Happy Reading Brodie
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Eh, Del. Lo liat si Gracie kagak? Gw mau nyalin pr punya dia"
Tanya Amanda sembari memegang sedotan jus jeruk miliknya. Hari ini, mereka bersekolah dengan cukup tenang, meski. Pada waktu istirahat, tentunya banyak siswa siswi yang ricuh karena beberapa gosip yang mereka sebar.
Sementara Adel dan Amanda telah duduk di meja makan, mereka tak banyak membicarakan orang lain, hanya beberapa hal ringan saja, seperti bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing sebelum bertemuRupa-rupanya, Amanda adalah orang yang asyik bagi Adel. Ia tetap bisa bercanda tawa meski berkomunikasi menggunakan bahasa masing-masing. Amanda juga sudah terbiasa dengan bahasa baku yang Adel gunakan, ia rasa. Malah menyenangkan (?) karena jarang-jarang ada anak sekolahan yang menggunakan bahasa baku, apalagi. Orangnya se aktif Adel, dan bagi Amanda, Adel juga tetap asyik dengan caranya dan tingkah lakunya sendiri. "Dari pagi aku tak melihatnya, mungkin. Dia tengah sibuk? Lagipula, kita dan Gracie kan beda kelas, Mand"
Ujar Adel. Ia tengah memperhatikan sekelilingnya. Karena, hari ini adalah hari pertama misinya akan berjalanMenjadi bodyguard. Ayolah, itu sesuatu yang tak menyenangkan bagi Adel, bila yang dilindungi Regie. Memangnya, seperti apa orang yang tengah mengincar dirinya itu? Apakah sangat berbahaya? Sehingga meminta tolong Perguruan Bintang biru? Aishh.. Intinya Adel tetap tak suka, pasalnya. Ia harus lebih bersiaga dalam menjaga Regie, jika sampai lecet, mungkin. Misinya bisa gagal, "oh iya, Del. Pulang sekolah lo jangan pulang dulu, disuruh sama kak Indah, kak Zee"
Adel mengangguk. Pasti, soal latihan basketnya yang tidak konsisten ya? Menyebalkan. Untung, Regie juga mengikuti kegiatan yang sama, jadi. Ia tak perlu repot-repot berpergian"Kalau kau, Mand? Ada latihan musik hari ini?"
Adel bertanya. Karena, beberapa hari yang lalu, ia sempat mendengar suara petikan gitar disertai drum dan beberapa alat musik lain di ruangan khusus. Amanda, memainkan gitar begitu lihai. Ia cukup kagum, jarang-jarang ia melihat seseorang yang bisa memainkan banyak alat musik seperti Amanda.
Amanda mengangguk, hari ini, ia memang ada latihan bersama teman-teman nya yang lain. "Yo'a, nanti kalau udah ada waktu, gw mainan gitar atau enggak drum, buat lo sama Gracie"
Adel tersenyum sembari mengacungkan ibu jarinya pada AmandaPerlahan. Adel mendengar suara langkah kaki yang seharusnya ia jaga, Regie. Ia berjalan sendiri dengan membawa sebuah minuman. Regie hampir sampai melewati meja Amanda nan Adel. Adel yang sudah siap siaga, sesekali melirik kaki Regie, siapa tahu, penyerangan akan terjadi di sekolahan. "Firasat ku kali ini cukup buruk, aku harus siap siaga"
Adel memiliki firasat kurang baik kali ini. Untuk berjaga, ia sedikit memiringkan badannya, jika sewaktu-waktu ada yang ingin menyerang RegieSaat Adel melihat ke arah depan. Sial!
Ada sebuah katana yang sengaja dilempar untuk mengenai kepala Regie. Katana itu sangat cepat, untungnya. Posisi Regie sudah berada di samping Adel saat Adel menyadari itu.
Dengan sigap, Adel beranjak, lalu. Menghentikan laju katana dengan sela-sela jari tangan kanannya. Ia menahan katana itu agar tidak sampai pada kepala Regie. "Brengsek!"
Adel mendengar suara katana dari arah belakang. Pasti, ada satu katana lagi yang akan mengincar kepala Regie. Sialnya, Adel tak bisa secepat itu untuk menolong RegieJika untuk meminta Regie bergeser pun tak sempat, Regie sudah terlanjur membeku karena kejadian yang sangat cepat. "Apakah aku terlambat, Del?"
Adel tersenyum miring. Gracie benar-benar tepat waktu menangkis katana itu dengan tendangan akrobatik miliknya. "Kau selalu tepat waktu, terimakasih!"
Ujar Adel. Sorak sorai mereka dapatkan dari murid lain, sementara. Amanda, ia yang paling dekat menyaksikan kejadian itu, hanya bisa ternganga dengan kulit ayam yang belum sempat ia telan ke tenggorokan nya. Adel yang menyadari akan hal itu, langsung membuang katana yang ia tahan dengan sela-sela jarinya, dan Gracie langsung duduk di kursi yang sama dengan Adel. Seolah-olah mereka tidak melakukan apa-apa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kungfu Hero (Adeljkt48)
AksiyonTamat! 70% bahasa baku! Seorang anak yatim piatu yang tanpa sengaja ditemukan oleh Chen Zhang. ahli bela diri kungfu. Awalnya Chen Zhang mengira bahwa anak yatim piatu ini hanya anak kecil bertampang polos yang membutuhkan belas kasihan orang lain...