Jika level kekacauan memiliki tolak ukur secara pasti, maka kacau yang didera Zoe Sachi mendapatkan nilai 8 dari 10. Pasalnya belum sanggup menghadirkan ketenangan yang ia butuhkan, gadis itu lebih memilih menyendiri di ruang pribadi di patissiere setelah toko itu tutup, dan hanya meninggalkan dirinya.
Tak lupa, ponselnya ia matikan setelah mengabari Sotha ketika diputuskannya untuk tak pulang ke rumah malam ini.
Biarpun ia selalu berlagak tangguh di depan orang lain, tapi ketika di suatu tempat sendirian, mana sanggup ancaman air mata ia tahan.
Tepat jam sebelas malam, suara pintu belakang yang terbuka mengetuk pendengarannya di antara kesadaran Sachi yang nyaris terenggut separuhnya. Gadis itu memaksakan mendorong kakinya tuk menapaki anak tangga dengan langkah sempoyongan setelah menandaskan satu botol sake sendirian. Tinggal menunggu waktu saja ia tumbang dan baru sadar esok harinya.
Sempat terbentuk ketakutan tersendiri akan kedatangan seorang perampok yang hendak membobol patisserie-nya. Namun, ketakutannya kembali tertelan ketika yang muncul dari serambi dapur adalah adiknya.
"Onee-chan, mengapa tak pulang?"
Berdiri secara tegak saja rasanya Sachi tak mampu, dan sekarang ia dijejali pertanyaan yang menurut otaknya cukup rumit.
Rupanya pesan singkat yang dikirimkan Sachi beberapa jam yang lalu tak mampu melenyapkan penasaran akibat tingkah janggal kakaknya, mau tak mau ia pun datang ke patisserie walau tak diharapkan.
Sachi mendengus keras, dilanjutkan mendaratkan pinggulnya pada kursi terdekat ketika rasanya keseimbangan sulit sekali diraih, tak ingin juga ia jatuh konyol, "Aku hanya ingin menginap di tempat ini, supaya besok tak terlambat."
Alis Sotha meninggi sebelah, nyatanya meski Sachi tinggal di Shinjuku, ia pun selalu datang tepat waktu. Sempat teringat informasi yang di kelakarkan oleh Takeru Yoshino, mengenai kakaknya yang mendadak memasang wajah datar penuh kebisuan setelah kedatangan seorang wanita.
"Omong kosong!" dengus Sotha, rongga hidungnya dipenuhi oleh aroma sake yang cukup pekat dari Sachi. "Siapa yang membuat Onee-chan sekacau ini, aku akan berbicara kepadanya."
Sachi pun mengibas-ngibaskan tangannya, "Kau ini berbicara apa?" Butuh usaha keras baginya supaya kelopak matanya tak terkatup rapat, entah karena jam tidurnya telah datang, atau pengaruh cairan alkohol yang telah meresap ke syaraf-syarafnya.
"Onee-chan, aku akan bertanya pada Takeru jika tak segera diberitahu," desak Sotha tak terima kekacauan yang diberikan orang itu terhadap kakaknya. Jari-jarinya pun telah menjatuhkan sentuhan pada tombol-tombol virtual ponselnya.
Sachi menggeleng lemah, "Tak perlu Sotha, aku bisa mengatasinya sendiri," cegahnya.
"Baik, aku akan menghubungi Takeru," tukasnya sambil membuktikan bahwa omongannya bukanlah ancaman semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Light
RomansaDia rela mengorbankan hidupnya, untuk mengubah masa lalu ibunya. Dia rela terhapus memorinya, untuk menyelamatkan adiknya. *** Kecelakaan tragis di hari pernikahan yang menewaskan Ibu dan Calon Pendamping Hidupnya, membuat gadis itu dan adiknya te...