Chapter 15
Perancang Rencana tak Masuk Akal
Raia berdiri setelah cukup lama bersender pada dinding, tulang belakangnya terasa membeku. Ia melakukan peregangan pada kedua lengannya, kemudian berjalan menuruni anak tangga satu persatu. Raia mengangkat lengan kanannya, ingin melihat apakah retakan sebelumnya telah menghilang atau tidak.
Ternyata retakan yang terdapat pada lengan kanannya sudah menghilang, tak meninggalkan bekas sedikitpun. Sihir penyembuhan dari Lily ternyata sangat luar biasa, gunam Raia sambil tersenyum, ia membayangkan wadah gadis rupawan itu ketika wajahnya merah merona.
Raia sadar akan pemikiran ini, mengenai rasa ketertarikannya pada seorang manusia, pada masa lalu dirinya tak pernah sesekali disinggahi perasaan seperti ini, ia hanya mengenal pertarungan, pengkhianatan dan kekuatan, selain tiga hal itu menurutnya jauh dari kata penting.
Raia Astrydia adalah sosok berdarah dingin, wajahnya seolah-olah tak memiliki ekspresi ketika dirinya menjadi yang terkuat pada masa itu. Kebosanan menghantui tiap detiknya, rasa jenuh dan tak nyaman juga begitu. Dirinya ingin mencari sebuah ketenangan yang belum ia capai sampai sekarang.
Kini, Raia nampak sangat jauh berbeda, ia adalah seseorang yang memiliki perasaan manusiawi, bukan lagi sebagai sosok yang dikenal dengan nama Astrydia. Walaupun begitu, ia masih terikat bersama sifat angkuh dan percaya diri yang sangat tinggi, menganggap kalau dirinya adalah penyihir terkuat dan itulah kenyataannya.
Tubuhnya sekarang sudah kembali seperti semula, ia belajar dari pengalaman sebelumnya agar tak terlalu menimpa tubuh Noah dengan energi sihir dashyat miliknya sendiri.
Rambut yang semakin putih bagai salju dimusim dingin dan mata sebiru langit, memudarkan sosok pemilik tubuh asli. Raga ini telah menjadi milik Raia sepenuhnya.
Raia membuka pintu kelas, keluar dan tiba dilorong yang sangat amat sepi, pecahan kaca berserakan, kayu dari meja dan kursi berhamburan dilantai. Pertarungan dashyat dari beberapa orang mengakibatnya kerusakan parah pada Akademi Aredia.
Tujuan utama Raia sekarang untuk menyelamatkan Lily agar bisa terbebas dari kekangan pasar gelap dan mencari tahu siapa anak yang bernama Kimberly. Sosok misterius tersebut membuat Raia digelayuti rasa penasaran tinggi, ia ingin tahu murid mana yang bisa melawan Argon secara langsung dan di akui olehnya juga.
Raia berjalan dalam lorong sepi yang sudah mulai menggelap akibat hari bertukar menjadi malam. Benar-benar berantakan bagaikan sebuah gedung tak ter urus selama puluhan tahun. Ia berniat mencari Kai dan Aron terlebih dahulu, melewati lorong kelas tanpa pencahayaan.
∆∆∆
Disebuah ruangan bawah tanah gelap gulita, terdengar suara rantai, berasal dari sebuah sel penjara yang terdapat dibagian paling ujung. Seorang pria paruh baya berjenggot tipis melewati lorong penjara itu dengan secuil api di jari telunjuk lengan kanannya.
Ekspresi ketakutan tergambar jelas diwajah pria paruh baya tersebut, ia selalu melihat ke kanan, kiri, depan dan belakang setiap ia menapakkan kaki. Pria itu sangat waspada seolah-olah dirinya di dalam hutan lebat penuh hewan buas.
Karena pencahayaan yang tak fokus pada satu titik, dirinya menabrak jeruji besi pada sel paling ujung. Sel tahanan yang mengeluarkan bunyi rantai sebelumnya. Tabrakan antara kepala pria itu dan jeruji besi membuat suara nyaring dan menggema, membangunkan beberapa tahanan yang sedang tidur.
Tubuhnya bergetar hebat, merasakan banyak mata menatap ke arahnya dari balik kegelapan. Ia menjauh dari sel yang sebelumnya ia tabrak, mundur beberapa ke belakang. Tiba-tiba sepasang tangan berotot memegang kepala pria itu, dalam sekali gerakan kedua tangan berotot tersebut memutar kepala sang pria hingga membuat lehernya patah dan kehilangan nyawa seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrydia
FantasyRaia Astrydia sang penyihir legendaris yang konon mampu menundukkan dunia atas dan bawah, tiba-tiba menghilang 500 tahun yang lalu setelah menyerang kerajaan di dunia bawah. Hingga kini, tak ada yang tahu pasti nasib Raia. 500 tahun kemudian, seoran...