Chapter 12
Orang Kuat dari Pasar Gelap
Keadaan tubuh Noah sekarang semakin memburuk, meskipun Raia telah mengurangi kadar sihir asli miliknya yang terus dimasukan-mengarungi semua bagian tubuh Noah, hanya dapat memperlambat kerusakan organnya lebih lanjut saja. Apakah tubuh Noah akan lenyap sekarang? Kesadaran Raia juga bahkan hampir menghilang karena rasa kantuk luar biasa.
Sedikit demi sedikit mata biru langitnya mulai redup, Raia masih berusaha memikirkan cara untuk menyembuhkan tubuh ini. Ia seakan menggali pikirannya sendiri bagaikan mencangkul ke dasar tanah yang sudah terdapat bagian batu.
Raia sampai memasukkan bintangnya sendiri untuk menyelam dalam pikirannya, usaha itu membuahkan hasil, dirinya mempunyai satu cara saat ini untuk menyembuhkan tubuh Noah yang semakin melemah.
Dibenak Raia terdapat satu cara, merekontruksi tubuh ini menjadi seperti awal.
Raia mengambil pecahan kaca yang terdapat disekitarnya, memilih ukuran besar dan ujungnya paling runcing. Ia menusuk tepat dibagian letak jantung tubuh Noah, merobeknya hingga banyak darah muncrat keluar, mewarnai kemeja putih layaknya menggambar diatas kanvas putih.
Lengan kanan Raia dipenuhi sihirnya sendiri, diselimuti oleh cahaya berkilau terang. Kemudian, ia menggenggam jantung itu, memasukkan sihirnya secara paksa untuk mempetahankan kesadarannya agar rekontruksi tubuh Noah bisa berjalan lancar.
Raia merasakan rasa sakit luar biasa bagaikan ditusuk puluhan pedang secara bersamaan dijantungnya, tapi ia menghiraukan rasa sakit itu dan terus memaksa sihirnya agar menguasai se isi jantung Noah.
Namun, sihir miliknya tak bisa masuk karena jantung Noah tidak kuat, jika dipaksakan oleh Raia maka akan meledak saat ini juga. Raia tak bisa berpikir lagi, kesadarannya mulai hilang, matanya sudah tertutup sekarang dan lengan kanannya masih menggenggam erat jantungnya sendiri.
"Sialan...", kata yang keluar dari mulut Raia untuk terakhir kalinya ia bersuara.
Tepat sebelum dirinya hampir hilang sepenuhnya, disekeliling Raia bersandar ada banyak rumput hijau tumbuh subur bersama bunga-bunga indah menjulang tinggi. Bau harum menenangkan dan familiar baginya, luka aliran dan organ dalam Noah disembuhkan dalam sekejap, aliran darahnya kembali jalan mengarungi tubuh bersama sihir Raia yang telah dimasukkan sebelumnya.
Langkah kaki terdengar dari dekat, berjalan menumbuhkan bunga subur disekitarnya. Surai putih panjang indah menjulang kebawah bersama jubah hitam menyapu diatas rumput subur. Wanita cantik yang pernah ia kenal, siapa sangka Raia akan bertemu dengannya kembali saat ini?
"Kau... Selamat, ya...", suara Raia kembali terdengar namun sangat lemah seakan kesadarannya belum kembali sepenuhnya, ia bahkan masih tak bisa menggerakan bagian tubuhnya sendiri. Senyuman tipis terlukis rapi diwajah tampannya saat ia kembali menutup matanya.
"Kau berhutang padaku, kali ini", ucap wanita itu dengan senyum indah bagai bunga mekar, suara indah bagai harmoni. Kini ia berada disamping Raia, duduk diatas rumput subur itu sembari menyingkirkan pecahan kaca dan tangan Raia yang sedari tadi masih menggenggam jantung.
∆∆∆
"Tuan Vardel... Aku tak menyangka kalau Anda bersama mereka selama ini", ucap Miss Tresa. Meskipun pikirannya sekarang sedang terganggu, ia tetap menjaga agar dirinya tak salah langkah untuk melakukan sesuatu kedepannya.
"Ya, oleh sebab itu aku minta maaf padamu, sampaikan juga pada guru yang lain, ya?", jawab Vardel masih tersenyum tanpa rasa bersalah. Kemudian, ia berjalan keluar melalui lubang dinding, mengarah ke tempat kepala Argon berada.
Miss Tresa mengambil keputusan untuk tak melakukan apapun karena para guru tidak ada yang turun mengatasi masalah ini, ia menduga kalau Vardel telah melakukan sesuatu-mengakibatkan guru yang lain tak bisa berbuat apa-apa saat penyerangan ini terjadi.
"Pak tua Argon... Aku penasaran siapa yang mengalahkanmu sampai begini...", ucap Vardel, menatap ke kepala Argon yang berada dibawah kakinya, lalu ia mengambil kepala itu dan berpaling pada sosok jubah hitam disampingnya.
"Apa kau melihat semuanya, Violet?", tanya Vardel pada sosok berjubah hitam yang namanya adalah Violet."Tidak, aku baru saja ke sini setelah melihat cahaya yang menyilaukan dari perpustakaan", jawab Violet, sepertinya ia masa bodoh terhadap rekannya sendiri meskipun sedang dalam misi.
Kemudian, Violet memunculkan pedang hitam legamnya-menebas angin secara diagonal. Ruang seakan sobek akibat tebasan dari Violet, membuka portal berbentuk segitiga. Mereka berdua masuk sembari membawa kepala Argon dan menghilang.
Disisi lain, Kai sudah tiba digedung guru, namun pintu masuknya telah disegel oleh seseorang. Ia mengeluh, harusnya Aron yang menuju tempat ini agar dapat dengan mudah membuka segel. Kai membuka buku sihir kecilnya dan tiba dihalaman sihir Penyegelan.
Ia menyentuh pintu itu, mengotak-ngatik sesuatu diatas segel berwarna biru tersebut. Tak lama, segel itu pecah bagai kaca yang rapuh, berserakan ditanah dan menghilang seketika.
Kai membuka pintu secara perlahan, memunculkan kepalanya sedikit kedalam untuk melihat situasi. Ternyata, seseorang yang sepertinya telah menunggu Kai duduk santai diatas kursi bersama sebuah tombak perak bermata runcing mengkilat.
"Sudah lama, ya? Si bodoh atau mungkin si pembunuh?", ucap orang itu, seorang pria berambut hitam pendek, memakai jubah hitam seperti pembunuh bayaran lainnya dan sebatang rokok dilengan kirinya.
Kai masuk tanpa ragu ketika melihat orang itu, bersiap-siap untuk bertarung aeolah-olah ini adalah pertaruhan hidup dan mati. Mata abu-abu yang biasanya nampak redup kini menatap tajam ke arah musuhnya sekarang.
"Evan... Kau masih hidup ternyata," Ujar Kai, ekspresinya terlihat kalau sekarang ia sangat marah, suaranya pun jauh berubah dari biasanya, entah apa yang terjadi pada mereka saat dimasa lalu.
"Sudah jelas, bagaimana mungkin aku mati hanya karna pengkhianatan itu?", jawab Evan sambil tersenyum mengejek kepada Kai, ia masih bersantai sembari mengisap rokoknya yang masih setengah batang meskipun Kai sudah siap bertarung.
"Kembalikan apa yang kau curi dari pasar gelap, Kai", Evan bicara lagi, ia menjatuhkan batang rokok dan menginjaknya, lalu ia mengambil tombak runcing yang tersandar kokoh di dinding.
∆∆∆
Aron bersandar di dinding karena kelelahan, nafasnya berat karena terus berlari sedari tadi untuk mencari Raia. Tapi, waktu istirahatnya hanya sebentar saja, kini dirinya dihampiri oleh sosok berjubah hitam lagi, sudah jelas orang ini juga berasal dari pasar gelap.
"Argentum Lunae, kan? Pedang yang nilainya sangat besar dipasar gelap, beberapa tahun lalu aku mencarinya karena membutuhkan uang dan ternyata pedang itu ada pada seorang bocah? Ini membuat emosiku memuncak", ucap sosok berjubah itu, menaiki anak tangga satu persatu dan membuka tudung jubahnya. Seorang wanita berambut biru malam diatas bahu dengan mata berwarna hitam, orang yang menghampiri Aron karena perasaan marahnya
"Huh? Apa-apaan kau ini... Datang secara tiba-tiba dan marah padaku, apa kau tak tahu sopan santun?", ucap Aron, meski ucapannya terdengar lucu tapi wajahnya sekarang sangat serius, mata merah menyala menatap tajam ke arah wanita itu.
"Kau berbicara tentang sopan santun? Bahkan ketika memakai pedang curian itu? Jangan bercanda bocah sialan! Aku Katrina Furiscia, ingat nama itu untuk mengenangku saat mati nanti", jawab Katrina, emosinya semakin memuncak, terpampang senyuman jahat ketika ia memperkenalkan dirinya.
Aron tersentak kaget ketika mendengar kalimat "Pedang curian", ekspresinya semakin menyakinkan kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh Aron. Dengan cepat ia menyingkirkan pikiran itu dan mengambil pedang Argentum Lunae yang tergelerak diatas meja.
"Jika akhirnya nanti kau yang ke neraka, jangan lupakan Argentum Lunae, ya?", Aron memancing emosinya agar semakin memuncak dan melampaui batasannya, ini adalah rencananya agar wanita bernama Katrina ini tak bisa fokus dalam pertarungannya nanti.
Para pembunuh bayaran yang biasa atau lemah, setelah banyak orang kuat bermunculan, mereka seperti ikan yang sudah tak ingin lagi muncul ke permukaan, ini seakan sudah menjadi rencana seseorang agar mencaritahu seberapa banyak orang kuat di Akademi ini hingga akhirnya sekarang beberapa orang kuat dari pembunuh bayaran dari pasar gelap mulai bermunculan. Siapakah gerangan yang berada dibalik skema lancar ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrydia
Fantasia[Ada Illustrasi] Raia Astrydia sang penyihir legendaris yang konon mampu menundukkan dunia atas dan bawah, tiba-tiba menghilang 500 tahun yang lalu setelah menyerang kerajaan di dunia bawah. Hingga kini, tak ada yang tahu pasti nasib Raia. 500 tahun...