1. Dasar Sampah

1.4K 93 9
                                    

Influencer Sekaligus Putri Bungsu Wijaya Group Berselingkuh Dengan Jackie!

Heboh Lily Wijaya Selingkuh Dengan Anggota Band BlueSky. Netizen: Dasar cewek sampah!

Fakta Menarik Lily Wijaya Yang Dikabarkan Berselingkuh Dengan Jackie BlueSky!

“Brengsek!” umpat Lily. Wanita yang kini sedang menjadi topik utama di seluruh negeri, menjadi headline semua media ternama sejak pagi tadi. “Berita yang nggak masuk akal banget.”

“Tapi, itu nggak bener kan Ly?” Aurel yang berdiri di sebelah ranjang Lily bertanya canggung. Masih banyak project yang mereka kerjakan saat ini dan brand yang bekerjasama dengan Lily sudah menghubungi Aurel sejak tadi. Mempertanyakan kebenaran terkait berita yang gempar saat ini.

“Kagak lah. Menurut lo gue cewek apaan, meskipun selingkuh juga nggak bakalan gue sama bocah ingusan begitu.” Lily kembali merebahkan tubuhnya ke ranjang.

Wajahnya memerah karena kesal, juga cemas dengan apa yang akan terjadi.
Masalah rumor tak berdasar seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi. Sebagai content creator yang sudah memiliki nama, wajar kalau Lily menjadi pusat perhatian dengan apapun yang dia lakukan.

Lagian, siapa sih Jackie yang dimaksud? Perasaan, Lily tak kenal satu pun member BlueSky.

Aurel mengangguk, lalu duduk di sebelah Lily. “Iya, sih. Kalau bener juga pasti suami lo bakalan beresin masalah ini.”

Suami?

Lily kembali duduk tegak. Teringat dengan seseorang.

Wait, ini jam berapa?” Lily melihat jam di pergelangan tangan Aurel. “Jam 10. Itu berita dirilisnya kapan?”

“Tadi pagi, jam 7 an. Kenapa?”

“Aneh.” Lily menyugar rambut pendeknya, lalu meraih ponsel di atas nakas.

0 notifikasi.

Sungguh aneh.

Ia berasal dari keluarga konglomerat yang satu rumor saja bisa bikin saham turun dan membuat citra perusahaan anjlok. Biasanya juga selain berita prestasi pasti akan langsung di take down oleh perusahaannya. Namun sekarang? Sudah berlalu 3 jam tapi tidak ada tindakan apapun?

Aurel yang baru sadar juga langsung kaget. “Kok bisa ya beritanya nggak di take down gini? Biasanya belum juga setengah jam bakalan diurus sama suami lo kalau beritanya jelek nggak, sih?”

“Gue juga engga tau. Biasanya dia juga nanya dan sarkas sih kalau gue ada masalah tapi sekarang malah nggak ada notifikasi apapun.”

Lily menyibak selimutnya, bergegas menuju kamar lain yang berhadapan dengan kamarnya. Kosong.

Shit! Gue lupa dia lagi ada dinas di Jepang.”

“Karena itu kali ya dia nggak ngurus berita ini dengan cepat.” Aurel menyahut. “Apa kita klarifikasi dulu aja lewat Insta Story?”

“Ngapain kalian di depan pintu kamar orang?”

Suara bariton yang khas tiba-tiba terdengar dari belakang mereka. Membuat kedua wanita itu tersentak kaget.

“Gavriell?” Lily menatap tak percaya pria berambut hitam itu. “Lo udah balik dari Jepang? Kapan?”

Gavriell menyesap kopi di tangannya sebelum memberikan jawaban. “Semalam.”

“Kok nggak ngasih kabar ke gue, sih?” sahut Lily tak terima.

“Ngapain? Emang kita sedekat itu buat ngasih kabar?” balas Gavriell sarkas. Ia berjalan melewati Lily dan Aurel untuk masuk ke dalam kamar.

Seakan sadar dengan sesuatu, Lily langsung menyusul Gavriell. Menahan tangan lelaki itu yang hendak melepas kaos. Ingin berganti pakaian dan pergi bekerja adalah rencana dari si lelaki, namun sepertinya Lily masih ingin diladeni.

Jadi, Gavriell menatap datar istrinya. “Kamu mau apa lagi? Ini masih pagi jangan ngajak ribut. Jangan sampai mood kerja aku rusak.”

“Kenapa elo diem aja?” Lily mengabaikan kalimat peringatan Gavriell. “Gue tanya, kenapa lo diem aja?”

“What do you mean?” tanya Gavriell polos.

Lily berdecak frustasi. “Nggak mungkin elo nggak tahu, Gavriell. Elo pasti tahu mengenai berita gue yang booming sejak pagi tadi.”

“Oh, itu.” Gavriell menggaruk alis. “Kamu bisa kan menyelesaikan masalahmu sendiri?”

Lily membuka bibirnya kaget. Tak percaya dengan respon yang dia dapat dari sang suami. “Oh? Just oh?”

Gavriell diam, tak membalas lagi. Membiarkan Lily menatap dirinya dengan wajah bingung.

Gavriell tidak bodoh dan dia tipe pria yang peka. Tentu saja dia paham maksud tatapan istrinya. Hanya saja, saat ini Gavriell memilih diam.

“Gav! Lo gila, ya? Lo habis kebentur di Jepang atau gimana, hah?” Lily menghela napas jengkel. Di raihnya kopi hitam Gavriell di atas meja, lalu dia minum sampai habis tak tersisa. “Sialan, pahit banget.”

Masih dengan mengabaikan Lily, Gavriell melepas kaos oblong yang dia kenakan. Mengganti dengan kemeja putih lalu mulai  mengancing dengan tenang.

“Sebelum aku ke Jepang dua minggu lalu, kamu bilang aku nggak boleh ikut campur masalah kamu lagi.”

Lily memiringkan kepala. Apa iya dia mengatakan hal seperti itu sebelumnya?

“Waktu aku negur karena kamu bilang mau punya pacar, kamu bilang aku nggak usah ngurusin segala hal tentang kamu lagi.” Selesai dengan kemeja, Gavriell meraih dasi berwarna hitam, memakainya dengan rapi hanya dalam hitungan detik.
“Jadi, kenapa kamu marah sekarang?”

Suara tenang dan kalem milik Gavriel malah membuat Lily salah tingkah, malu, sekaligus kesal. Ia saja sudah lupa dengan pertengkaran mereka sebelum kepergian Gavriell ke Jepang, tapi Gavriell malah menganggapnya dengan serius.

“Gav, itu kan karena lo...” Lily menatap Gavriell gusar. Malu dan gengsi untuk sekedar bilang itu karena emosi.  “Nevermind. Pokoknya kalau sampai Papa marah karena masalah ini gue nggak mau kena.”

“Aku sudah bilang sama Papa kalau kamu tidak mau diurus lagi sama aku.”

“Lo sinting ya? Mau gue mati apa gimana, hah?” Lily meninju pelan dada Gavriell yang keras. “Papa sama kakek gue bisa ngamuk besar.”

Gavriell mengangkat bahu tak peduli. “Makanya kalau nggak mau aku urus, paling nggak kamu usaha supaya nggak diciduk wartawan. Masa nggak ada kapoknya sama berita miring selama ini.”

“Oh, atau kamu emang selama ini nggak sadar kesalahan karena aku selalu menyelesaikan masalah kamu diam-diam ya?”

“Anjing ya lo,” umpat Lily geram. Ia menggigit bibir bawahnya dengan tatapan sengit. “Emang paling bener dulu  gue kabur aja waktu mau dinikahin sama laki modelan lo.”

Lily melangkah keluar dari kamar Gavriell dengan tak sabar. Saat sampai pintu, ia berhenti. Menatap foto pernikahan mereka di atas meja sejenak, lalu membantingnya ke lantai.

“Dasar sampah!”

Sayang, Ini Yang Dinamakan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang