Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pintu kamar yang sudah ditutup dari tadi pagi, menjadi saksi bisu perbincangan Adel dan Delynn yang begitu mendalam. Sebelumnya Adel tak pernah menceritakan tentang masa lalu nya pada siapa pun, selama tiga tahun ini ia selalu bungkam, diam dan hanya meresapi nya sendiri, namun. Setelah Delynn hadir pada kehidupannya, ia merasa bahwa Regie kembali hadir menemani nya seperti dahulu. Meskipun ia tahu bahwa ia sudah jatuh kedalam lorong yang terlalu dalam, ia sudah kembali mempercayai orang lain lagi selain Oniel. Regie, apa kau hadir kembali?
Senyuman Delynn sangat mirip dengan Shani yang lembut tapi tegas, prilaku Delynn juga sangat mengambarkan Regie yang menggemaskan. Tangan lembut Delynn, hatinya yang baik lagi manis selalu mengingatkan Adel akan Jinan, lalu. Kekhawatiran Delynn terhadap Adel yang mungkin saja berbohong pada dirinya, sangat mengambarkan Gita yang kadang kala dingin, dan kadang kala begitu hangat membelai rambutnya
Hatinya ragu untuk percaya pada Delynn, tapi bibirnya sudah terlanjur berbicara terlalu dalam, percuma bila sewaktu-waktu ia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, karena kenyataannya ia berbohong. Delynn tahu itu, ia sudah mengenal Adel terlalu dalam, bahkan melebihi Aran. Apakah ini benar? Mata Adel tertuju pada wajah Delynn, namun. Pikirannya terjun bebas ke sebuah padang rumput yang indah, menatap langit, sembari berfikir apakah ini adalah hal yang tepat?
"Membuka lembaran baru nggak harus selalu ngelupain masa lalu, tapi kenapa kak Adel berusaha sejauh ini? Bukanya ini nambah sakit?"
Banyak sekali tanya yang Delynn keluarkan dari bibirnya yang berwarna merah muda, lalu Adel selalu menjawab dengan berbagai rangkaian kalimat yang membuat Delynn percaya, bahwa manusia setulus Adel telah di sia-sia kan oleh waktu. "Bukan membuka lembaran baru, aku hanya ingin menata hidup baru. Seperti bayi yang baru dilahirkan, itu lebih baik 'kan?"
Sorot mata Adel sudah benar-benar menunjukkan perasaannya yang tak karuan, sementara mata Delynn masih berbinar, berusaha mencerna perkataan yang Adel berikanDear ayah.
Dia tulus, dia baik, dia begitu menjanjikan bagiku
Lantas bagaimana selanjutnya? Apakah gadis jangkung yang lebih tua dariku ini harus tersakiti lagi?
"Kau tahu? Aku telah ditinggalkan begitu banyak orang, bahkan mereka pergi secara tidak pantas"
Adel mulai memalingkan wajahnya dari Delynn, ia tak mau, ia tak kuasa bila harus menangis didepan gadis yang lebih muda darinya, yang kehidupannya lebih tertata. "Samurai itu sangat kejam, aku membenci mereka semua, mereka sungguh hina"
Delynn menundukan wajahnya. Sementara Adel mulai mengingat kejadian dimasa lampau yang membuatnya seringkali bungkamItu menyakitkan, selalu, dan akan selamanya begitu. "Mereka merenggut nyawa... Orang yang aku sayangi.. Mereka membuat aku berbeda. Aku membenci diriku yang sekarang, aku ingin tersenyum lagi"
Mata Adel mulai memanas, menurunkan beberapa tetes air mata yang memilukan untuk dilihat. Ahh, sudah 3 tahun semenjak hari itu, semuanya berubah, para Samurai itu merenggut kehidupan Adel maupun Oniel yang sudah sangat baik, yang sudah sangat tertata seperti Delynn saat ini. "Aku selalu mencoba kembali ceria, tapi nihil, saat aku kembali tertawa, aku melihat bayangan mereka yang sudah tiada... "Delynn mulai sadar bahwa Adel sudah menangis deras, Adel sudah mengusap matanya itu berkali-kali dengan kasar, agar air itu berhenti membasahi wajahnya yang malang.
Delynn tak tega, ia mengusap rambut milik Adel dengan perlahan. Ia bisa merasakannya, anak ini hanya perlu kehidupan normal seperti manusia biasa, "kak... Semuanya bakal baik-baik aja kok! Kak Oniel sana Delynn nggak bakal pergi, kita bakal stay sama kak Adel!"
Adel kembali menatap Delynn yang sudah tersenyum riang gembira
KAMU SEDANG MEMBACA
Kungfu Hero (Adeljkt48)
AcciónTamat! 70% bahasa baku! Seorang anak yatim piatu yang tanpa sengaja ditemukan oleh Chen Zhang. ahli bela diri kungfu. Awalnya Chen Zhang mengira bahwa anak yatim piatu ini hanya anak kecil bertampang polos yang membutuhkan belas kasihan orang lain...