Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Matahari, perlahan mulai muncul dari arah timur. Menampakan cahayanya yang begitu terang, yang begitu besar, bahkan. Untuk menyusup ke sela-sela kamar bocah yang selalu bertingkah laku aneh dan kekanak-kanakan. Cahaya itu, mengenai lehernya yang berdekatan dengan jendela, namun. Sang bocah itu masih tertidur pulas, belum. Bangun, padahal. Sekarang adalah jadwalnya untuk pergi bersekolah
Perlahan. Suara langkah kaki, mendekat ke arah kamar bocah itu. Suara langkah kaki pelan, tidak terburu-buru, dan sangat tenang seperti aliran air yang berada di danau. Cklek..
Pintu itu dibuka secara lembut, mengantisipasi bila yang ingin dibangunkan masih tertidur dalam dunia mimpinya. "Masih tertidur rupanya, untung saja masih pagi"
Gumam guru Chen. Lalu ia mendekat ke arah Adel, meski. Masih pagi, harus banyak yang ia lakukan. Seperti mandi, ganti baju dan sarapan sebelum berangkat ke sekolahGuru Chen membangunkan Adel dmehan cara menepuk-nepuk pelan lengan Adel. Ia selalu melakukan cara itu kepada siapapun yang tengah tertidur. "Bangun, Del. Hari ini sekolah"
Ujar guru Chen. Adel perlahan membuka matanya, dan menguap. Nyawanya belum terkumpul penuh rupa-rupanya. Pasti, karena tadi malam pulang terlambat. Maklum lah, semalam, Adel memakan ramen bersama Gracie sambil berbincang mengenai dunia kungfu. Bagaimana tidak lupa waktu? Gracie itu sangat asyik bila diajak berbincang. Mereka pasti akan berteman lebih dekat setelah iniGuru Chen tersenyum pada anak itu. Lalu pergi meninggalkan nya, karena ia masih memiliki kesibukan lain. Adel juga pasti akan bangun dan mempersiapkan dirinya sendiri, umurnya sudah menginjak 17 tahun, ia tentu sudah bisa mandiri terhadap beberapa hal yang sebelum nya harus dibantu orang lain.
Adel mengusap-usap matanya sekali lagi, ia ingin mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sebelum mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahan. "Tadi malam tidur ku sangat nyenyak, baguslah"
Gumam Adel. Hari ini, adalah jadwal olahraga di jam pertama, pasti. Staminanya akan kuat dalam menjalani segala rintangan di hari iniAkhirnya ia beranjak dari ranjang tempat tidurnya. Ia mengambil handuk yang biasa digunakan nya untuk mandi, lalu. Ia memasuki kamar mandi. Ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagi dirinya
Sementara itu. Shani, Jinan dan Gita sudah selesai bersiap-siap, mereka tengah menyiapkan meja makan dan kursi di pagi hari untuk sarapan murid-murid lain.
Mereka bertiga membagi tugas, walau sebenarnya ini adalah jadwal Adel juga, namun. Ia harus berangkat ke sekolah, jadi. Kapan-kapan saja Adel membantu mereka lagi.
Shani bagian mengelap meja agar tetap bersih tanpa debu, Jinan bagian merapihkan kursi, sementara Gita mengangkat meja itu ke tempat yang seharusnya"Kak Shani, menyemprot mejanya jangan terlalu banyak. Nanti bau sabun saat mau makan"
Jinan memperingati Shani. Cairan yang digunakan untuk mengharumkan meja itu mengandung sabun. Jika terlalu banyak, baunya hanya akan memabukan orang, dan jadi tidak selera saat makan. "Baik, Nan. Aku mengerti"
Jawab Shani. Lalu ia melanjutkan dengan mengelap meja menggunakan kain berwarna putih"Gita! Apa kau melihat sabun mandi ku?"
Tanya Fareeda dari kamar nya yang berada di atas. Gita langsung menengok ke arah atas, lalu menggeleng. "Tanyakan pada murid lain! Aku tak masuk ke kamar mu sama sekali kemarin"
Sahut Gita dari bawah sembari meletakkan meja ke tempat yang sudah ia perkiraan. Fareeda memberikan acungan jempol pada Gita, lalu berjalan menuju kamar murid lain untuk mencari sabun mandi miliknya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kungfu Hero (Adeljkt48)
ActionTamat! 70% bahasa baku! Seorang anak yatim piatu yang tanpa sengaja ditemukan oleh Chen Zhang. ahli bela diri kungfu. Awalnya Chen Zhang mengira bahwa anak yatim piatu ini hanya anak kecil bertampang polos yang membutuhkan belas kasihan orang lain...