Indomaret (2).

1K 89 18
                                    

Ciri-ciri cowo cuek yang naksir kita.

Yeca mengetikkan kalimat itu didalam pencarian google, jemarinya menggulir layar seraya menemukan satu website yang mudah ia pahami. Sesekali matanya melirik ke arah depan dimana Farhan mengendarai motornya dengan santai. Yeca kembali fokus pada ponselnya, walau Yeca sejujurnya takut jika ponselnya bisa dijambret orang tapi dia bener-bener penasaran.

'Selalu merhatiin kamu, bahkan melirik kamu setiap bertemu!'

Hampir Yeca tertawa, nomor 1 benar-benar mencerminkan Farhan banget ke Yeca. Dengan tingkah dinginnya, wajah juteknya, tapi lirikan mata dan tatapan matanya emang beda banget.

'Kelihatan jutek dan cuek tapi dia perhatiin kamu dari jauh! Berusaha gak mau terlibat interaksi.'

Yeca menggigit bibir bawahnya, agak ragu untuk yang nomor 2 sih. Soalnya Farhan sekarang malah nyoba interaksi sama Yeca kan? Udah gitu malah ngaku-ngaku jadi pacar Yeca pula. Padahal mereka baru kenal secara resmi tadi?

'Jarang senyum, bahkan bicara pun irit. Tetapi tindakan selalu didepan.'

Tiba-tiba Farhan rem mendadak, membuat Yeca oleng kedepan dan sempat ingin marah tapi gak jadi karena saat menoleh ada lampu lalu lintas dengan warna merah yang menyala. Farhan menarik lengan Yeca melingkar di pinggangnya, seraya menggengam tangan Yeca yang terlihat mungil.

"Tujuan kamu sebenarnya kemana?"

Yeca menopang dagunya di bahu tegap Farhan, ia mengedipkan kedua matanya seraya menaruh ponselnya di dalam tas dengan satu tangannya. Kaca helmnya sengaja Yeca buka dari awal ia mencari sesuatu di ponselnya, Yeca lirik Farhan lewat spion kaca yang kebetulan Farhan memperhatikannya dari sana. Tangan Farhan jahil, ia mengetuk helm yang Yeca pakai seraya terkekeh kecil mendapati erangan sebal dari Yeca.

"Jawab, kecil. Bentar lagi lampu hijau."

Yeca yang tadinya mau lepas helm malah di tahan sama telapak tangan besar milik Farhan, diam-diam Yeca mendengus sebal dan menahan diri untuk tidak meneriaki Farhan.

"Taman Anggrek, nonton bioskop."

Hidung mancung Yeca mengendus, bau perpaduan asap motor dan juga udara bercampur. Tetapi aroma Farhan lebih melekat pada indera penciumannya, hingga tanpa sadar Yeca mengendus aroma baju Farhan yang menenangkan. Dan itu tak luput dari pandangan Farhan yang mengarah padanya, walau wajahnya datar tetapi tatapan matanya begitu bermakna.

Lampus hijau menyala, membuat Yeca tersadar dan hampir menjauh. Tetapi Farhan menahan lengan kirinya seraya menggenggamnya. Farhan itu pendiam, benar-benar pendiam yang irit bicara. Tapi kalau bertanya pada Yeca benar-benar detail.

Rasa hangat menjalar di pipi Yeca, kedua netranya berbinar menatapi gedung besar di sekitar mereka dengan langit yang begitu bagus dengan warna biru khas dan awan putihnya.

"Tapi nanti aku pengen ke Golden Lamian."

Beruntungnya Yeca bicara di bahu si Dominan, yang mana Farhan paham dan tahu apa yang Yeca bicarakan. Selang beberapa menit mereka sampai di parkirannya, Yeca turun dengan segera sembari membuka helm dikepalanya. Yeca gak manja ya! Harus nunggu dibukain, Yeca masih punya tangan buat buka helm sendiri.

"Langsung masuk?"

Farhan mengangguk seraya menarik tangan Yeca dan menyelipkan ruas jemarinya pada jemari Yeca. Ia mengambil Paperbag yang Yeca bawa dan diberikan pada Yeca karena si cantik seolah memintanya. Ia menaruh genggaman tangan mereka di dalam saku jaket, membuat Yeca harus menjaga sikapnya. Karena bagaimanapun harusnya Yeca marah kan?

"Mau nonton Godzilla vs Kingkong." Ujar Yeca seraya memperhatikan sekitar, tidak terlalu ramai pengunjung. Biasanya di jam-jam sore baru ramai, kalau di jam siang masih pada betah di rumah.

Sungjake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang