Pagi pagi sekali, Kai sudah bangun tanbpa dibangunkan oleh pelayan. Semalaman penuh Kei tidak bisa tidur dengan nyenyak, fikirannya menerawang jauh tentang bagaimana kondisi ibunya saat ini? Apakah tubuhnya masih utuh? Hancur? Atau sudah sisa tulang saja?
Kei yang sedang menyisir rambutnya itu kemabli memejamkan matanya untuk kesekian kalinya, kemudian kepalanya menggeleng memberitahu bahwa semuanya akan baik baik saja.
Tok tok tok!
“Kei? Udah siap belom?” suara laki laki yang sudah sangat familiar terdengar di kedua telinga Kei
Itu bang Dava, gumam Kei dalam hatinya.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Dava, Kei langsung bergegas membuka pintu kamarnya “Udah bang” ucap Kei pada Dava, lalu Kei menutup pintu kamarnya
“Ga jadi sama papah? Kok yang kesini abang?” tanya Kei, kepalanya celingukan mencari keberadaan papah nya
“Papah ada urusan mendadak dari kantor cabang, jadi nanti nyusul. Disini emang sama abang kamu ga mau ya?” tanya Dava diakhiri dengan nada sedih nya yang dibuat buat
Kei dengan cepat langsung mengangguk. Membuat Dava lebih menunjukan ekspresi lebaynya, ia membuka mulutnya lalu salah satu tangannya Dava letakan di dadanya, seolah dadanya sedang terasa sakit dan ia pun berujar “Aduh! Tega Kei kamu sama abang! Betapa sakit hati abang dikala mendengar nya!”
“Abang lebay” ucap Kei singkat
Bukannya menghentikan aksi berlebihannya, Dava malah melanjutkannya dengan aksi berikutnya. Kedua tangannya bergerak menutupi kedua telinga nya “Sudah cukup Kei! Abang tidak mau mendengar sahutan kebencian lagi! Itu terlalu sakit! Akkhh!”
Kei tersenyum kecil, lalu ia berucap lagi “Sekarang abang gila”
*
*
*Dava dan Kei berangkat menggunakan mobil silver yang Dava selalu pakai, mereka pun mulai melaju meninggalkan mansion Gahayaka dengan ecepatan yang normal.
“Itu namanya apa ya Kei?” di sela sela perjalanan, Dava menunjuk ke salah satu benda yang terdapat dalam mobilnya
Kei pun menoleh menatap benda yang ditunjukan oleh Dava, lalu setelah menemukannya, Kei menatap malas Dava “Itu tisu” sahutnya dengan jengkel
Dava terkekeh “Hehe ya abang juga udah tau sih” jawabnya membuat Kei memalingkan wajahnya karena kesal
“Itu di bangku belakang abang udah siapin tisu 20 bungkus tau Kei. Nanti jaga jaga siapa tau kamu nangis kejer pas liat secara langsung mobil ibu kamu, hehehe” ocehan receh yang diontarkan Dava berhasil membuat adiknya itu berucap untuk menanggapinya
“Dih! Kata siapa Kei bakal nangis?! Abang sok tauu” lalu setelah mengatakan hal itu, Kei langsung memalingkan wajahnya menatap pemandangan dengan raut kesal karena telah di ejek oleh abangnya
Dava pun terkekeh gemas sekaligus senang. Karena dirinya berhasil menghibur Kei walau hanya sedikit.
Perjalanan yang mereka tempuh memakan jarak yang lumayan jauh, jadi Dava menyuruh agar adiknya itu tidur saja. Dan Kei pun menurutinya.
*
*
*Ckiit~
Mobil milik Dava berhenti, kepala Kei terangkat untuk melongok ke arah depan dan belakang, samping kanan dan kiri. Melihat adiknya yang sedang kebingungan itu Dava pun berbicara “Nyari apa de?” tanyanya

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐀𝐇𝐀𝐘𝐀𝐊𝐀 (GxG)
General FictionShiva, dia lebih berpengalaman, dia senior dalam dunia acting. Namun tidak semua hal bisa berdampak mulus pada karirnya, salah satunya adalah sang mantan yang sudah terobsesi dengannya. Sehingga suatu hari, perbuatan sang mantan membuat Shiva takut...