Pt. 12 Pernikahan

497 36 0
                                    

Setelah selesai memberitahu Shiva. Kei pun kini sudah berada di dalam mobilnya. Dirinya sejak tadi merasa aneh terhadap dirinya sendiri.

Tangan kanan Kei memegang dadanya yang saat ini sedang berdegup dengan kencang.

“Gue kenapa sih? Kok jadi aneh gini?” ucap Kei merasa sebal terhadap dirinya sendiri

Fikirannya pun tidak bisa fokus, sejak tadi— bukan sejak tadi tapi lebih tepat nya sejak bertemu Shiva dan melihat wajah Shiva yang berjarak sangat dekat itu saat mereka berpangkuan di bilik toilet. Hal ini terjadi.

Dari degub jantungnya yang tiba tiba berdetak kencang, fikirannya yang sekarang terisi penuh oleh bayang bayang wajah Shiva “Abisnya dia kok cantik banget sih kalo diliat dari deket kaya tadi!” Kei berteriak frustasi

Lalu matanya tak sengaja melirik ke arah kaca yang yang ada di atas dashboard mobil “Anjing! Kok pipi gue merah!”

Plak!

“Sadar Kei woy! Lo lagi kenapa!” Kei memukul salah satu pipi nya

Lagi, fikiran Kei kembali teringat kala memandang wajah Shiva “Rambut nya diubah jadi warna silver jadi tambah makin makin tuh orang. Bisa gila gue!!!”

Kei menggelengkan kepalanya dengan cepat, seakan akan kegiatan itu akan membuyarkan bayang bayang dari wajah Shiva yang sedang bersarang di otaknya.

“Ga mungkin! Masa gue mulai ada perasaan sama dia?!” teriak Kei untuk kesekian kalinya


















*
*
*




















1 minggu telah berlalu, Marwin dan anggota keluarga lainnya saat dibertitahu bahwa Kei meminta untuk dinikahkan dengan Shiva, mereka langsung menyahuti kata setuju.

Kei dan Shiva juga sudah mempersiapkan semua nya untuk acara pernikahan di hari ini.

Seperti acara pertunangan yang sebelumnya dilaksanakan di mansion Gahayaka dan hanya di hadiri oleh keluarga inti. Begitu pula acara pernikahan saat ini.

Yang membuat perbedaan yang mencolok adalah pakaian yang di pakai oleh orang orang yang hadir. Bagi yang laki laki semuanya diseragamkan memakai setelah jas berwarna hitam dan putih. Dan untuk yang perempuan semuanya memakai gaun berwarna putih.

Untuk gaun mempelai terbagi menajdi 2 warna yang berbeda. Kei memakai gaun berwarna hitam dan Shiva memakai gaun yang berwarna putih. Mereka dipilihkan khusus gaunnya agar membedakan antara mempelai dan para hadirin.

Lalu saatnya tiba, kedua mempelai memasuki area panggung diiringi oleh ayah nya masing masing. Dan acara pernikahan pun dimulai.

Acara demi acara moderator bawakan dengan susunan yang runtut, tidak terlalu terburu dan juga tidak terlalu lama. Sampai di acara pengucapan janji. Dan setelah Kei dan Shiva berjanji, mereka mulai memasangkan cincin di masing masing jari manis nya.

Prok prok prok prok !

Semua hadirin bertepuk tangan, terlihat dengan samar di area mata dari para anggota keluarga yang menyaksikannya dengan haru. Ada yang melebarkan mulutnya karena senang ada juga yang sedang menahan tangisnya.

Terutama dari para orang tua, khususnya para ibu yang sudah tidak bisa menahan tangisannya sejak janji pernikahan itu terucap.

Marwin menatap Kei dengan sendu, ia merasa waktu berlalu begitu cepat. Saat ini Kei sudah menikah, ia harus senang akan hal itu ataukah harus sedih? Karena jujur di dalam lubuk hatinya, Marwin masih sangat ingin memanjakan Kei dan bercanda tawa dengan anaknya itu.

𝐆𝐀𝐇𝐀𝐘𝐀𝐊𝐀 (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang