Afraid

251 24 1
                                    

Wina berjalan ke parkiran dan masuk ke mobilnya. Ia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dia lakukan tadi.

"GUE KENAPA SI ANJING?! SUMPAH GUE KENAPA COG?!?!?"- monolog Wina di mobil.

"Gue cemburu? Wtf men, gue cemburu? Gue tadi ngapain? Gue nyium dia? Anying seriusan ini gue ngapain? Gue ngapaim buatim bekal, nyamperin ke kantor and... kisa him?? AAAAAKKKKKKK"- teriak Wina di dalam mobil.

Wina kemudian menjalankan mobilnya ke arah rumah. Sepanjang perjalanan ia hanya membayangkan kejadian tadi, ia benar benar bingung dengan apa yang dia lakukan. Diluar nalar.

Sesampainya di rumah, Wina memarkirkan mobilnya di garasi. Ia masuk ke rumah buru-buru dan menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu. Ia melotot dan bolak-balik memukul pipi nya. Apakah dia bermimpi? Atau kenyataan? Ya benar kenyataan.

"Oik, jangan dipukulin dong pipinya"

Wina spontan melihat ke arah pintu masuk dan melihat Jake berdiri di sana dengan senyumannya.
Wina yang melihat itu langsung membuang mukanya dan langsung berjalan cepat ke tangga.

Baru menginjakkan kaki di tangga yang ke dua. Jake menarik tangan Wina yang otomatis membuat Wina oleng dan meletakkan tangannya di baju Jake. Begitu juga dengan Jake yang melingkarkan kedua tangannya di pinggang Wina.

"Mau kemana sih? Lo salting ya karena tadi yang di kantor?"- tanya Jake usil.

"Engga, siapa bilang"- ucap Wina kemudian melepaskan tangannya dari bahu Jake.

Wina kemudian berusaha menetralkan ekspresinya dan mengondisikan gerak-geriknya. Ia berjalan ke sofa ruang TV dan duduk di sana.

Dari luar terdengar suara hujan deras dan geluduk yang lumayan kuat. Memang sedari tadi cuaca sudah mendung.

Jake duduk di sofa yang berbeda dengan Wina. Ia melepaskan jas nya dan meletakkannya di sofa. Kemudian melipat lengan kemeja nya keatas.

"Lo kenapa pulang cepat?"- tanya Wina.

"Ya gapapa sih, emang ga boleh?"- tanya Jake boleh.

"Gaada yang bilang ga boleh"- jawab Wina.

"Tapi gue masih penasaran deh, lo kenapa nyium gue tadi? Di bibir lagi"- tanya Jake.

"Spontan, ga sengaja, gue ga sadar"- jawab Wina seadanya.

"Ah masa sih? Tapi pas lo nyium gue, lo liat ke arah pintu tuh. Lo mau manas manasin Laila?"- tanya Jake.

"Engga, gaada yang mau manas manasin"- jawab Wina.

"Ya kalau lo mau manas manasin juga gapapa sih. Gue mau aja kalau lo manas-manasin dia dengan cara nyium gue. Gue mah fine fine aja"- ucap Jake disertai dengan ketawa tengilnya.

"Apaansih, jorok banget"-ucap Wina kemudian melempar salah satu bantal ke Jake.

Ia kemudian pergi ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya. Ia duduk di kasur dan menarik selimut sampai ke wajahnya, menutupi seluruh tubuhnya.

"Gue kenapa sih tadiii????"- monolog Wina.

Niitt

Wina mendengar suara, kemudian membuka selimut dari bagian wajahnya.
Gelap.

"Jake?"- panggil Wina.

Wina mulai takut. Ia benar-benar kaku dan tidak bisa bergerak karena suasama gelap ditambah hujan dan petir yang menggelegar.
Wina melihat sekeliling untuk mengambil handphone nya.

"Sialan handphone gue dibawah lagi"

Langit memang mendung dan lumayan gelap, walaupun begitu suasananya tetap mencekam bagi Wina. Wina benar benar takut , untuk bergerak saja dia kaku sangkin takutnya.

Tendresee (Jake x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang