Day 2

312 26 0
                                        

Sesuai dengan itinerary, hari ini mereka akan pergi berbelanja. Karena Melbourne sedang musim dingin, jadi mereka berdua memakai jacket sebagai outer. Mereka sekarang sudah keluar dari hotel dan berjalan ke arah kiri, dimana di ujung jalan ada tokoh pakaian.

"Menurut lo yang perlu dibeli apa aja ya?"- tanya Wina.

"Eumm, jacket yang tebelan dikit, lebih tebel dari yang lo pake, sarung tangan, sepatu buat ntar di salju biar ga licin, sama kupluk kalau lo mau"- jawab Jake.

"Ooh, okoke"-ucap Wina.

Mereka pun berpencar, Wina ke bagian perempuan, sementara Jake ke bagian laki-laki.
Setelah selesai memilih, Wina buru-buru ke kasir untuk membayar semuanya tanpa sepengetahuan Jake, jujur dia masih kurang nyaman dibayarin terus.

"Loh, lo udah bayar?"-tanya Jake, yang dibalas anggukan oleh Wina.

Jake menghela nafas. "Biar gue aja harusnya, sekalian sama punya gue"- ucap Jake kemudian membayar belanjaannya.

"Maaf, gue masih belum terbiasa, aneh rasanya"- ucap Wina.

"Iyaa, gapapa kok. Santai aja"- ucap Jake.

Mereka pun keluar dari tokoh tersebut dan berjalan ke arah halte untuk menunggu tram.

"Lo mau makan pizza ga? Di sini ada pizza enak, yang jual orang italia asli. Tapi kita kudu naik tram sih kesono, mau?"- tanya Jake.

"Mauu, tram itu yang itu ya?"-tanya Wina menunjuk ke arah sebuah kendaraan seperti kereta api, tapi ga kereta api. Itu adalah transportasi umum yang dipakai oleh warga melbourne. Dan setiap nomor tram, mempunyai tujuannya masing masing.

"Iya"-jawab Jake.
"Ayo"

Jake menggandeng tangan Wina menuju halte. Mereka menunggu selama 5 menit, kemudian tram tersebut datang dan mereka masuk ke dalam.

Wina hanya melihat sekeliling tram dengan takjub. Tram nya bener-bener rapi, ga suram lah pokoknya.

"Sini duduk, ngapain berdiri terus?"- ucap Jake.

Wina pun duduk di sebelah Jake dan melihat kearah jendela.

"Wow, gue kayanya kalau tinggal disini betah deh"-ucap Wina.

"Lo mau tinggal disini?"-tanya Jake.

"Bukan gitu, gue kalau tinggal permanen lebih suka di Indo. Cuman mungkin kalau misal liburan lama disini gue betah"-ucap Wina.

Setelah beberapa perhentian, mereka sampai di tujuan. Mereka sampai di Brunswick, bagian Melbourne tapi agak ujung.

Jake mengajak Wina ke tempat pizza yang dia katakan. Daerah Brunswick ga semewah pusat kota, tetapi disini lengkap dan murah-murah.

Sesampainya di cafe tersebut, Jake menyuruh Wina untuk duduk di meja luar saja, karena udaranya lebih segar. Jake masuk ke dalam dan memesan 1 pizza ukuran jumbo. Setelah memesan, Jake keluar dan duduk di hadapan Wina. Mereka menunggu pizza nya diantar.

"Dingin sih, tapi adem"- ucap Wina.

"Eh ayo foto"- ucap Jake.

"Hah? Foto apaan?"- tanya Wina.

"Gelang loh neng, kan semalam udah janji"- ucap Jake.

"Oooh, boleh"- ucap Wina.

Mereka kemudian berdiri dan mendekatkan tangan mereka, Jake kemudian memotretnya dengan handphone nya dan di post ke instagramnya.

"Lo gada niatan ngonfirm permintaan mengikuti gue kah?"- tanya Jake.

"Memang ada?"- tanya Wina.

"Ada njir, cek deh hp lo"- ucap Jake.

Tendresee (Jake x Winter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang