Agenda hari ini, Wina dan Jake akan pergi ke Sovereign hill. Itu semacam tempat libura, hiburan yang menggambarkan Melbourne zaman dahulu. Mereka harus menaiki bus dari pusat kota yang memakan waktu kurang lebih 1 jam.
Mereka berjalan ke halte dan menunggu bus. Beberapa menit kemudian, bus datang dan mereka masuk ke dalam. Bus nya adem dan tentunya nyaman. Mereka duduk sebelahan, tapi kali ini Wina ga di dekat jendela, katanya lagi males. Mereka diam-diaman, lebih tepatnya menikmati perjalanan sambil melihat jalanan. Karena Sovereign Hill ada di countryside atau bisa dibilang Melbourne agak ke ujung.
"Engga, gue ga ngantuk. Jalanannya cakep, sayang kalau ga dilihatin"-ucap Wina.
"Sini nyender"- ucap Jake sambil menepuk bahunya.
Wina pun mendekatkan dirinya dan bersender pada Jake. Entah kenapa bersender ke Jake benar-benar nyaman. Wina tersenyum kecil, dia suka kalau Jake kaya gini sebenarnya.
Jake meletakkan kepalanya di atas kepala Wina dan mengambil tangan kanan Wina. Ia meletakkan tangan Wina di pahanya, tentunya tangan Jake menggenggam tangan Wina dan mengelusnya dengan lembut.
"Lo udah pernah kesana ga?"-tanya Wina.
"Kemana?"- tanya Jake.
"Ke tempat yang mau kita datangin ini"- ucap Wina.
"Belum sih, ini first time"-ucap Jake.
"Sama-sama first time dong"-ucap Wina.
"Besok lo mau kemana?'-tanya Jake.
"Ntar dulu lah, yang mau kita datangin aja belum dijalanin"-ucap Wina.
"Besok naik mobil aja ya?"-tanya Jake.
"Boleh"-jawab Wina.
Setelah hampir satu jam, mereka pun membeli tiket dan masuk. Mereka mengambil satu brosur yang isinya peta sebagai petunjuk arah. Di awal, ada beberapa tempat untuk belanja pernak-pernik seperti cincin, gelang-gelang, kalung dan masih banyak lagi. Wina mengajak Jake masuk, ia berinisiatif membeli dua cincin untuk mereka. Cincin nya simple, tapi unik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wina memakai cincin yang bercorak bintang, sementara Jake memakai yang bercorak bulan. Mereka memakai cincinnya di jari manis tangan kiri. Karena jari manis tangan kanan kan ada cincin nikah. Jake salting brutal saat Wina memberi cincin itu. Dia menutup mulutnya yang ternganga dan mondar-mandir gak jelas karena salting sementara Wina cuman diem di tempat ngeliatin Jake.
"Udah ih, malu diliatin orang"-ucap Wina kemudian menarik tangan Jake.
Mereka masuk ke suatu rumah kecil yang ternyata isinya tempat bermain bowling. Tapi bowling zaman dahulu. Lintasan bowlingnya terbuat dari kayu. Jake mengambil satu bola bowling dan melemparnya, begitu juga dengan Wina.