"Sachi, Sotha, ini uang sakunya ... Ibu tinggalkan di meja, karena Ibu harus segera berangkat." Teriakan yang sangat ia rindukan itu berhasil menyelinap masuk ke telinganya.
Ketika seluruh kesadaran berhasil terlekat, matanya memindai sekujur tubuhnya yang telah mengenakan seragam musim gugur. Entah mereka terdampar di pusaran waktu mana, yang jelas ini mengacu pada rencana Sotha.
Tak ingin kehilangan jejak Ibunya, gegas kakinya ia dorong ke luar kamarnya. Rupanya, mereka tak menempati rumah Ayah tirinya, melainkan kediaman orang tuanya sebelum ditinggalkan dan dibiarkan kosong sebelum Ibunya memutuskan untuk menikah bersama Ryuichi Koji.
"Ibu ...," pekiknya girang, kala ia telah sampai di bagian depan rumah tahu-tahu Sotha telah memeluk Ibunya lebih awal.
Bahkan Sakamoto Seira sempat kebingungan melihat tingkah dua anak itu yang menerjang membabi buta ke arahnya seakan waktu telah memisahkan ribuan tahun lamanya.
"Sotha, minggir!" perintahnya sambil menarik keras lengan anak itu supaya melepaskan rangkulan erat pada Ibunya, demi menempatkan dirinya didekapan Ibunya untuk melepaskan kerinduan yang tertahan.
"Enak saja, aku yang lebih dulu. Onee-chan saja yang minggir," sangkalnya sama sekali tak berkutik dan justru semakin merapatkan rangkulannya, hingga membuat Ibunya kesulitan bernapas.
Tak ingin kalah, gadis itu tetap mendaratkan kedua lengannya melingkari tubuh Ibunya, "Ibu, aku benar-benar merindukan Ibu," gumam gadis itu setelah berhasil mendekap penuh perasaan ke tubuh yang sebulan ini tak mampu ia temukan keberadaannya. Pun mengisap aroma khas Ibunya yang tak terjamah penciumannya.
"Kalian ini kenapa, setiap hari 'kan kita bertemu." Tanpa terlepas dari nada heran, matanya memandang bergiliran kedua anaknya, di antara rasa sesak yang melingkupi. Diam-diam tenaga dua anak itu cukup besar.
"Benar," sahut Sotha tak mau kalah. "Tapi boleh 'kan memeluk seperti ini setiap hari."
Sachi pun meleraikan diri dari Ibunya, dan mengacak-acak rambut Sotha yang di usia itu nampak cukup imut walau tinggi badannya telah melebihi dirinya. Rasanya cukup lucu melihat adiknya dengan penampilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Light
RomanceDia rela mengorbankan hidupnya, untuk mengubah masa lalu ibunya. Dia rela terhapus memorinya, untuk menyelamatkan adiknya. *** Kecelakaan tragis di hari pernikahan yang menewaskan Ibu dan Calon Pendamping Hidupnya, membuat gadis itu dan adiknya te...