"Astaga aku tidak percaya ini!"
Suaranya memekik tanpa peduli sekitar, ia enggan untuk membalikkan tubuhnya ketika suara Ibunya kembali hadir. Jaeyun menggeram kesal, koper yang ia banting ke lantai membuat Ibunya disana terkejut.
"Geez, aku pikir Ibu sudah memikirkan matang-matang rencana pindahan hari ini. Ternyata hanya untuk meyakinkanku bahwa Ibu akan menikah lagi begitu?"
Jaeyun akui, Ibunya sangat cantik. Nikah di masa muda membawa malapetaka bagi ibunya ketika Jaeyun lahir diusia ibunya yang masih belasan tahun, Ayahnya pergi meninggalkan Jaeyun tanpa pikir panjang. Dan setelahnya yang Jaeyun tidak tahu, mungkin laki-laki lain tertarik dengan paras Wanita berumur 31 tahun itu. Jaeyun mendengar kabar ketika pulang sekolah, Ibunya mengajaknya bergegas. Dan inilah alasannya.
"Maafkan Ibu nak, beberapa kali di ajak berkencan membuat Ibu masih ingin merasakan indahnya menjalin kasih."
Wajah si cantik berekspresi seolah ia memaklumi, kedua matanya terus menatap sekeliling dan bergumam dalam hati. Rumah ini sungguh modern sekali. Interior kamar yang akan jadi miliknya juga bagus, tetapi sampai saat ini ia belum melihat batang hidung step father nya.
"Lalu dimana calon suamimu, Ibu?"
Shim Hyesun tersenyum lucu dengan kedua pipinya yang merona, tidak bisa dibayangkan efek dari perkataan putranya begitu berdampak pada hatinya. Sedangkan Jaeyun hanya mampu mendengus dalam hati. Tidak heran juga jika Ibunya sebahagia ini, beberapa waktu kebelakang Jaeyun menemukan bahwa ia makan enak terus. Sebelum-sebelumnya juga makan enak kok, hanya saja kadang Ibunya di waktu-waktu lalu selalu bawa makanan lebih saat pulang kerumah. Jaeyun hanya berpikir positif, mungkin saja itu dari customer di toko milik bos Ibunya.
"Nyonya, ini sudah kita angkut semua. Pekerjaan selesai, terimakasih."
Beberapa orang berbaju hitam dengan tubuh tegap membungkukkan tubuh mereka, memberi salam pada Ibu Jake. Jaeyun dengan cepat menendang kopernya agar masuk lebih kedalam sementara tangannya menarik Hyesun untuk keluar kamar dan menutup rapat kamar miliknya.
"Jake, Ibu mau beritahu. Bahwa kamar milikmu itu kedap suara, entah karena apa dari awal pembangunan bos Ibu berkata bahwa itu tidak mengganggu siapapun jika kau mau melakukan hal gila dikamar seperti main game dengan suara keras."
"Oh wow, mengerti sekali dengan kegiatanku." Rumah baru yang layak dihuni bagi Jaeyun, karena saat Jaeyun menarik Ibunya untuk ke halaman dibagian dekat dapur dan ada kolam renang. Disana mata Jaeyun berbinar, ingatkan pada semua orang bahwa Jaeyun suka berenang!
"Ibu~ bolehkah?"
Jemari mungilnya menunjuk ke arah kolam renang yang begitu tenang, sedangkan Hyesun menganggukkan kepala. Ia sempatkan melirik jam pada pukul 4 sore, masih ada waktu untuk berkutat dan memasak sesuatu.
"Silahkan, puaskan dirimu ok?Ibu akan masak malam dulu." Jawaban Hyesun mengundang senyum nakal Jaeyun yang ingin meledekinya.
"Aw~ baru calon saja kau sudah mau memasakkan sesuatu untuknya." Ledekan dari Jaeyun membuat Hyesun segera mendorong putranya keluar dari pintu kaca yang di geser dihadapannya.
"Sudahlah anak nakal, berhenti mengganggu Ibu." Layaknya merajuk, bibirnya mengerucut dan Jaeyun tertawa dan sedikit takjub melihat sisi lain Ibunya. Tidak Jaeyun pungkiri bahwa sifat miliknya memang 100% menurun dari Ibunya.
Ketika Hyesun sudah bersiap berbalik menuju dapur, Jaeyun seakan dihentikan sesuatu. Jantungnya berhenti berdetak, tidak tahu kenapa Jaeyun malah berhenti memperhatikan kolam renang dengan air jernih itu. Matahari masih begitu menyengat menyinari tidak membuatnya seperti didalam film horor, hanya saja anehnya kenapa ada bulan di sore hari ini? Dan kenapa awan seolah ingin menutupinya dengan kabut tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sungjake.
De Todocerita milik Sunghoon dan Jake saja. Oneshoot!twoshoot- or something like that.