CHAPTER 27 - SECOND CHOICE

62 12 123
                                    

Sebetulnya, Sachi tak mampu menelusuri, sejauh dan separah apa pertikaian dengan Ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebetulnya, Sachi tak mampu menelusuri, sejauh dan separah apa pertikaian dengan Ibunya. Selain beberapa petunjuk yang ditampilkan ibunya sewaktu ia mengarungi masa lampau. Termasuk aura memaki yang kuat di tiga bulan yang lalu.

Omong-omong, bisa tidak ia menganggap bahwa hubungan dengan ibunya selangkah lebih maju? Setelah kemarin malam Seira memintanya pulang ke rumah untuk beristirahat, tanpa terselip nada membentak. Justru tersimpan perhatian yang mati-matian disamarkan.

Bisa jadi itu lambang perdamaian, karena pantang bagi ibunya untuk minta maaf duluan. Kecuali di pusaran waktu lain, setelah timbul tragedi yang mengetuk hati dan menggetarkan jiwa.

Sore itu di waktu lenggangnya, Sachi menyadari, dunia tetap berjalan sesuai dengan takdir yang tertera. Biarpun hanya Hiro dan ia yang mengetahui perubahan garis takdir yang ada.

Bahkan Ibunya dan Katagiri Akira pun tak akan pernah menyadari bahwa mereka pernah tewas mengenaskan diingatannya. Nyatanya menyimpan segala memori yang tak semestinya diingat, juga menyumbang beban besar dipundaknya.

"Zoe-san, bagaimana dengan tekstur ini?" Suara Takeru Yoshino menyela bersamaan dengan sodoran piring mungil sepotong sponge cake vanilla.

Rupanya, project produk baru yang ia dan Takeru ciptakan di hari sebelum terjadinya peralihan takdir pun terus berlanjut. Seakan tak ada perubahan besar di dunia mereka, karena lagi-lagi meraka tak menyadari.

"Hm, aromanya enak," komentarnya sebelum menusukkan garpunya dan mengunyah perlahan. Terbitlah senyum yang dinanti para karyawan hari ini. Agak heran sebuah tanya terlontar, "Apa ini benar-benar sponge cake?"

Takeru mengangguk bersemangat. "Benar, itu sponge cake dengan sedikit modifikasi resep."

"Woah, Takeru! Sungguh kukira ini chiffon cake!" ungkapnya girang, yang rupanya mampu mengusir sejenak sesak di dada. Disuapkanlah sisa potongan cake, "Dari yang sebelumnya kita buat, tekstur yang ini lebih ringan dan airy, serta lebih lembut."

"Benar kurasa juga seperti itu."

Kesenangan singkat di antara hal-hal menyedihkan mendorongnya bertepuk tangan antusias. "Kita bisa pakai resep ini!" putusnya.

"Benarkah?"

Zoe Sachi mengangguk mantab dengan senyum yang masih bertahan. "Mungkin beberapa orang akan mengira produk ini chiffon cake. Tapi keuntungannya adalah bahan yang digunakan tidak semahal bahan untuk chiffon cake. Lalu dari segi cara pembuatannya tak sesulit chiffon cake. Baguslah kita bisa menghemat biaya bahan baku dan produksi, namun bisa menghasilkan senilai produk yang lebih mahal," komentar Sachi puas.

Rupanya Takeru juga dirambati oleh binar cerah yang selaras dengan milik Sachi. "Wah. benar sekali," sambutnya antusias. "Baiklah kita akan menggunakan resep ini sebagai strawberry cheese tart."

One More LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang