Happy Eid Mubarak, yaaa ✨
Mohon maaf lahir batin
*
*
*Justin sontak melepaskan genggamannya dari Lily. Masih ada sisa kewarasan yang membuatnya tak berani mengganggu lebih jauh. Membuat kegaduhan dengan melawan Gavriell bukan lah pilihan yang bagus.
"Oke."
"Say sorry," balas Gavriell datar. "Anda menyentuh tangan istri orang lain tanpa izin."
Justin tercengang beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk mengerti. "Ah, iya. Maafkan saya."
Lily yang berada di tengah-tengah adegan tersebut mendesah lega. Pandangan matanya bertemu dengan netra milik Gavriell yang dingin dan tajam.
Melihat Justin yang langsung diam membisu, Lily pikir dia tidak akan lagi mengganggu. Jadi Lily berniat kembali ke tempat duduk.
"Kamu duduk di sini." Gavriell menarik tangan istrinya, meminta mereka untuk tukar tempat duduk. "Kamu nggak boleh dekat-dekat sama lalat."
Justin yang mendengar langsung menggigit bibir bawah. Sadar kalau sindiran itu mengarah padanya. Beruntung tidak ada orang yang memperhatikan mereka, ia jadi tidak merasa terlalu malu.
Lily patuh. Dengan menahan senyum yang siap mengembang, dia duduk di tempat Gavriell. "Lo cemburu?" tanyanya dengan berbisik.
Si suami tentu mendengar dengan jelas. Hanya saja dia memilih diam. Menjawab Lily hanya akan berakhir buruk baginya.
***
Lily bolak-balik mencuri pandang pada Gavriell yang menyetir di sebelahnya. Ada yang ingin dia tanyakan tapi Gavriell sepertinya tidak berniat berbicara dengannya.
Di awal pernikahan, Gavriell yang lebih sering mengajak Lily mengobrol. Gavriell yang secara aktif mendekat sementara Lily aktif menjauh.
Namun, sekarang keadaan bebalik.
Gavriell benar-benar berubah menjadi sangat dingin.
Bahkan ketika mereka sudah sampai rumah pun, Gavriell masih belum mengeluarkan suara.
Lily yang memang tidak tahan dengan suasana awkward jadi jengkel.
"Gav?"
Gavriell yang sudah menaiki tangga menoleh, mengangkat alis, menunggu Lily mengatakan apa yang dia mau.
Kerutan tidak suka muncul di dahi Lily. Ia benci saat orang lain mengabaikan dia begini.
"Jangan diam gitu," katanya ketus. "Muka lo makin nyebelin."
Gavriell berdecak. "Engga usah dilihat."
"Engga bisa lah, kita satu rumah gini."
Gavriell menghela napas pendek. Ia memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana sebelum bicara, "Aku gini salah, gitu salah. Mau kamu gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang, Ini Yang Dinamakan Cinta
Ficción General18+ | Marriage Life | Mature Content Hubungan pernikahan yang dipaksa memang tak mungkin berjalan mulus. Pertengkaran akibat rasa tidak suka jelas terjadi setiap harinya. Begitu juga dengan hubungan Gavriell dan Lily. Satunya berniat untuk cerai, sa...