelah berkata seperti itu Jake terburu masuk ke dalam bathroom seraya menutup pintu dengan cepat membuat Sunghoon terkekeh ringan melihat tingkah gemasnya.

"Yaampun...lucunya gak pernah berubah..." Sunghoon menghela nafas sembari menahan kedua sudut bibirnya yang terus terangkat membentuk senyuman dengan seluruh wajahnya yang memerah mengingat bagaimana wajah lucu Jake tadi.