Pt. 23 Pembalasan

331 13 0
                                    

 

Brian dan Dava saat ini sedang berbincang dengan Kei, di ruangan rawat inap VVIP itu hanya mereka bertiga didalamnya. Shiva pamit pulang untuk melakukan jadwalnya yang sudah kembali hadir lagi. Sedangkan Kinan dan Tari juga sedang pulang untuk membuatkan makanan dan para suami; Marwin dan Yosiho sedang berkumpul juga untuk membahas sesuatu.

“Nah, ini ada surat permintaan maaf dari Om Yosiho...” Brian menyodorkan sbuah amplop pada Kei

Kei dan Dava mengerutkan keningnya merasa heran “Loh? Bukannya si Om udah minta maaf langsung sampe sujud sujud kan? Kok-" ucapan Dava dengan segera di sanggah oleh Brian

“Itu karena rasa bersalahnya gede, dia juga mungkin udah nganggep Kei sebagai anaknya sendiri makanya dia sebegitunya. Menurut tante Tari sih, Om Yosiho emang tipe tipe cowok yang romantis gitu, jadi dia walaupun udah tua tetep sweeeet" ujar Brian dengan lebay

Kei terkekeh, ia lalu mengangguk kecil dan membuka isi dari amplopnya. Ia membaca dengan perlahan sampai ia juga tersentuh dengan kata kata permintaan maaf dari Yosiho “Lagipula, ini bukan salahnya papah Yosiho..." lirih Kei di sela sela membaca isi suratnya

“Dek, abang minta maaf kalo menyela kamu. Tapi boleh ga kita tau rencana kamu apa aja buat bales dendam ke Setyo Adi?” Tanya Dava dengan lembut, dirinya juga menggenggam punggung tangan adiknya dan mengusapnya dengan halus

Brian yang berada di sisi satunya pun mengangguk setuju, tangan Brian juga bergerak mengusap punggung Kei dengan pelan. Laki laki itu tidak berani mengelus bahu kiri sang adik karena cedera nya.

Kei dengan susah menutup kembali surat permintaan maaf dari Yosiho itu menggunakan satu tangan, dikarenakan lengan kirinya yang sudah di gips dan di topang. Maka Dava yang melihat adiknya kesusahan pun ikut membantunya.

Kei terdiam sejenak, lalu dirinya pun menatap lurus kedepan, “Tadinya, Kei cuma mau langsung ke intinya aja. Karena bukti yang Kei punya pun udah cukup menurut Kei. Tapi karena kecelakaan ini, hati Kei jadi menolak buat itu. Rencana baru udah Kei fikirin sejak pagi hari, dan disini Kei butuh bantuan Bang Bri, Bang Dav, sama Papah Marwin"

Brian dan Dava terdiam memperhatikan sang adik, lalu ucapan Kei kembali terdengar lagi “Setyo Adi punya perusahaan cangkang. Adi Furniture namanya, memang ada produk dari perusahaan tersebut. Tapi semua yang mengerjakannya adalah karyawan di perusahaan Adi Karya. Adi Furniture hanya nama untuk memancing para investor asing dan digunakan juga sebagai wadah dari hasil korupsinya selama ini, dengan dalih atas nama perusahaan maka aparat hukum pun ga ada yang curiga, makanya saldo rekening di sana begitu banyak karena memang uang yang Setyo Adi korupsi juga banyak”

“Ada juga bendungan ilegal, dan yang baru saja terkuak adalah tentang lukisan yang kemarin Kei kasih ke Bang Bri"

Brian jadi teringat tentang itu, maka ia pun merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya  “Oh- tentang itu. Seharusnya ini adalah lukisan yang sama. Coba kalian lihat" Brian menyodorkan ponselnya pada Dava

Kei dan Dava pun melihat itu, tertera jelas bahwa lukisan tersebut adalah lukisan yang sama dengan berita yang sedang mereka baca.

‘HILANGNYA LUKISAN LEGENDARIS SEHAGRA 140.000.000 RUPIAH'

“Kemungkinan Setyo Adi yang mencurinya? Lalu untuk apa?” Dava bergumam

Kei pun menanggapi “Mungkin aja. Tapi untuk apa nya Kei kurang tau"

Dava pun menyerahkan ponsel milik Brian kembali padanya “Terus rencana kamu apa dek?” tanya Dava


















*
*
*




















Andri sedang berdiri menahan kantuknya, saat ini adalah tugasnya dalam berjaga malam. Mau tak mau Andri harus tetao membuka matanya untuk melaksanakan tugasnya. Walau hatinya begitu dongkol atas kejadian pengeroyokan yang terjadi itu. Membuat rasa berncinya pada Setyo Adi semakin membuncah.

𝐆𝐀𝐇𝐀𝐘𝐀𝐊𝐀 (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang