Brruummm!
Setyo Adi dipersilahkan turun setelah menerima perlakuan istimewa dari Andri, dimana pintu mobil dibukakan olennya agar Setyo Adi bisa turun dengan elegan.
Layaknya bos bos besar, Setyo Adi berjalan dengan tegap diiringi kedua bodyguardnya yang senantiasa mengikutinya dari arah belakang.
Salah satunya adalah Andri, laki laki itu lengkap memakai setelan pakaian formal serba hitam layaknya bodyguard pada umumnya. Dia berjalan di belakang Setyo Adi yang kini sudah memasuki sebuah kantor elite di tengah kota.
Mereka bertiga pun disambut begitu mewahnya, lalu diarahkan untuk segera menaiki lift karena sang bos besar yang memiliki gedung perkantoran ini sudah menunggu Setyo Adi di ruangan pribadinya yang berada di lantai atas.
Tingg!
Setelah lift sampai, Setyo Adi segera mempercepat jalannya menuju ruangan yang sudah ditujukan oleh si assistant dari kliennya barusan.
“Kalian tunggu diluar" seperti biasa, suara berat dari Setyo Adi terdengar memerintah untuk kedua bodyguard nya, memerintahkan mereka agar tidak mengikutinya masuk kedalam ruangan sang klien
Andri dan satu laki laki yang menjadi teman kerjanya pun dengan patuh mengangguk, mereka menundukan badannya diiringi dengan perginya Setyo Adi ke dalam ruangan pribadi kliennya kali ini.
Ceklek!
Setelah Setyo Adi memasuki ruangan, mereka berdua pun segera menegakan badannya lagi, dan memposisikan tubuh mereka untuk berdiri tegak di masing masing sisi dari pintu.
‘Gue ga bisa denger pembicaraan mereka kalau dari luar. Semoga aja si Setyo pake klip dasi yang udah disadap sama Kei' dalam hatinya, Andri bergumam sewot karena dirinya tidak bisa menyelidiki Setyo Adi akibat jarak nya yang jauh, dan berharap agar keberuntungan berpihak padanya
*
*
*“IYAAA kak aku udah bilang cuma sebentar sayang" ujar Kei pada Shiva yang masih memeluknya dengan erat
Kedua pipi Shiva bersemu, dirinya masih ingin bermanja ria dengan sang istri, mumpung jadwal syutingnya sedang libur. Tetapi apa daya jika barusan istrinya itu dihubungi oleh Jaya agar segera bersiap.
Shiva mempererat pelukannya di tubuh Kei. Lalu kepalanya mendongak demi bisa mengamati wajah istrinya “Seharusnya kamu tanggung jawab! Itu aku masih sakit tau!” dengan malu Shiva membentak Kei
Muka Kei langsung merah padam, yang semula menunduk kebawah untuk membalas tatapan dari Shiva, kini Kei palingkan wajahnya ke arah samping kanan.
“Y-ya maaf...” lirih Kei yang hanya bisa terdiam karena merasa malu
Set!
Shiva pun melepas pelukannya, “Ya udah. Kamu boleh pergi tapi jangan lama lamaaaa"
Kei mengangguk, ia lantas segera beranjak dari kasur dan mulai berjalan pergi meninggalkan Shiva di atas kasur.
“Kei!” saat Kei sudah selangkah lagi sampai di ambang pintu, dirinya dipanggil lagi oleh sang istri
Kei membalikan tubuhnya ogah ogahan menghadap pada Shiva di ujung sana “Yaaaa? Katanya aku boleh pergi, kok dipanggil lagi?”
Shiva tersenyum kuda, menyengir selebar mungkin diiringi dengan kekehan “Hati hati ya, sayang" dengan lembut Shiva ujarkan sebuah perhatian pada Kei
Kei tersikap untuk sejenak, panggilan sayang dari Shiva yang pertama kali ia dengar, berhasil membuat pagi hari ini terasa lebih semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐀𝐇𝐀𝐘𝐀𝐊𝐀 (GxG)
Fiction généraleShiva, dia lebih berpengalaman, dia senior dalam dunia acting. Namun tidak semua hal bisa berdampak mulus pada karirnya, salah satunya adalah sang mantan yang sudah terobsesi dengannya. Sehingga suatu hari, perbuatan sang mantan membuat Shiva takut...