Sesuai dengan rencana yang dirundingkan mereka bertiga hingga sangat larut. Telah ditentukan waktu pendaratan di pusaran waktu lain, yaitu sebulan sebelum tanggal pernikahan Zoe Sachi dan Akira.
Sotha lah yang mengusulkan, pun mengatur penuh waktu pendaratan itu, meskipun tak ada alasan mendetail yang diungkap walau kedua orang itu cukup bertanya-tanya kaitan antara waktu dan takdir yang semestinya diubah, seakan mereka berdua dibiarkan bertanya-tanya.
Entah karena ia terhubung pada mahluk tak kasat mata itu atau memang Akira pernah mengatakan sesuatu kepadanya, dan dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai takdir mana yang semestinya diubah. Berdasarkan pengalaman di mana Sotha sepertinya mengetahui lebih banyak dari Sachi, maupun Hiro. Pada akhirnya kedua orang itu memercayakan sepenuhnya.
Sore itu, Hiro masih menempatkan dirinya di teras belakang rumah orang tuanya di Shinjuku, ketika Sotha memutuskan untuk duduk di sampingnya. Sebenarnya sebulan sebelum pernikahan Sachi tiba, ia masih ditempatkan di cabang firma hukum Kyoto. Berhubung sekarang akhir pekan, laki-laki itu memang terkadang menyempatkan untuk pulang ke Tokyo.
Maka dari itu ketika matanya terbuka setelah melewati lorong waktu super terang yang cahayanya dapat menyakiti iris mata, ia menemukan dirinya di kamar rumah orang tuanya.
Karena ibu tirinya masih hidup, di dapur pun terdengar cukup gaduh hanya karena ada dua wanita yang sedang menyibukkan diri di sana. Sakamoto Seira, dan Sachi. Sedangkan Ayahnya menonton televisi sambil menunggu makan malam disiapkan.
Terkadang, cukup aneh mendapati kenyataan menyenangkan ini, di saat selepas ibu tirinya meninggal, keheningan yang mencekam memudarkan atsmofer hangat yang semula mengisi. Yang ada terkadang hanya suara perdebatan antara Sachi, dan Sotha.
Atau sama sekali tak ada tanda-tanda kehidupan ketika Sotha seringkali memilih mengurung diri di kamarnya, Sachi menyibukkan diri di luar rumah, atau ayahnya juga menyendiri di suatu tempat bagian rumah.
Satu hal yang semestinya mereka pegang adalah berusaha nampak senormal mungkin dalam bersikap demi tak menimbulkan kecurigaan yang mampu dideteksi oleh Ayah maupun Ibunya.
"Jadi mengapa kau meminta kami mendarat di waktu ini?" Akhirnya Hiro memiliki kesempatan untuk bertanya, dan berharap rasa penasaran yang berada di ambang batas terjawab.
Sotha dan Hiro menyentak kepalanya ke belakang secara persamaan, ke arah pintu penghubung antara teras dan bagian dalam rumah, ketika terdengar bunyi benda terjatuh yang amat dekat dari posisi mereka.
Namun, tak ditemukan apa pun di sana. Pikir Sotha, mungkin itu ulah si Anjing gaib itu, karena sekarang bertepatan dengan senja. Mengingat, di waktu senja memang keberadaannya nampak lebih nyata ketimbang di waktu-waktu lainnya.
Dilirihkannya suara itu supaya tak mengalir ke dalam rumah. Biarpun sebelumnya Sotha telah memastikan hanya mereka berdua yang ada di teras belakang rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Light
RomanceDia rela mengorbankan hidupnya, untuk mengubah masa lalu ibunya. Dia rela terhapus memorinya, untuk menyelamatkan adiknya. *** Kecelakaan tragis di hari pernikahan yang menewaskan Ibu dan Calon Pendamping Hidupnya, membuat gadis itu dan adiknya te...